Kedai Kolak di Bandung Ini Eksis Sejak 1953, Punya 14 Varian yang Lezat
Merdeka.com - Kolak menjadi kudapan yang wajib tersaji di bulan Ramadan. Rasanya yang manis dengan ragam isian membuatnya banyak diburu oleh semua orang. Di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat terdapat kedai kolak yang sudah eksis sejak 1953 dan memiliki 14 varian yang lezat.
Masing-masing variannya punya rasa yang otentik karena resep turun-temurun selalu dipertahankan. Kolak di sini menggunakan bahan-bahan pilihan, sehingga tidak mengecewakan saat disantap. Untuk menambah kesegaran, pengunjung juga bisa menambahkan es batu di tiap porsi yang dipesan.
Harga kolak per porsinya hanya Rp21.000, dan pembeli bisa memilihnya sesuai rasa yang diinginkan atau dikombinasikan satu sama lain. Berikut selengkapnya.
-
Mengapa kue balok populer? Kemudian, kue ini mulai populer di kalangan warga lokal karena rasanya yang unik dan teksturnya yang lembut.
-
Kapan Mi Kocok Bandung mulai populer? Di abad ke-20, atau lebih tepatnya tahun 1940-an mi kocok mulai populer sebagai kuliner khas yang banyak dijual para penjaja makanan di Bandung.
-
Kapan makanan khas Bandung mulai populer? Tidak heran apabila makanan khas Bandung sangat menggiurkan.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
-
Apa kuliner khas Bandung? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
-
Bagaimana cara pembeli mendapatkan Kolak di Mangga Besar? Di banyak video viral lain, para pemburu takjil ini benar-benar berebut sebungkus kolak yang sedang disiapkan oleh sang penjual.'Waaah, ini antre banget tapi gak pakai nomor. Rame banget, semuanya rebutan!,' kata pembuat video, lagi.
Sediakan 14 Macam Rasa
Kolak legendaris di Kota Bandung ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Berdasarkan pantauan di lokasi, terdapat 14 varian kolak yang dijual di kedai bernama Kalipah Apo itu, seperti kolak campur, kolak pisang, kolak candil ubi putih, candil ubi ungu, candil hijau, bubur sangurangi, bubur jali, bubur lemu, bubur pacar, bubur caca, bubur ketan hitam, kolak kunyit, kolak singkong legit, kolak bubur kacang hijau dan kolak kolang kaling.
Selain dimakan langsung, pengunjung juga biasanya menambahkan kue lapis hijau yang kenyal dan manis gurih. Ini menambah sensasi rasa kolak yang nagih sebagai menu berbuka puasa.
Pelayanan yang sigap menjadi nilai plus di kedai ini. Saat pembeli memasuki kedai, pegawai akan segera melayani pembelian baik dibungkus atau makan di tempat. Lokasi di sana pun luas, dan tersedia sejumlah kursi serta meja.
Disukai Pelanggan
Banyaknya varian dengan rasa yang diwariskan turun temurun turut memantik pelanggan untuk datang dan membeli kolak di kedai tersebut. Mayoritas pembeli menyukainya karena terdapat banyak pilihan rasa.
“Kelebihan di sini itu karena banyak macamnya,” kata salah satu pembeli, mengutip YouTube Liputan6 SCTV, Kamis (6/4).
Selain itu, rasanya yang lezat juga membuat pembeli kembali datang lagi alias menjadi pelanggan tetap.
“Kalau kolak di sini itu terasanya beda dan enak. Saya sering datang ke sini bahkan sebelum bulan puasa,” kata pembeli lainnya, bernama Khoerudin.
Resep sampai Cara Masak Tetap Dipertahankan
Sementara itu, Lidya Joe, selaku pemilik kedai Kolak Kalipah Apo mengungkapkan jika resep kolak di sini merupakan warisan dari pendahulunya. Sebagai generasi ke-3, dirinya terus mempertahankan cita rasa neneknya yang sudah membuat kolak di tahun 1953.
Bahkan selain resep, cara masaknya pun tetap ia pertahankan seperti saat dulu dimasak oleh neneknya tersebut.
“Untuk resep, kami di sini masih mempertahankan dengan proses memasak seperti yang dulu. Jadi memang tidak ada perubahan resep,” katanya.
Lidyda juga mengaku memperhatikan betul soal kualitas mulai dari pemilihan bahan, proses memasak sampai proses penyajian di meja pelanggan. Ini yang membuatnya tetap bertahan sebagai kolak legendaris di kota kembang selama kurang lebih 70 tahun. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Antrean tampak mengular sampai di gedung-gedung sekitar lapak.
Baca SelengkapnyaLontong kari Kebon Karet selalu jadi incaran masyarakat umum sampai para pejabat. Resepnya otentik sejak 1966
Baca SelengkapnyaTak hanya lezat, Colenak juga punya fakta menarik di baliknya.
Baca SelengkapnyaHidangan bubur ini memiliki tujuh varian rasa yang berbeda
Baca SelengkapnyaBorondong Ibun jadi salah satu camilan legendaris yang harus dicicipi saat berkunjung ke Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDi sini pengunjung bisa menikmati sajian roti bakar legendaris sejak 1958 di kedai bernuansa vintage.
Baca SelengkapnyaAsal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.
Baca SelengkapnyaBiskuit gosong di toko ini justru jadi andalan. Tertarik coba?
Baca SelengkapnyaKue jadul di sana ditandai dengan label khusus sebagai bukti resepnya original sejak masa silam.
Baca SelengkapnyaKampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaKerupuk banjur sudah ada pada tahun 1980-an, dan menjadi jajanan favorit masyarakat pada masanya.
Baca SelengkapnyaCita rasanya otentik sejak 1980 dengan 12 macam isian.
Baca Selengkapnya