6 Fakta Selat Muria, Pernah Memisahkan Kudus dan Jepara dari Pulau Jawa
Merdeka.com - Selat Muria adalah wilayah laut yang dulunya pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria. Karena keberadaan selat itu, kota-kota pantura yang sekarang bernama Jepara, Kudus, dan Pati pernah berada terpisah di luar daratan Pulau Jawa.
Sebelum abad ke-17, Selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilalui. Bukti dari sisa-sisa peninggalan Selat Muria masih ada hingga kini. Salah satunya penemuan fosil hewan laut di Situs Purbakala Patiayam, Kudus.
Selain itu, keberadaan selat ini pernah menjadikan Kota Demak menjadi kota pelabuhan yang ramai. Namun seiring waktu, selat itu mengalami sedimentasi dan pendangkalan. Hal inilah yang kemudian membuat wilayah itu menjadi dataran hingga kini. Berikut 6 Fakta Selat Muria yang pernah ada di masa lalu:
-
Di mana Selat Muria dulu memisahkan daratan? Pada saat itu, Selat Muria memisahkan daratan Demak dan Kudus, sehingga wilayah Kudus, Jepara, dan Pati berada di pulau sendiri, memisahkan diri dari Pulau Jawa.
-
Apa itu Selat Muria? Selat Muria terbagi menjadi dua bagian, yaitu barat dan selatan.
-
Di mana Selat Muria berada? Menurut ilmuwan Van Bemmelen, saat zaman Holosen atau zaman es, tepatnya sekitar 11.700 tahun yang lalu, Gunung Muria masih berupa pulau.
-
Kenapa Selat Muria menjadi daratan? Pendangkalan Selat Muria disebabkan oleh sedimentasi dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juwana yang membawa material tanah dan batuan sehingga selat berubah menjadi daratan.
-
Apa bukti keberadaan Selat Muria? Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
-
Mengapa Selat Muria bisa hilang? Periode terakhir, yaitu 1.700 tahun yang lalu, Selat Muria bagian selatan mulai berubah menjadi daratan alluvial hingga saat ini.
Sejarah Selat Muria
©Ub.ac.id
Pada masa glasial, Gunung Muria beserta pegunungan kecil di Patiayam dulunya bergabung dengan dataran utama Pulau Jawa. Namun pada inter glasial, kondisi itu berbalik. Volume air laut yang meningkat membuat dataran Gunung Muria dan Pulau Jawa terpisahkan oleh laut dangkal yang tidak terlalu lebar.
Dikutip dari Brilio.net, bergabungnya Pulau Muria secara permanen dengan Pulau Jawa terjadi pada abad ke-17 di mana terjadi pendangkalan dan perkembangan daratan alluvial di sepanjang pantai utara Jawa.
Jalur Transportasi yang Ramai
©Undip.ac.id
Dikutip dari Kemendikbud.go.id, dulunya Selat Muria adalah jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilalui. Selat itu menjadi jalan antara masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau lainnya.
Karena adanya selat ini, masyarakat yang ingin bepergian antara Kudus dan Demak harus menggunakan kapal. Keberadaan selat ini pulalah yang dahulu membuat Kerajaan Demak menjadi kerajaan maritim.
Hunian Kuno di Situs Medang
©Ub.ac.id
Bukti dari bekas-bekas keberadaan Selat Muria dapat dilihat pada Situs Medang yang terletak di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dalam sebuah ekskavasi yang dilakukan di sana, ditemukan jejak sebuah hunian kuno dan beberapa temuan lainnya seperti fragmen gerabah, keramik, dan perhiasan berbahan emas.
Dari adanya temuan-temuan tersebut, diduga Situs Medang dulunya merupakan hunian kuno yang letaknya berada di sisi selatan Selat Muria.
Fosil Binatang Laut di Patiayam
©2020 brilio.net
Dikutip dari Brilio.net, salah satu bukti lain dari adanya Selat Muria adalah temuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus. Di situs itu, ditemukan beberapa fosil hewan laut seperti moluska, ikan hiu, penyu, dan buaya. Diperkirakan, fosil-fosil itu sudah berumur di atas 800.000 tahun.
Hilangnya Selat Muria
©Grobogan.go.id
Dilansir dari Undip.ac.id, setelah abad ke-17 Selat Muria semakin dangkal sehingga kapal tidak dapat berlayar mengarunginya. Meski demikian, pada musim hujan perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi selat itu dari Demak hingga Juwana.
Pada 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang. Air laut yang terperangkap di dataran Jawa itu kemudian dikenal dengan nama Bledug Kuwu.
Diduga Sebabkan Kemunduran Kerajaan Demak
©kemendikbud
Dilansir dari Ub.ac.id, diduga Kerajaan Demak yang pernah berjaya di masa silam mengalami kemunduran karena pendangkalan yang terjadi di Selat Muria. Karena pendangkalan itu, Demak yang mulanya berada di tepi Selat Muria kemudian berubah menjadi sebuah kota yang dikelilingi oleh daratan.
Setelah pendangkalan yang terjadi di Selat Muria, pelabuhan kerajaan itu kemudian berpindah ke Jepara. Namun, sempat muncul kekhawatiran Selat Muria akan terbentuk lagi setelah terjadinya banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya pada 2014. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaBRIN mengungkapkan alasan Selat Muria kini menjadi daratan
Baca SelengkapnyaPada masanya pelabuhan-pelabuhan itu ramai oleh aktivitas perdagangan. Sekarang beberapa di antaranya telah hilang karena proses alam.
Baca SelengkapnyaTeori Selat Muria muncul akhir-akhir ini setelah banjir besar yang melanda wilayah Kabupaten Demak, Kudus, hingga Grobogan.
Baca SelengkapnyaPernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaJejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Baca SelengkapnyaPajajaran termasuk pemerintahan kuno yang maju di nusantara. Saat itu, mereka sudah memiliki enam pelabuhan dengan jaringan jalan yang menghubungkan pulau Jawa
Baca SelengkapnyaPelabuhan menjadi tempat paling penting dalam distribusi komoditas dan berlangsungnya proses jual beli pada tempo dulu.
Baca SelengkapnyaDemak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Baca SelengkapnyaPulau Jawa adalah pusat kepadatan penduduk dan aktivitas ekonomi negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkait rekayasa arus lalu lintas kendaraan dialihkan di diperbatasan Demak dan Kudus memutar jalur alternatif membuat pengendara jauh memutar.
Baca Selengkapnya