Hebohkan Warga, Ini Cerita di Balik Penemuan Wajan dan Rantai Raksasa di Bantul
Merdeka.com - Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta belakangan tengah menjadi perbincangan. Pasalnya di wilayah tersebut telah ditemukan dua benda peninggalan sejarah berupa wajan dan rantai berukuran besar.
Seperti diberitakan di Merdeka.com Travel sebelumnya pada Jumat (03/9), wajan raksasa ini ditemukan pada Selasa (31/8/2021) sore oleh operator alat berat eskavator saat mengerjakan tanah untuk keperluan lapangan bola.
Saat eskavator tengah menggali di kedalaman sekitar 3 meter, ujung bucket excavatormenyentuh benda keras seperti besi hingga penggalian dihentikan. Saat ditemukan, ukuran benda wajan itu sangat besar dengan ukuran melingkar setinggi 1 meter dan berdiameter sekitar 2-2,5 meter.
-
Apa yang ditemukan di situs Kerto Bantul? Pada Selasa (7/9), Tim eskavasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan sebuah artefak fragmen gerabah di Situs Keputren, Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret, Bantul.
-
Dimana sentra kerajinan wayang kulit di Bantul? Di Kabupaten Bantul, terdapat sentra kerajinan wayang kulit, tepatnya di Desa Wukirsari, Kapanewon Imogiri.
-
Apa saja objek wisata Bantul? Bantul, sebuah kabupaten yang terletak di selatan Yogyakarta, adalah surga tersembunyi yang menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang memikat. Dari pantai berpasir putih yang memesona hingga bukit-bukit yang menawarkan pemandangan matahari terbenam yang tak terlupakan, Bantul memiliki segalanya untuk memanjakan mata dan jiwa.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
-
Dimana artefak itu ditemukan? Artefak ini ditemukan saat mereka sedang melakukan survei di luar Ringsted, sebuah kota di pulau Selandia.
"Wajan ini dulu dari zaman Belanda," kata Supardi, warga Pedukuhan Kretek, Kalurahan Jambidan, Kapanewon Banguntapan, Bantul yang juga penemu wajan.
Bekas Dudukan Pompa Zaman Belanda
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Dalam keterangannya, ia menyebut jika wajan bukan merupakan alat penggorengan untuk memasak, melainkan sebuah dudukan pompa air besar di zaman Belanda agar pompa stabil.
Menurut dia, wajan tersebut berfungsi untuk menahan pompa agar keberadaannya tidak terkubur oleh tanah dan berfungsi maksimal. Pompa air yang digunakan sendiri dulu disebutkan untuk mengairi perkebunan tebu di kawasan sekitar.
"Jadi pompa itu kalau tidak diberi lomgam (wajan) dia akan semakin dalam. Akhirnya dia dikasih wajan dan dinding setebal sekitar satu meter," kata dia.
Dijadikan Ikon Wisata Daerah
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Usai menemukan besi berukuran besar tersebut, warga setempat segera melaporkan kejadian itu ke Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) untuk diteliti lebih lanjut. Dari kondisi, terlihat sudah lama terkubur tanah dengan sisi sisinya yang sudah berkarat tebal.
Saat ini keberadaan wajan masih berada di sekitar area penggalian, dengan dipasangi garis polisi demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Rencana ke depan, bejana raksasa itu akan dijadikan ikon wisata daerah di kawasan tersebut sebagai pengingat sejarah bagi para pengunjung yang datang.
Penemuan Rantai Raksasa
©2021 triharjo.bantulkab.go.id/Merdeka.com
Usai ditemukan wajan raksasa di Pedukuhan Kretek, Kalurahan Jambidan, Banguntapan, warga Bantul juga dikejutkan dengan adanya penemuan benda yang diduga bersejarah lainnya yakni rantai berukuran besar di Padukuhan Siyangan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak, Bantul.
Melansir triharjo.bantulkab.go.id, rantai tersebut memiliki ukuran yang tak biasa yakni panjang 28 meter dan berat sekitar 1 sampai 2 ton. Mulanya rantai ditemukan oleh operator eskavator saat tengah melakukan normalisasi di temuran, antara sungai Bedog dan Progo.
Murdiono, selaku operator eskavator mengatakan. Mulanya ia bersama tim tengah menggali pasir dan batu untuk menimbun pusaran air di sungai besar tersebut. Ia pun penasaran dan terus menggali hingga menemukan rantai diduga peninggalan zaman Belanda sepanjang kurang lebih 28 meter tersebut.
"Mulanya sedang gali sirtu untuk keperluan menimbun pusaran air, saya kira itu kayu, tapi setelah digali ternyata rantai sepanjang itu. Waktu itu ditemukan hari Selasa sekitar jam setengah 11 siang" katanya, melansir laman YouTube IAP Channel, Sabtu (4/9/2021).
Diduga Rantai Penguat Jembatan
©2021 triharjo.bantulkab.go.id/Merdeka.com
Usai ditemukan, warga setempat secara bergotong royong langsung mengevakuasi rantai yang sudah berkarat tersebut ke permukaan untuk diamankan.
Menurut keterangan dari warga sekitar, turut disebutkan jika rantai besi tersebut merupakan peninggalan penjajahan Belanda yang dahulu dipakai untuk memperkuat struktur jembatan penghubung antar wilayah kampung/desa/di Kapanewon, Bantul. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaSungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura
Baca SelengkapnyaViral Tugu Bandeng Raksasa di Pati terbuat dari knalpot Brong yang baru diresmikan pada 14 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPotret penampakan peninggalan pra-sejarah yang ada di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSelain perannya yang dianggap tidak tergantikan, batu ini konon juga memiliki kisah misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan.
Baca SelengkapnyaPintu masuk Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sejumlah kisah terkenal
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaDesa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaRibuan artefak Balambangan kuno tersaji di Omahseum.
Baca Selengkapnya