Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Bongkrek, Tempe Khas Banyumas yang Picu Keracunan Massal di Zaman Belanda

Mengenal Bongkrek, Tempe Khas Banyumas yang Picu Keracunan Massal di Zaman Belanda Ilustrasi Tempe Bongkrek. ©2021 dapoerlys.blogspot.com/Merdeka.com

Merdeka.com - Saat depresi ekonomi melanda pada tahun 1931 hingga 1937, banyak kalangan masyarakat di Hindia Belanda yang tak bisa makan. Hal ini membuat mereka memutar otak untuk membuat makanan alternatif, salah satunya tempe bongkrek.

Dikatakan dalam novelAhmad Tohari berjudul Ronggeng Dukuh Paruk, tahun 1982. Tempe bongkrek menjadi nama yang tak asing sebagai makanan khas di wilayah karesidenan Banyumas, Jawa Tengah.

Saat itu banyak warga di sana yang mengatasi krisis dengan memproduksi makanan tersebut. Namun saat itu perajin tempe bongkrek hanya membuat dengan cara seadanya, hingga menimbulkan keracunan dan kematian massal.

"Per tahun, tempe bongkrek beracun menyebabkan 10–12 orang meninggal. Hanya sedikit yang selamat,” tulis William Shurtleff dan Akiki Aoyagi dalam History of Tempeh, a Fermented Soyfood From Indonesiamengutip Youtube Amemoar, Sabtu (17/7)

Berikut kisah selengkapnya soal tempe bongkrek yang melegenda sekaligus berbahaya.

Kematian Diduga Oleh Bakteri Hasil Fermentasi Tempe Bongkrek

ilustrasi tempe bongkrek©2021 Youtube Amemoar/Merdeka.com

Sejak ramainya kasus kematian akibat tempe bongkrek, banyak kalangan peneliti di Hindia Belanda yang tertarik mendalami kandungan tempe berwarna putih kehitaman tersebut, seperti W.K. Mertens dan A.G. van Veen dari Eijkman Institute di Batavia.

Di tahun 1930, keduanya berupaya mengungkap penyebab kematian usai dua puluh jam mengkonsumsi tempe yang terbuat dari bungkil kelapa itu. Akhirnya, mereka menemukan dua unsur yang diduga menjadi pemicu keracunan sampai meninggal yakni Pseudomonas cocovenenans (bakteri penghasil asam bongkrek) dan toksoflavin.

“Permulaan penyakit terjadi dalam beberapa jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi dan kematian dapat terjadi hanya dalam waktu 20 jam,” ungkap J. David Owens dalam Indigenous Fermented Foods of Southeast Asia.

Sebabkan 7000 Orang Keracunan Massal

Berdasarkan catatan sejarah, keracunan massal warga tercatat mengalami peningkatan sejak pertama kali tempe bongkrek diproduksi pada 1895. Di tahun berikutnya, tempe tersebut pun dijadikan makanan favorit mengingat cita rasanya yang enak dan murah hingga era 1930 an.

Sejak tingginya permintaan itu, kemudian warga Banyumas mulai banyak memproduksi tempe tersebut dengan minim pengetahuan. Tempe bongkrek pun langsung menjadi makanan pokok, hingga kasus keracunan meningkat setidaknya sampai tahun 1951 hingga 1975 sebanyak 7.200 orang.

Dalam “Bongkrek food poisoning in Java” karya Arbianto Purwo, disebutkan rekor kematian tertinggi terjadi di tahun tersebut di mana kasus kematian mencapai 850 orang.

Usai terjadi peningkatan korban, pada tahun 1977 keracunan tempe bongkrek dilaporkan menurun menjadi 400 kasus, dengan 70 warga dilaporkan meninggal dunia.

Berdasarkan catatan sejarah, keracunan massal warga tercatat mengalami peningkatan sejak pertama kali tempe bongkrek diproduksi tahun 1895 hingga dijadikan makanan favorit bercita rasa enak sampai era 1930 an.

