Melihat Stasiun Peninggalan Belanda Kalipucang Berusia 108 Tahun, Dulu Berjaya di Priangan Kini Tertutup Kebun Warga
Stasiun di Pangandaran ini tertutup kebun warga dan semak belukar. Meski demikian sisi utuh beberapa ruangan dapat dilihat, termasuk tempat penjualan tiket
Bangunan ini merupakan bekas stasiun peninggalan Belanda yang letaknya di Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Saat ini kondisinya sudah tertutup semak belukar dan kebun warga. Meski demikian sisi utuh dari beberapa ruangan di sana masih dapat dilihat, termasuk tempat penjualan tiket. Dinding-dindingnya juga masih berdiri, dengan beberapa daun pintu dan jendela yang rusak dimakan usia.
-
Apa yang dibangun pada tahun 1898 di dekat Stasiun Kedungjati? Tak jauh di sebelah utara Stasiun Kedungjati, ada sebuah bangunan bernama Gereja Kaliceret. Mengutip YouTube Jejak Tempoe Doloe, gereja itu dibangun pada tahun 1898.
-
Di mana lokasi Stasiun Tanjung Priok yang dibangun pada tahun 1910? Pada awal 1900-an, pemerintah sudah menyiapkan lokasi untuk stasiun Tanjung Priok baru. Titiknya tak jauh dari lokasi lama, alias hanya bergeser di dekat gudang barang.
-
Kenapa Stasiun Banjarnegara diusulkan jadi cagar budaya? 'Dari nilai sejarah, keberadaan kereta api di Banjarnegara sangat berperan dalam tumbuh suburnya pergerakan nasional dengan Syarikat Islam-nya, sehingga tokoh-tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim kerap berkunjung ke Banjarnegara,' Heni mengatakan.
-
Dimana Stasiun Tanjungkarang dibangun? Kota Bandar Lampung memiliki stasiun yang terkoneksi dengan Kota Palembang, Sumatra Selatan, yang bernama Stasiun Tanjungkarang.
-
Bagaimana Stasiun Tuntang direnovasi? Awalnya stasiun ini hanya melayani lori wisata Ambarawa-Tuntang. Tetapi pada tahun 2009 stasiun tersebut direnovasi dan kemudian melayani kereta uap lagi.
-
Bagaimana kondisi Stasiun Cikajang sekarang? Kini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan.
Tak jauh dari bangunan stasiun, terdapat jembatan kereta api yang melintang di atas jalan kampung. Kemudian, di seberang bangunan juga terlihat menara air yang dulu difungsikan untuk pengisian lokomotif uap.
Saat ini, Stasiun Kalipucang terhitung sudah berusia 108 tahun sejak pertama diresmikan pada 1916 silam. Berikut kisahnya.
Dahulu Jadi Stasiun Sibuk di Priangan
Mengutip Wikipedia, Stasiun Kalipucang memiliki kode KLC sebagai penanda fasilitas jalur kereta api di zaman Belanda.
Pada awal tahun 1900-an, terjadi evolusi besar di bidang transportasi umum massal. Kereta api mulai jadi primadona sebagai angkutan barang dan manusia, karena waktu tempuh yang relatif singkat dan mampu memuat banyak penumpang.
Di waktu yang bersamaan, pemerintah Belanda berupaya melakukan peningkatan ekonomi dan menggencarkan pemasaran produk perkebunan. Moda kereta api kemudian dibangun di wilayah Priangan, karena memiliki banyak perkebunan.
Dari sana, kemudian lahir jalur kereta api Banjar-Cijulang yang menjadi penghubung rute Banjar-Kalipucang hingga Kalipucang-Cijulang pada 1 Juni 1921.
Bantu Menyalurkan Hasil Perikanan di Pangandaran
Selain sebagai angkutan barang dan penumpang, hadirnya Stasiun Kalipucang turut membantu para nelayan di pesisir selatan Jawa Barat. Semenjak dibangunnya stasiun ini, geliat perputaran ekonomi di Pelabuhan Kalipucang langsung meningat.
Banyak produk perikanan hasil tangkapan nelayan yang akhirnya bisa terdistribusikan dengan baik. Kecepatan laju kereta, juga mampu membuat hasil tangkapan tidak membusuk di jalan.
Hadirnya Stasiun Kalipucang juga membantu geliat ekonomi di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Pangandaran, Jawa Barat.
Masih Tampak Megah Namun Hancur dan Tak Terurus
Dalam kanal Youtube Yusril Rizky Pratama, ditampilkan kondisi terkini bangunan utama dari Stasiun Kalipucang yang masih lumayan terlihat. Meski tidak utuh, namun dinding hingga ruangan di sana masih bisa disaksikan kehadirannya.
Di kanan dan kiri stasiun saat ini juga sudah berdiri rumah-rumah warga, serta perkampungan padat. Padahal dulunya, kawasan ini belum padat dan masih dipenuhi perkebunan dan area kosong.
“Bentuknya relatif awet dan bentuknya juga lebih besar dibanding Stasiun Banjarsari. Stasiun Padaherang pun sepertinya lebih besar Kalipucang,” kata kreator video Yusril Rizky Pratama di tayangan videonya.
Masih Ada Ruang Tunggu dan Ruang Penjualan Tiket
Sebagai artefak peninggalan Belanda, di Stasiun Kalipucang masih menyisakan beberapa bangunan, seperti ruang ruang tunggu dan ruang penjualan tiket. Letaknya hanya dipisah sekat tembok dengan sebuah pintu yang kayunya masih asli sejak dulu.
Terlihat ruang tunggu memiliki ukuran yang lebih lebar, sedangkan untuk ruang penjualan tiket ukurannya lebih kecil.
“Ini kemungkinan ruang tunggu dan di sebelah ini adalah ruang penjualan tiket. Nah di sebelahnya itu ada ruangan lagi, tapi kayanya untuk petugas stasiun dan ruang penyimpanan barang,” kata kreator video.
Masih Ada Rangka Jembatan Kereta
Masih tak jauh dari Stasiun Kalipucang, sisa kejayaan kereta api di zaman dulu juga masih dapat disaksikan dari sebuah jembatan. Dahulu, jembatan ini menjadi jalur kereta api yang melintasi jalan kampung dan sungai.
Namun saat ini hanya tersisa rangka baja dari jembatannya saja, karena relnya sudah tidak ada. Bentuk jembatannya juga masih utuh dan sama seperti saat masih dioperasikan.
“Nah ini rangka jembatannya, relnya sudah tidak ada, bantalannya juga sudah tidak ada,” tambah sang kreator.
Ditutup Karena Kalah Saing dengan Transportasi Mobil
Adapun Stasiun Kalipucang diketahui terakhir beroperasi pada 1 Februari 1982 silam. Ketika itu Jawatan Kereta Api Indonesia terpaksa menutupnya dan menonaktifkan jalur Kalipucang, lantaran sepinya pengguna kereta api.
Usut punya usut, kemajuan transportasi darat berupa mobil dan bus umum menjadi biangnya. Alhasil sejak saat itu sampai sekarang, stasiun ini sudah tidak difungsikan sama sekali dan pengelolaannya dipegang oleh PT KAI.