Cerita Tari Umbul Khas Sumedang, Lahir untuk Menyindir Belanda
Merdeka.com - Warga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pernah menyindir penjajah Belanda menggunakan Tari Umbul. Di masa lalu, kesenian ini berangkat dari hiburan rakyat yang sarat akan simbol perlawanan. Sampai sekarang keberadaan tradisi ini masih terus lestari dan dipentaskan di acara-acara kebudayaan.
Di awal kemunculannya, kearifan lokal ini juga sempat dicekal karena terjadi pergeseran makna. Ini karena warga mulai mengidentikannya dengan unsur erotisme lewat gerakan para penarinya. Alhasil sejumlah tokoh melarang pagelarannya.
Namun berjalannya waktu tradisi kesenian ini perlahan kembali dilestarikan terutama di masa pasca kemerdekaan. Warga mulai menanggapnya sebagai pesta rakyat dengan tema tarian seputar cerita sesepuh dalam kehidupan sosial.
-
Kenapa tradisi Ngalor Ngulon dilarang? Tradisi ini diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Jika tetap memaksakan diri untuk melangsungkan pernikahan dan melanggar tradisi, maka akan menimbulkan musibah bagi bahtera yang akan dilalui ataupun keluarga pihak mempelai.
-
Kapan tradisi dianggap berbahaya? Perilaku perundungan dalam tradisi sebenarnya hanya menciptakan trauma, merusak hubungan antar anggota, dan membentuk budaya kekerasan yang berbahaya.
-
Kenapa Tari Ngebeng dianggap tabu? Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, pada zaman dahulu tarian ini dianggap tabu apabila dipertunjukkan di sebuah desa atau dusun. Hal ini disebabkan masyarakat setempat masih memegang teguh ajaran yang ditentukan oleh agama dan adat istiadat. Selain itu, terdapat stigma bahwa wanita dilarang menjadi seniman karena dilihat oleh bukan muhrimnya.
-
Kenapa lagu Genjer-Genjer dilarang di Indonesia? Lagu Genjer-Genjer dilarang diputar oleh Pemerintah Orde Baru.Pasca peristiwa G30S, lagu itu dianggap sebagai lagu 'komunis'.Lagu yang diciptakan seniman Banyuwangi M Arif saat zaman Jepang itu nyaris tak pernah diputar lagi.
-
Dimana pantang larang ini berasal? Mitos Pantang Larang Desa Padang Genting yang terletak di Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara memiliki tradisi berharga yang berperan penting dalam membentuk cara hidup dan pandangan masyarakat.
-
Kenapa tradisi Marosok muncul di Minangkabau? Seperti dilansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, secara historis tradisi Marosok ini masih erat kaitannya dengan rasa malu dan sopan santun. Pada zaman dahulu, hewan-hewan ternak yang akan dijual berasal dari peninggalan harta pusaka yang diturunkan dari leluhur suatu kaum keluarga. Masyarakat Minang menganggap hal memalukan dan menjadi aib apabila suatu kaum memaksa menjual harta pusakanya tersebut.
Lahir di Kecamatan Paseh
©2023 Tangkapan layar YouTube Kebudayaan Sumedang/ Merdeka.com
Merujuk laman Pemkab Sumedang, Minggu (14/5), Tari Umbul dikisahkan lahir di Dusun Parugpug, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Sumedang. Tarian ini mulanya dibawa oleh seniman asal Kabupaten Indramayu yang berkelana bernama Kalsip.
Kemudian, penari lokal bernama Bu Misren atau Mak Jaer menyambut baik kedatangan seniman Indramayu tersebut dalam mengenalkan Tari Umbul. Sejak itu, gerakannya luwesnya kian berkembang dan disukai masyarakat.
Budayawan Sumedang bernama Tatang Soebana turut membenarkan, dan memastikan kepopulerannya mulai meningkat di tahun 1940-an. Penamaan Umbul sendiri berasal dari lagu berjudul Umbul serta gerakan tangan penari yang menggerak-gerakan selendang di atas kepala mereka. Dalam bahasa lokal Indramayu, Umbul berarti kain yang terhempas dan bergerak.