Sejak itu mulai banyak warga di wilayah Banyumas yang memproduksi bongkrek dengan minim pengetahuan, hingga kasus keracunan kian meningkat setidaknya sampai tahun 1951 hingga 1975 tercatat sebanyak 7.200 orang.

Dalam “Bongkrek food poisoning in Java” karya Arbianto Purwo, disebutkan rekor kematian tertinggi terjadi di tahun tersebut di mana kasus kematian mencapai 850 orang.

Usai terjadi peningkatan korban, di 1977 keracunan tempe bongkrek dilaporkan menurun menjadi 400 kasus, dengan 70 warga dilaporkan meninggal dunia.

Favorit Warga Banyumas hingga Sekarang

Melansir laman youtube Trans7 Official, tempe bongkrek sejak dulu sampai sekarang masih menjadi primadona bagi sebagai warga di Banyumas, terlebih Cilacap, Jawa Tengah.

Harga tempe bongkrek yang terbilang murah, dengan cita rasa gurih membuatnya kerap diburu hingga dijadikan masakan khas di sana. Biasanya warga Cilacap mengolahnya dengan cara ditumis, bersama petai hingga udang.

Kendati demikian, jika dibuat dan diolah dengan cara baik maka tempe tersebut tidak berbahaya bagi tubuh dan bisa meningkatkan nilai gizi usai dicampur beberapa bahan. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Keracunan Massal di Tulungagung, Satu Warga Meninggal Usai Makan Nasi Berkat Hajatan
Keracunan Massal di Tulungagung, Satu Warga Meninggal Usai Makan Nasi Berkat Hajatan

Korban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal di Garut dan Tasikmalaya, 2 Orang Meninggal dan Belasan Dirawat
Keracunan Massal di Garut dan Tasikmalaya, 2 Orang Meninggal dan Belasan Dirawat

Korban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.

Baca Selengkapnya
Menu Perjuangan Propaganda Jepang Bikin Rakyat Kelaparan dan Kurang Gizi
Menu Perjuangan Propaganda Jepang Bikin Rakyat Kelaparan dan Kurang Gizi

Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.

Baca Selengkapnya
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal
Pilunya Wabah Malaria di Cirebon, Terjadi Selama 27 Tahun dan Sebabkan 2.000 Orang Meninggal

Warga Eropa dan pribumi banyak yang menjadi korban keganasan nyamuk malaria.

Baca Selengkapnya
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas
Keracunan Massal Gara-Gara Santap Daging Babi Sakit, Satu Tewas

Babi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.

Baca Selengkapnya
Puluhan Orang Mual, Pusing & Muntah Usai Santap Nasi Hajatan, Ternyata Karena Hal Ini
Puluhan Orang Mual, Pusing & Muntah Usai Santap Nasi Hajatan, Ternyata Karena Hal Ini

Usai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.

Baca Selengkapnya
Kronologi Puluhan Warga di Lumajang Diduga Keracunan Ketan Koro Usai Pengajian
Kronologi Puluhan Warga di Lumajang Diduga Keracunan Ketan Koro Usai Pengajian

Puluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul
Mengenal Tradisi Brandu, Biang Kerok di Balik Penyebaran Antraks di Gunungkidul

Saat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.

Baca Selengkapnya
Korban Keracunan Makanan di Desa Sekarwangi Sukabumi Bertambah jadi 132 Orang
Korban Keracunan Makanan di Desa Sekarwangi Sukabumi Bertambah jadi 132 Orang

Para korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Nasi Templek Sambal Cos, Kuliner Warga Pedalaman Bojonegoro Siasati Krisis Pangan Zaman Penjajah
Mencicipi Nasi Templek Sambal Cos, Kuliner Warga Pedalaman Bojonegoro Siasati Krisis Pangan Zaman Penjajah

Agar lauk yang ada cukup untuk seluruh anggota keluarga, emak-emak di Bojonegoro punya siasat khusus membuat nasi templek sambal cos.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti
Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti

Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti

Baca Selengkapnya
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar

Kepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.

Baca Selengkapnya