Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah 15 November 1946: Penandatanganan Perundingan Linggarjati

Sejarah 15 November 1946: Penandatanganan Perundingan Linggarjati Perundingan Linggarjati. id.wikipedia.org

Merdeka.com - Linggarjati bukan hanya nama sebuah daerah di Jawa Barat, tetapi juga nama yang diberikan untuk sebuah perjanjian. Ya, mendengar nama Linggarjati banyak orang akan langsung teringat dengan Perjanjian Linggarjati.

Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian politik yang ditandatangani pada 15 November 1946 oleh pemerintah Belanda dan Republik Indonesia. Dalam perjanjian ini, pihak Belanda diwakili oleh Hubertus van Mook, sedangkan pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir.

Perjanjian Linggarjati ini merupakan upaya diplomatik pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan wilayah kesatuan Republik Indonesia dari cengkraman penjajah Belanda.

Melansir dari laman insanpelajar.com, terdapat 2 alasan khusus yang melatarbelakangi terjadinya perundingan di Linggarjati. Pertama, karena keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di tanah Indonesia, dan kedua untuk menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda yang berkepanjangan.

Menurut ketentuan perjanjian, Belanda setuju untuk mengakui kekuasaan Indonesia atas Jawa, Sumatera dan Madura. Indonesia kemudian akan menjadi negara bagian dari Republik Indonesia Serikat, yang akan didirikan selambat-lambatnya 1 Januari 1949 dan membentuk Uni Belanda-Indonesia bersama-sama dengan Belanda, Suriname, dan Antillen Belanda, dengan Ratu Belanda yang akan menjadi kepala resmi Persatuan ini.

Latar Belakang

Setelah sekian lama merasakan penjajahan, Indonesia akhirnya menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Namun, euforia kemerdekaan tidak bertahan lama, karena ancaman dari pihak asing kembali muncul, yaitu dari bangsa Belanda.

Pasukan Belanda yang tergabung dalam NICA (Netherlands-Indies Civiele Administration), datang ke Indonesia. Namun, mereka tidak sendiri. Karena NICA turut membonceng pasukan sekutu serta AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dengan tujuan untuk melucuti pasukan Jepang yang telah kalah.

Namun kecurigaan mulai muncul, bahwa pihak Belanda ingin mencoba menguasai Indonesia kembali. Kecurigaan dari pemerintah dan rakyat Indonesia ini pun terbukti dengan pertempuran yang terjadi. Contohnya pertempuran yang pada 10 November di Surabaya, Pertempuran di Ambarawa, dan yang lainnya.

Karena konflik yang berkepanjangan, membuat pihak Belanda dan Indonesia sepakat untuk melakukan kontak diplomasi pertama mereka dalam sejarah kedua negara, dengan Pemerintah Inggris yang selaku mediator penanggung jawabnya.

Perundingan pun dilakukan. Indonesia dan Belanda diajak untuk melakukan perundingan di Hoge Veluwe pada tanggal 14-15 April 1946. Tetapi, perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatra dan Madura, sementara Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.

Perundingan Lanjutan

Usai kegagalan dalam perundingan pertama, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Perundingan pun dilanjutkan pada 7 Oktober 1946 di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda dengan dipimpin oleh Lord Killearn.

Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata (14 Oktober) dan meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.

perundingan linggarjati

dbnl.org

Setelah pemilihan umum Belanda pada tahun 1946, koalisi pemerintahan yang baru terbentuk memutuskan untuk mendirikan "Komisi Jenderal" untuk memulai negosiasi dengan Indonesia yang tujuan untuk mengatur konstitusi Hindia Belanda pada pasca-Perang Dunia II tanpa memerdekakan koloninya. Pemimpin dari komisi ini adalah Wim Schermerhorn.