Sebuah Kode Komunikasi untuk Menyindir Belanda
Mengutip jurnal dari laman unikom.ac.id, Tari Umbul telah berkembang sebelum masa kemerdekaan. Berdasarkan penjelasan sesepuh atau karuhun, tarian ini mulanya sebagai kode untuk mengusir dan menghalau kedatangan Belanda ke Sumedang.
Belanda telah dianggap semena-mena, sehingga warga sepakat untuk mengusirnya secara halus yakni dengan kesenian tari.
Dalam praktiknya, kode tersebut ditampilkan melalui masing-masing gerakan sebagai upaya untuk menyampaikan pesan agar tak dibaca oleh Belanda. Sayangnya, pola komunikasi untuk mengusir penjajah ini tidak disebutkan secara detail.
Tari Umbul yang KhasTari Umbul memiliki sejumlah unsur yang membangun struktur gerakan tari. Secara umum, tarian ini memiliki tempo yang berubah-ubah namun cenderung cepat. Ini dilakukan sembari berjalan, berlari, melompat, bergeser, berderet lurus secara berkelompok, melengkung hingga melingkar
Secara aktif hampir seluruh anggota badan melakukan gerakannya seperti sembah atau sedikit membungkukkan badan sembari menempelkan kedua telapak tangan, kemudian dilanjutkan olah bahu, tolak pinggang, sabetan, hingga oray-orayan atau berformasi mirip gerakan ular.
Untuk durasi tarian ini, biasanya penari akan menjalankan tugasnya selama setengah jam kurang lebih. Iramanya akan sangat bergantung terhadap alat musik karawitan dengan kendang dan gamelan khas Sunda.
Kostumnya pun khas. Dalam beberapa gelaran, akan dibagi dua kelompok yang saling berhadapan, membelakangi atau membentuk formasi. Kemudian kedua belah kelompok ada yang menggunakan kerudung ada yang tidak. Secara garis besar, kostumnya sama, yakni pakaian kebaya yang dibalut batik motif Sunda, lalu selendang berbawar warni, mahkota dan kacamata.
Makna Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh
Tari Umbul tak hanya berisi gerakan ragam anggota tubuh tanpa makna. Jika dibedah, tiap-tiap ayunan tangan, keluwesan tubuh sampai pergantian tempo memiliki arti sebagai bentuk silih asah, silih asih dan silih asuh.
Mengutip laman Universitas Padjajaran atau UNPAD, Silih Asah memiliki arti saling belajar, saling mencerdaskan, saling menambah ilmu untuk menambah wawasan serta pengalaman lahir batin.
Lalu Silih Asih adalah keinginan untuk saling menyayangi dan mendampingi dengan penuh cinta dan ketulusan. Terakhi Silih Asuh memiliki makna saling membimbing, membina, mengayomi dan menghormati.
Dari kesemuanya, dapat disimpulkan bahwa Tari Umbul menggambarkan upaya orang Sumedang yang ingin berkumpul, berdiskusi bersama dan bersilaturahmi untuk menghormati ciptaan Tuhan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca SelengkapnyaTari Ngebeng, kesenian tradisional khas Provinsi Jambi yang dahulu dianggap tarian tabu oleh masyarakatnya.
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca SelengkapnyaKarena daya tariknya yang kuat, kalangan Belanda di sana bahkan sampai “terhipnotis”.
Baca SelengkapnyaTarian ini terinspirasi dari perilaku para serdadu Belanda ketika berdansa dan sedang mabuk.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional Indonesia ini mengandung kepercayaan dan juga penuh pesan moral yang mungkin relevan dengan kehidupan kita sekarang ini.
Baca SelengkapnyaTarian ini mengajarkan sopan santun ala bangsawan Sunda.
Baca SelengkapnyaTari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.
Baca SelengkapnyaSeni Goyang Karawang sebenarnya penuh dengan nilai positif dan jauh dari kean erotis
Baca SelengkapnyaKesenian ini unik, dan pernah jadi media mata-mata Sunan Gunung Jati ke Kerajaan Pajajaran.
Baca Selengkapnya