26 Mei: Meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jemaah Ahmadiyah
Merdeka.com - Tepat hari ini, 26 Mei pada 1908 silam, Mirza Ghulam Ahmad meninggal dunia. Mirza Ghulam Ahmad adalah salah seorang rohaniawan dari India dan dikenal sebagai pendiri gerakan keagamaan dalam Islam, Ahmadiyah. Sosoknya menjadi begitu kontroversial setelah menyatakan dirinya sebagai seorang pembaru dan imam mahdi.
Mirza Ghulam Ahmad lahir di Qadian pada 13 Februari 1835 M atau 14 Syawal 1250 H. Qadian terletak 57 km sebelah timur kota Lahore, dan 24 km dari kota Amritsar di Punjab, India. Sejak kecil, ia telah belajar teks Arab Alquran dan tata bahasa Persia dari gurunya.
Tidak hanya mempelajari ilmu agama, Mirza Ghulam Ahmad juga mempelajari sejumlah karya kedokteran dari ayahnya yang bernama Mirza Ghulam Murtaza. Pada tahun 1864 hingga 1868, ia berprofesi sebagai juru tulis di Sialkot. Di tempat ini, Ghulam Ahmad sering berdebat dengan para misionaris Kristen.
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Kapan ilmuwan ini meninggal? Kematian Tycho Brahe pada tanggal 24 Oktober 1601, hanya 11 hari setelah insiden pesta yang tragis, meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
-
Mengapa KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah? Latar belakang pendirian Muhammadiyah tidak terlepas dari keprihatinan KH Ahmad Dahlan terhadap kondisi umat Islam di Indonesia pada masa itu. Banyak praktik keagamaan yang sudah bercampur dengan adat istiadat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni, dan tingkat pendidikan umat Islam pun relatif rendah.
-
Siapa yang meninggal dunia? Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Artanto, AKBP Muhammad Yoga tutup usia pada Minggu malam pukul 20.00 WIB.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup seorang Mirza Ghulam Ahmad? Simak ulasannya yang merdeka.com rangkum dari ahmadiyah.id dan almanhaj.id:
Awal Mula Mendirikan Ahmadiyah
wikipedia.org
Mengutip dari ahmadiyah.id, Mirza Ghulam Ahmad adalah keturunan Haji Barlas, seorang raja kawasan Qesh keturunan paman Amir Tughlak Temur. Saat Amir Temir menyerang Qesh, Haji Barlas dan keluarga terpaksa harus melairkan diri ke Khorasan dan Samarkand dan mulai menetap di sana.
Ketika ayahnya meninggal, tepatnya pada 1876, Mirza Ghulam Ahmad mengaku mendapatkan ilham bahwa Allah akan memberinya ketenangan dan ketenteraman dalam mengatur urusan dunianya. Bahkan, kematian ayahnya menandai sebuah era baru dalam kehidupan Ghulam Ahmad.
Hampir setengah tahun, Ghulam Ahmad melakukan puasa agar mendapatkan kenikmatan dari Allah. Selain berjuang menegakkan agamanya, ia juga menulis banyak karya buku yang berisi tentang kebenaran untuk melawan Hindu dan Kristen.
Namanya mulai dikenal luas oleh masyarakat setelah tulisan-tulisannya dimuat dalam surat kabar. Pada saat itu, Ghulam Ahmad banyak mengarang buku-buku yang dipercayanya sebagai wahyu ilahi. Salah satu bukunya yang terkenal yaitu, Barahiyn Ahmadiyah yang dicetak mulai 1880 hingga 1884.
Setelah buku Barhiyn Ahmadiyah dibaca banyak orang, Ghulam Ahmad memiliki banyak pengikut. Tepat pada Desember 1888, dia mengaku mendapatkan wahyu dari Allah dan para pengikutnya harus berjanji untuk setia kepadanya. Setelah itu, pada 23 Maret 1889, proses pembaiatan diadakan di Kota Ludhiana, yang menandai lahirnya Jemaah Muslim Ahmadiyah.
Meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad
merdeka.com/Islahuddin
Tidak sedikit para ulama yang menantang serta menasehati Mirza Ghulam Ahmad agar dia bertaubat dan menghentikan dakwahnya. Kendati sudah diperingatkan banyak pihak, tetapi usaha itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus menyebarkan dakwahnya.
Banyak pihak keberatan dengan sikap Mirza Ghulam Ahmad yang mengajukan sebuah doa untuk menantang mubahalah Maulvi Sanaullah, yakni jika di antara mereka berdua yang sesat dan pals. Mirza Ghulam Ahmad yang saat itu berusia 62 tahun dan Maulvi Sanaullah yang berasal dari Amritsar adalah seorang pemuda berusia 29 tahun.
Sementara itu, menanggapi tentangan tersebut, Maulvi Sanaullah hanya bisa diam beberapa tahun lamanya. Setelah diam beberapa tahun, para pendukungnya menekannya agar mau bersuara untuk menanggapi mubahalah itu. Dalam menanggapi hal tersebut, kemudian Mirza Ghulam Ahmad menulis buku Ijaz Ahmadi yang terbit pada tahun 1902.
Banyak para penentang Ahmadiyah membuat cerita mengenai penyebab kematian Mirza Ghulam Ahmad. Beredar kabar bahwa MGA meninggal di kamar mandi akibat ratusan kali buang air besar karena kolera.
Mirza Ghulam Ahmad wafat pada 26 Mei 1908, pukul 10:30 pagi. Dia wafat setelah 10 tahun ber-mubahalah dengan Maulvi Sanaullah. Hingga saat ini jemaah Ahmadiyah di indonesia masih menjadi kontroversi. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaKiai Mahrus Aly bukan ulama biasa, ia juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan yang punya sikap tulus. Saat istrinya meninggal, ia sangat bersedih.
Baca SelengkapnyaSelain dikenal sebagai ulama besar, KH Hasyim Asy'ari juga seorang pahlawan nasional yang berjasa bagi RI.
Baca SelengkapnyaSosok Amir Hamzah, sastrawan asal Langkat dengan segudang karyanya dan dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional
Baca SelengkapnyaMakamnya jadi salah satu destinasi wisata religi penting di Surabaya
Baca SelengkapnyaHabib Hasan meninggal di usia 47 tahun. Habib Hasan Lahir di Bogor, 26 Februari 1977
Baca SelengkapnyaKisah Maulid Nabi Muhammad SAW lengkap penting kita ketahui sebagai umat Islam untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap kekasih Allah SWT.
Baca SelengkapnyaTokoh besar pejuang dan sesepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang paling disegani di Lampung inii telah tutup usia pada Rabu (15/5) siang.
Baca SelengkapnyaJauh sebelum adanya Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara, sudah ada sekolah dari Minangkabau yang memasukkan pelajaran Islam kepada siswa.
Baca SelengkapnyaKabar berpulangnya Habib Hasan ini diketahui dari unggahan akun Instagram Rabithah Alawiyah (@rabithah_alawiyah).
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaAyah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.
Baca Selengkapnya