Dalam perundingan ini, Wim Schermerhorn beserta komisinya dan Hubertus van Mook mewakili Belanda, sementara Indonesia diwakili oleh Soetan Sjahrir mewakili, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, serta Mohammad Roem. Kemudian dari Inggris diwakili oleh Lord Killearn, yang bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.

Hasil Perundingan Linggarjati

perundingan linggarjati

isgeschiedenis.nl

Hasil perundingan di Linggarjati ini ditandatangani pada 15 November 1946 di Istana Merdeka, dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.

Melansir dari kanal Good News From Indonesia, isi dari Perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut:

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949
  • Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian Linggarjati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di Istana Bijswijk (Istana Merdeka) Jakarta
  • (mdk/ank)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    23 Agustus Hari Peringatan Konferensi Meja Bundar, Ketahui Latar Belakang hingga Dampaknya
    23 Agustus Hari Peringatan Konferensi Meja Bundar, Ketahui Latar Belakang hingga Dampaknya

    23 Agustus diperingati Hari Konferensi Meja Bundar yang menjadi sejarah penting kekuatan diplomasi Indonesia.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Sosok Hubertus Van Mook, Politikus Era Kolonial Belanda Penganut Paham Liberal
    Mengenal Sosok Hubertus Van Mook, Politikus Era Kolonial Belanda Penganut Paham Liberal

    Van Mook menganggap bahwa koloni Hindia Timur Belanda, khususnya Pulau Jawa, sebagai bagian terpisah dari negeri Belanda

    Baca Selengkapnya
    Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya
    Peristiwa 21 Juli 1947: Agresi Militer Belanda I, Berikut Sejarahnya

    Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.

    Baca Selengkapnya
    Potret Lawas Ibu Hartini Istri Bung Karno dengan Istri Menlu Belanda, 'Cantik Sekali'
    Potret Lawas Ibu Hartini Istri Bung Karno dengan Istri Menlu Belanda, 'Cantik Sekali'

    Potret lawas Ibu Hartini Istri Presiden Soekarno dengan Istri Menlu Belanda mencuri perhatian.

    Baca Selengkapnya
    Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda
    Potret Lawas Kunjungan Soeharto ke Belanda Tahun 1970, Kunjungan Pertama Presiden Indonesia ke Belanda

    Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.

    Baca Selengkapnya
    Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
    Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

    Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Sosok LN Palar, Tokoh Penting Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Jalur Diplomasi
    Mengenal Sosok LN Palar, Tokoh Penting Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Jalur Diplomasi

    Sosok pria ini memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di ranah diplomasi.

    Baca Selengkapnya
    Foto Lawas Pemerintahan Pertama Soekarno-Hatta Kabinet Presidensial Tahun 1945, Presiden Berdiri Gagah di Antara Para Menteri
    Foto Lawas Pemerintahan Pertama Soekarno-Hatta Kabinet Presidensial Tahun 1945, Presiden Berdiri Gagah di Antara Para Menteri

    Dokumentasi lawas Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta berfoto dengan para Menteri di kabinet pertama pasca Proklamasi Kemerdekaan RI.

    Baca Selengkapnya
    22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
    22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat

    Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.

    Baca Selengkapnya
    Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal
    Momen Haru Rakyat Indonesia Iuran Sumbang Beras untuk India, dari Sawah Daerah Pedalaman Diantar Naik Kapal

    Momen para petani dari pedalaman Jawa iuran menyumbang beras untuk India.

    Baca Selengkapnya
    Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara
    Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara

    Berprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.

    Baca Selengkapnya
    Jadi Hari Bersejarah Penyerahan Wilayah dari Pihak Belanda ke Tangan Indonesia, Begini Momen Haru Perundingan Wonosobo Tahun 1949
    Jadi Hari Bersejarah Penyerahan Wilayah dari Pihak Belanda ke Tangan Indonesia, Begini Momen Haru Perundingan Wonosobo Tahun 1949

    Pada momen itu, tentara militer Belanda berbondong-bondong menarik diri dari wilayah yang didudukinya

    Baca Selengkapnya