Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teror Baret Merah di Sukabumi

Teror Baret Merah di Sukabumi Pasukan Baret Merah Belanda, banyak menimbulkan kekejaman di Sukabumi. ©2021 Arsip Nasional Belanda

Merdeka.com - Sebuah aksi pembersihan yang dilakukan pasukan lintas udara Belanda berujung kepada pembantaian dan pemerkosaan rakyat sipil. Diprotes keras pejabat Negara Pasundan.

Penulis: Hendi Jo

Ikin baru berusia 15 tahun ketika insiden itu terjadi di Bojonggaling (masuk wilayah Desa Kebonpedes, Kecamatan Baros, Sukabumi) pada 25 Januari 1949. Saat itu suatu truk Palang Merah dicegat kaum gerilyawan Republik di luar kampungnya tersebut. Akibat ledakan ranjau darat, truk terbalik menyebabkan seorang letnan dan dua prajuritnya (yang mengawal truk tersebut) tewas seketika.

Orang lain juga bertanya?

"Katanya setelah berhasil merampas beberapa senjata, tentara (TNI) langsung menghindar kembali ke hutan," kenang lelaki kelahiran Sukabumi pada 1934 itu.

Empat hari kemudian, satu unit pasukan Baret Merah (bagian dari lintas udara Korps Pasukan Khusus KNIL) mengepung Kampung Banen. Rupanya, informan militer Belanda mencurigai 'para ekstrimis' menjadikan kampung tetangganya Bojonggaling itu sebagai pangkalan sebelum menghancurkan truk Palang Merah itu.

Para prajurit Baret Merah kemudian merangsek ke dalam kampung. Mereka mengumpulkan seluruh kaum lelaki. Jumlahnya 56 orang terdiri dari anak remaja belasan tahun dan orang dewasa. Setelah melakukan interogasi kilat disertai praktik kekerasan, prajurit-prajurit Baret Merah menjejerkan enam orang dari mereka dan langsung menembak mati mereka dengan senjata otomatis. Aksi brutal tersebut terus berlanjut hingga pasukan Baret Merah menghabisi 56 tawanan.

"Tentara Belanda bahkan membunuhi orang-orang Kampung Banen dengan cara menyuruh mereka lari lalu menembakinya satu persatu. Mirip perlombaan saja," ungkap Ikin.

Tidak cukup di Kampung Banen, pasukan Baret Merah pun mengamuk di Desa Cijurei (masuk Kecamatan Sukaraja). Di sana mereka menghabisi 60 penduduk desa tersebut lewat cara yang sama. Bahkan ada beberapa penduduk yang ditembak mati saat memetik kelapa muda yang diminta oleh para prajurit itu.

Sebelum meninggalkan Cijurei, terlebih dahulu pasukan Baret Merah menembakkan mortirnya. Akibat aksi itu kurang lebih 90 rumah menjadi rusak dan terbakar. Barulah setelah meluluhlantakan secara brutal kampung tersebut, mereka kembali ke kota Sukabumi.

Semua kebrutalan itu terekam juga secara detil dalam sebuah dokumen di Arsip Nasional Kerajaan Belanda, Den Haag berkode: 2.10.14 dengan nomor inventaris: 3752. Dokumen itu memuat protes keras yang dilakukan oleh seorang anggota parlemen Negara Pasundan bernama Abdulhamid.

Surat protes yang diajukan pada 3 Februari 1949 itu ditujukan kepada Walinegara Pasundan. Dalam surat tersebut, Abdulhamid menilai tindakan yang dilakukan oleh pasukan Baret Merah itu sungguh biadab dan hanya bisa disamakan dengan kekejaman tentara Jepang dan tentara Jerman di Eropa.

"Hal seperti itu tidak boleh didiamkan oleh manusia yang menganggap dirinya beragama, setidaknya mengaku beradab," ujar Abdulhamid.

Jenderal (Purn) A.H. Nasution memiliki versi sendiri mengenai kejadian itu. Dalam bukunya Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid ke-10: Perang Gerilya Semesta II, Nasution menyebut 104 orang telah menjadi korban serangan balasan itu."Di antaranya anak yang masih berumur 9 tahun..." ungkap Nasution.

