Mengenal Penyakit Fatty Liver dan Gejalanya, Kondisi Lemak Berlebih di Organ Hati
Normalnya, hati hanya memiliki sedikit lemak. Tapi jika lemak mulai menumpuk, maka penyakit fatty liver bisa muncul.
Penyakit fatty liver adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak berlebih di dalam sel-sel hati.
Mengenal Penyakit Fatty Liver dan Gejalanya, Kondisi Lemak Berlebih di Organ Hati
Penyakit perlemakan hati atau penyakit fatty liver adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak berlebih di dalam sel-sel hati.
Normalnya, hati memiliki sedikit lemak sebagai bagian dari fungsinya dalam memetabolisme lemak.
Namun, jika jumlah lemak yang masuk ke dalam hati melebihi kapasitasnya, maka hati akan mengalami penumpukan lemak yang berlebihan.
-
Apa saja tanda penyakit liver? Meskipun setiap jenis penyakit liver mempunyai gejala yang sedikit berbeda, namun semua jenis penyakit liver memiliki beberapa gejala yang sama.
-
Bagaimana penyakit liver bisa terjadi? Kondisi tersebut biasanya terjadi karena peradangan hati yang terus-menerus atau berkelanjutan, hingga pada akhirnya menyebabkan penumpukan kolagen dan protein lain di hati.
-
Apa saja tanda liver yang tidak sehat? Tanda liver yang tidak sehat dan dipenuhi dengan racun bisa termasuk kelelehan di siang hari, pencernaan atau metabolisme yang tidak baik, dan sensitif terhadap bau atau wangi-wangian.
-
Kenapa penyakit liver berbahaya? Hal itu berbahaya karena jaringan parut dapat menghalangi atau membatasi aliran darah di dalam hati dan membunuh sel-sel hati yang sehat.
-
Apa tanda penyakit liver selain lebam? Kulit juga bisa berubah menjadi kuning dan gatal, air kencing yang berwarna gelap, serta bengkak di kaki jika terkena penyakit ini.
Penyebab Penyakit Perlemakan Hati
Penyakit perlemakan hati, atau fatty liver, adalah kondisi di mana terjadi penumpukan lemak berlebihan dalam sel-sel hati. Penyebab utama dari penyakit ini adalah pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang tidak aktif.
Salah satu penyebab utama penyakit perlemakan hati adalah pola makan yang kaya akan lemak jenuh, gula, dan kolesterol. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan rendah serat dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam hati.
Selain itu, kebiasaan mengonsumsi minuman manis seperti soda dan minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko penyakit perlemakan hati.
Gaya hidup yang tidak aktif juga dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam hati. Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga dapat mengganggu metabolisme lemak dalam tubuh, sehingga lemak yang seharusnya digunakan sebagai sumber energi malah disimpan dalam hati.
Selain faktor pola makan dan gaya hidup, beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati adalah obesitas, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik. Orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) tinggi atau kelebihan berat badan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
Selain itu, faktor genetik juga dapat memengaruhi perkembangan penyakit perlemakan hati. Jika ada riwayat penyakit hati dalam keluarga, kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini menjadi lebih tinggi.
Gejala Penyakit Perlemakan Hati
Pada tahap awal, seseorang mungkin tidak mengalami gejala yang jelas, sehingga sulit untuk mendeteksi kondisi ini. Namun, seiring berkembangnya penumpukan lemak di dalam hati, beberapa gejala mungkin mulai muncul.
Salah satu gejala umum penyakit perlemakan hati adalah kelelahan dan kelemahan yang tidak dapat dijelaskan. Seseorang mungkin merasa cepat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi hati yang terjadi akibat kerusakan sel-sel hati oleh penumpukan lemak.
Selain itu, beberapa orang dengan penyakit perlemakan hati juga dapat mengalami perubahan pada berat badan mereka. Beberapa orang mengalami peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, sedangkan yang lain mungkin mengalami penurunan berat badan yang tidak sehat. Penyakit perlemakan hati juga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, rasa kenyang yang cepat, dan mual.
Gejala lain yang mungkin dialami oleh seseorang dengan penyakit perlemakan hati termasuk nyeri abdomen yang kronis, perut kembung, dan perubahan pada pola buang air besar. Beberapa orang juga mungkin mengalami gatal-gatal pada kulit, kuning pada kulit dan mata (ikterus), dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
Meskipun gejala penyakit perlemakan hati dapat bervariasi dan terkadang tidak spesifik, penting untuk tidak mengabaikan gejala yang muncul. Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan atau mencurigai adanya penyakit perlemakan hati, segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan yang lebih lanjut dan diagnosis yang akurat.
Komplikasi Penyakit Perlemakan Hati
Penyakit perlemakan hati, atau yang juga dikenal sebagai nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD), dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan tepat.
Komplikasi ini dapat berkisar dari peradangan hati yang parah hingga sirosis hati dan bahkan kanker hati.
Salah satu komplikasi yang umum terjadi pada penyakit perlemakan hati adalah peradangan hati yang disebut nonalcoholic steatohepatitis (NASH). NASH terjadi ketika perlemakan hati menyebabkan peradangan pada sel-sel hati, yang kemudian dapat mengakibatkan kerusakan hati yang permanen. Jika tidak dikontrol dengan baik, NASH dapat berkembang menjadi sirosis hati, yaitu kondisi ketika sel-sel hati normal diganti oleh jaringan parut.
Sirosis hati adalah komplikasi serius yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati yang signifikan. Gejala sirosis hati meliputi kelelahan yang ekstrem, berkurangnya nafsu makan, peningkatan risiko perdarahan, serta gangguan fungsi otak yang disebut encephalopathy hepatik. Jika sirosis hati tidak diobati, itu bisa berujung pada kegagalan hati, yang memerlukan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Selain itu, penyakit perlemakan hati juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker hati. Ketika sel-sel hati yang terkena perlemakan terus berkembang, ini dapat menyebabkan perubahan genetik yang mengarah pada pembentukan tumor. Kanker hati dapat menjadi komplikasi yang sangat serius dan mematikan.
Untuk mengurangi risiko komplikasi penyakit perlemakan hati, penting untuk mengelola kondisi ini dengan baik. Langkah-langkah yang dianjurkan termasuk menjaga berat badan yang sehat, melalui diet seimbang dan aktivitas fisik yang cukup. Menghindari alkohol yang berlebihan dan mengevaluasi penggunaan obat-obatan yang dapat merusak hati juga penting dalam pencegahan komplikasi.
Cara Mencegahnya
- Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya perlemakan hati. Untuk itu, penting untuk menjaga indeks massa tubuh (IMT) dalam kisaran yang sehat dan menghindari penambahan berat badan yang berlebihan.
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Olahraga aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau jogging dapat membantu membakar lemak dalam tubuh dan menjaga berat badan tetap sehat. Lakukanlah setidaknya 150 menit aktivitas fisik ringan hingga sedang setiap minggunya.
- Konsumsi makanan yang seimbang, kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta rendah lemak jenuh, gula, dan garam dapat membantu mengurangi risiko terjadinya perlemakan hati. Perbanyaklah mengonsumsi buah-buahan, sayuran, protein sehat seperti ikan dan ayam tanpa kulit, serta biji-bijian utuh. Hindarilah makanan cepat saji, makanan olahan, dan minuman manis yang tinggi gula.
- Hindari konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati dan memperburuk kondisi perlemakan hati.