3 Fakta Kursi Ki Hadjar Dewantara yang Rusak Akibat Kerusuhan, Saksi Cerita Pahit
Merdeka.com - Kerusuhan antara dua kelompok massa yang terjadi pada Minggu malam (4/6) membuat sejumlah bangunan rusak. Salah satunya adalah Museum Dewantara Kirti Griya.
Sejumlah barang-barang rusak di museum tersebut. Di antaranya adalah pot-pot, pintu, dan sejumlah benda lainnya. Yang disayangkan adalah benda bersejarah yaitu kursi peninggalan tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara juga ikut rusak.
Lalu apa langkah yang diambil pihak pengelola museum terkait rusaknya benda bersejarah ini? Berikut selengkapnya:
-
Dimana kursi itu disimpan? “Tempat duduk nya sultan dulu itu,“ tulis akun Tiktok no name
-
Kapan kursi terakhir kali digunakan? “Saat itu kursi ini diletakkan di letakkan sesaji di depannya,“ kata Ratna.
-
Di mana kursi lipat itu ditemukan? Kursi ini ditemukan dimakam seorang wanita di Steinsfeld, Franconia Tengah, wilayah Ansbach, Jerman.
-
Museum Balaputera Dewa menyimpan apa saja? Museum yang berdiri di lahan seluas 23.565 meter persegi tersebut mengoleksi benda-benda peninggalan dari zaman pra-sejarah sampai zaman Kerajaan Palembang bahkan hingga zaman Kolonialisme Belanda.
-
Museum Nasional terbakar, benda apa saja di dalamnya? Dari informasi yang disampaikan pihak museum, bangunan yang terbakar berpusat di gedung A yang berisi benda-benda bersejarah termasuk arca. Gedung yang terbakar dibangun 1862 Seperti yang dikutip dari rilis Iaman Museum Nasional, bangunan yang terbakar adalah gedung A, dengan koleksi benda-benda bersejarah.Bangunan tersebut merupakan yang tertua dari museum ini karena dibangun pada 1862 sampai 1868.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
Perlu Kajian
©kemdikbud.go.id
Hingga saat ini, pengelola Museum Dewantara Kirti Griya masih menunggu kajian dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) untuk memperbaiki benda cagar budaya berupa kursi peninggalan Ki Hadjar Dewantara. Seperti diketahui, kursi itu rusak sebagai dampak dari kerusuhan massa.
“Kerusakan koleksi cagar budaya yang terparah cuma satu, yaitu kursi peninggalan itu. Nanti kami akan konsultasi ke BPK perlu diganti atau tidak,” kata Kepala Museum Dewantara Kirti Griya Ki Murwanto dikutip dari ANTARA pada Kamis (8/6).
Ki Murwanto menambahkan, perbaikan benda cagar budaya tidak bisa sembarangan dan perlu didasari kajian karena berisiko mengubah keasliannya.
Kursi Bersejarah
©kemdikbud.go.id
Seperti diketahui, kursi bersejarah itu mengalami kerusakan di bagian sandaran dan dudukan yang terbuat dari anyaman rotan.
Walau begitu, sebenarnya kursi tersebut masih bisa digunakan. Pada masa lalu, kursi yang letaknya berada di teras rumah tersebut digunakan oleh Ki Hadjar untuk bersantai sembari melihat kegiatan di pendopo Tamansiswa.
“Kursi itu juga biasa digunakan untuk menerima tamu-tamu negara, tamu luar negeri. Jawaharlal Nehru (Mantan Perdana Menteri India) juga pernah duduk di situ,” kata Ki Murwanto.
Bagian dari Cerita Pahit
©Instagram/@merapi_uncover
Sementara itu Kepala Seksi Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY Sony Saifudin mengatakan benda cagar budaya yang rusak itu bisa menjadi pengingat agar peristiwa serupa tidak terjadi di masa mendatang.
“Jadi itu bagian dari cerita. Mungkin cerita yang pahit. Saya katakan pahit karena jangan sampai terulang lagi di masa depan,” kata Sony dikutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaMuseum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat 12, Gambir, Jakarta Pusat, dilaporkan mengalami kebakaran pada Sabtu (16/9), pukul 19:56 WIB.
Baca Selengkapnya817 koleksi itu terbuat dari berbagai macam bahan. Seperti perunggu, keramik, hingga kayu.
Baca SelengkapnyaBanyak jejak tokoh perempuan ini yang masih dapat dijumpai hingga kini.
Baca SelengkapnyaKeempat ruangan di Museum Nasional yang roboh akibat kebakaran hebat itu merupakan ruang pameran benda prasejarah.
Baca SelengkapnyaPanggung Sangga Buwana dulunya dibuat untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaMasih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Baca SelengkapnyaProses penampakan pun hingga kini masih dilakukan oleh tim, agar dapat mengetahui identitas ketiga kerangka manusia tersebut.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dalamnya kosong. Dibersihkan setahun sekali pada momen hari-hari besar.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, proses evakuasi koleksi di ruangan terdampak kebakaran melibatkan tim ahli.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaBanyak orang bertanya-tanya untuk apa kursi itu digunakan.
Baca Selengkapnya