Soal itu memang sempat dibahas dalam sebuah sidang khusus di parlemen Negara Pasundan. Protes keras pun dilontarkan oleh parlemen kepada Mayor Jenderal E. Engles, Panglima Tentara Belanda di Jawa Barat.

Namun alih-alih terselesaikan, dua bulan kemudian pasukan Baret Merah malah melakukan kebrutalan lagi di distrik Cibadak. Selain menimbulkan beberapa korban nyawa, aksi itu juga diiringi praktik pemerkosaan terhadap seorang remaja putri berusia 12 tahun. Demikian keterangan yang dilaporkan oleh Bupati Sukabumi kepada Menteri Dalam Negeri Negara Pasundan yang saat ini tersimpan di Arsip Nasional Belanda dengan nomor inventaris: 1314 itu. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tragedi Berdarah di Kampung Rawagede, Ratusan Rakyat Sipil Jadi Korban Militer Belanda
Tragedi Berdarah di Kampung Rawagede, Ratusan Rakyat Sipil Jadi Korban Militer Belanda

Penyerangan di Rawagede ini dicap sebagai bagian dari kejahatan perang.

Baca Selengkapnya
Mengenang Operasi Pembantaian Westerling, Tindakan Brutal Tentara Belanda di Sulawesi Tahun 1947
Mengenang Operasi Pembantaian Westerling, Tindakan Brutal Tentara Belanda di Sulawesi Tahun 1947

Westerling tiba di Makassar pada 5 Desember 1946, tanpa basa-basi mereka langsung membuat teror dan mimpi buruk bagi masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan
Suasana Kota Purwokerto Saat Digempur Belanda Tahun 1947, Semua Bangunan Dibumihanguskan

Setelah melewati pertarungan yang sengit, pada akhirnya Kota Purwokerto berhasil dikuasai Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera
Kisah Pemberontakan Batipuh 1841, Dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat Pantai Barat Sumatera

Pemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.

Baca Selengkapnya
Peristiwa De Zeven Provincien, Diskriminasi Rasial Awak Kapal yang Berujung Pemberontakan
Peristiwa De Zeven Provincien, Diskriminasi Rasial Awak Kapal yang Berujung Pemberontakan

Terjadinya diskriminasi rasial antara awak kabin Belanda dan Pribumi pecah di Pelabuhan Aceh pada tahun 1933 silam.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Horor di Rawagede, Ratusan Warga Tewas Dibantai Pasukan Elite Belanda
Horor di Rawagede, Ratusan Warga Tewas Dibantai Pasukan Elite Belanda

Pasukan elite baret hijau Belanda membantai ratusan warga Rawagede, Karawang. Ini pengakuan saksi tentang kejadian mengerikan itu.

Baca Selengkapnya
Kejinya Pasukan Belanda di Aceh Bunuh Warga Satu Desa, 1 Anak Kecil Disisakan Ini potretnya
Kejinya Pasukan Belanda di Aceh Bunuh Warga Satu Desa, 1 Anak Kecil Disisakan Ini potretnya

KIsah pembantaian masyarakat Aceh oleh penjajah Belanda.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Taman Makam Pahlawan Dreded Bogor, Dulu Jadi Saksi Kejamnya Eksekusi Pasukan Belanda
Cerita di Balik Taman Makam Pahlawan Dreded Bogor, Dulu Jadi Saksi Kejamnya Eksekusi Pasukan Belanda

Penamaan "Dreded" konon berasal dari bunyi senapan Belanda yang ditembakan secara membabi buta.

Baca Selengkapnya
Menguak Misteri Kampung Gantungan Sirah di Kebumen, Dulu Diduga Jadi Tempat Eksekusi Mati
Menguak Misteri Kampung Gantungan Sirah di Kebumen, Dulu Diduga Jadi Tempat Eksekusi Mati

Saat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat
Pemberontakan Silungkang, Bentuk Protes Eksploitasi Kolonial di Kalangan Warga Sumatra Barat

Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.

Baca Selengkapnya