Ada Sejak Abad ke-15, Ini Sejarah Kereta Roda Tiga di Taman Pedati Gede Kota Cirebon
Merdeka.com - Taman Pedati Gede di kawasan kota tua BAT, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat kini menjadi daya tarik wisata baru. Area yang baru diresmikan Senin, (12/12) itu menyimpan pesona dari sebuah replika kereta pedati berdoa tiga berwarna hitam. Dulu, kereta ini pernah menjadi transportasi andalan yang dibuat pada abad ke-15.
Disampaikan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, Senin lokasi ini diharapkan dapat menjadi destinasi sejarah karena di zaman dahulu alat transportasi ini begitu berpengaruh dan dinilai telah maju.
"Taman Pedati Gede ini upaya kami dalam rangka memperbanyak destinasi wisata yang berbasis budaya dan sejarah," kata Aziz, merujuk ANTARA, Selasa.
-
Siapa yang menjuluki Cirebon sebagai Kota Pelabuhan Emas? Menurut catatan pemerintah Belanda dalam dal van cheribon dan Gedeng Book van cheribon yang diterbitkan pada pendirian Bergemister van cheribon, menyebut penamaan ini diberikan sesuai hasil rempah yang dibawa ke pasar Eropa dengan kualitas baik.
-
Kenapa Gedung BAT Cirebon jadi tempat wisata populer? Kawasan kota tua Cirebon ini punya banyak daya tarik, termasuk lewat kisah sejarahnya.
-
Tempat wisata apa di Cirebon yang paling populer? Untuk itu, kami telah merangkum beberapa rekomendasi wisata Cirebon yang populer dan wajib dikunjungi.
-
Kenapa Batu China di Cirebon jadi wisata sejarah? Tak sedikit pengunjung yang datang ke kawasan ini, terutama yang ingin mendalami sejarah seputar komunitas Tionghoa di Cirebon.
-
Dimana lokasi pelabuhan Cirebon tempo dulu? Gambar: bekas pelabuhan Muara Jati Cirebon yang dulu jadi salah satu pemasok rempah.
-
Apa yang membuat Cianjur maju? Kemajuan wilayah Cianjur, dari yang sebelumnya merupakan bekas daerah kerajaan Sunda mulai terlihat saat masa kepemimpinan Raden Jaya Sasana atau Wiratanu I pada 1677.
Jadi Transportasi Andalan
Taman Pedati Gede Cirebon ©2022 YouTube Bagus Qaidar/ Merdeka.com
Dahulunya, masyarakat di Kota Cirebon memanfaatkan pedati untuk mengangkut sejumlah bahan material. Selain itu, pedati ini juga menjadi alat transportasi dari para raja serta pejabat di masanya.
Jika diukur, total panjang pedati mencapai lima meter. Kereta ini memiliki empat buah roda dengan ukuran besar hingga kecil. Sebelumnya pedati dirancang di ITB Bandung, Jawa Barat.
Proses perakitannya sendiri dilangsungkan sejak bulan lalu, dengan melibatkan tokoh budaya setempat melalui sejumlah prosesi adat, karena kental dengan nilai sejarah dan menyangkut leluhur Cirebon.
Dibuat oleh Pendiri Cirebon
Berdasarkan sejarahnya, pedati ini dibuat di awal abad ke-15. Saat itu pengerjaannya diinisiasi oleh Pangeran Cakrabuana atau Raden Walangsungsang yang merupakan pendiri Cirebon, dan dibantu oleh Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Berdasarkan keterangan di bangunan replika, bentuk rangka kendaraan tersebut terinspirasi dari rangkaian huruf yang ada di kitab suci Al Quran. Dulunya, kereta ini juga dikenal dengan nama Pedati Gede Pekalangan.
Inovasi dari Pangeran Cakrabuana ini turut diakui oleh Mantan Direktur Museum Kereta-Kereta Istana di Leiden University, Belanda bernama Herman De Vost. Di tahun 1993, Herman menyebut jika pedati ini memiliki kecanggihan yang luar biasa karena bisa dibongkar pasang, sesuai kebutuhan daya angkut barang.
"Pedati Gede ini merupakan tinggalan leluhur Cirebon berupa alat transportasi dan itu tercanggih pada masanya, sehingga kami jadikan monumen dengan mendirikan Taman Pedati Gede," ujar Aziz.
Mengangkat Kearifan Lokal Cirebon
Aziz menambahkan bahwa destinasi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengingat kejayaan Kota Cirebon di masa lampau. Ini juga membuktikan bahwa kota tersebut telah mapan secara ilmu pengetahuan, terutama di ranah transportasi.
Masyarakat bisa menikmati keindahannya, sembari berswafoto dan menjaga fungsinya dengan tidak merusak atau mencorat-coretnya.
Bangunan taman pedati juga menjadi penanda bangkitnya Kota Cirebon di bidang pariwisata lokal dan sejarah, demi meningkatkan daya tarik wisatawan untuk pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19
"Karena ketika kunjungan wisatawan itu meningkat, tentu akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Sehingga kami imbau agar bersama-sama menjaganya," kata Azis. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nuansa kolonialnya begitu terasa di Kota Tua Cirebon
Baca SelengkapnyaDi Cirebon terdapat penutur Jawa dan Sunda lo. Yuk intip 8 keunikan kota ini
Baca SelengkapnyaKereta api menjadi salah satu moda transportasi darat favorit bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.
Baca SelengkapnyaSungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Baca SelengkapnyaKereta api merupakan moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaJangan sampai kelewatan untuk mengunjungi tempat-tempat ini saat berlibur ke Kediri.
Baca SelengkapnyaKota kuno Kotagede dibangun dengan konsep filosofi "Catur Gatra" dengan empat elemen penting yaitu keraton, pasar, alun-alun, dan masjid.
Baca SelengkapnyaKediri merayakan hari jadinya yang ke-1145 di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.
Baca Selengkapnya