Agensi Jasa Wisata Berhasil Bangkit Usai Pandemi, Bermitra dengan UMKM Lokal
Merdeka.com - Pada masa pandemi, dunia pariwisata hampir sepenuhnya mati suri. Pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM sehingga arus transportasi dari kota satu ke kota lain dibatasi. Belum lagi banyak tempat-tempat wisata ditutup. Hal ini yang membuat beberapa agensi jasa wisata tidak bisa menjalankan usahanya. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih tutup.
Situasi sulit itu sangat dirasakan oleh Tetra Budiarto (49), pemilik agensi jasa wisata Kirana Tour. Saat itu ia tidak menyangka, usaha yang sudah dirintis sejak tahun 2001 terpaksa tutup. Padahal selama masa normal ia bisa memegang 50-60 perjalanan wisata dalam setahun. Klien yang mempercayai Kirana Tour juga terbilang perusahaan-perusahaan besar yang kebanyakan berasal dari kampus, perusahaan bank, dan lembaga pemerintah atau BUMN.
“Kalau memegang perusahaan seperti itu enak soalnya mereka pasti punya anggaran untuk rekreasi. Jadi setiap tahun mereka selalu mengadakan agenda rekreasi dan mempercayai paket perjalanan itu pada kami,” kata Tetra saat ditemui Merdeka.com pada Rabu (26/4).
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Bagaimana Mistiyati bertahan di masa pandemi? Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
Masa-Masa Sulit Pandemi
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Tetra mengatakan, agen jasa wisata yang ia pegang biasanya mengurusi acara-acara seperti wisata, gathering, rapat, dan outbond. Pada masa pandemi kemarin, banyak dari klien yang menunda perjalanan dan meminta kembali uang pembayaran yang sudah disetorkan. Mulai saat itu pendapatannya terus menurun.
“Pada akhirnya kami ikut tiarap. Waktu itu teman-teman karyawan kami berikan kebebasan untuk memilih, mau mengundurkan diri atau bergabung dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Waktu tiarap saya jualan sate pentol. Yang memilih tidak mundur kami arahkan ke bisnis UMKM dan kurir,” ungkapnya.
Setelah penyebaran COVID-19 mereda dan pelonggaran demi pelonggaran diberlakukan, usaha agensi jasa wisata Kirana Tour mulai bangkit kembali. Mulai dari paket wisatawan ke Mandalika hingga acara mudik gratis pada masa lebaran. Perlahan-lahan usaha yang dulu sempat mati suri kini mulai bangkit kembali.
“Alhamdulillah sekarang mulai normal. Sebagai wujud syukur kita adakan kegiatan dengan 1.000 santri waktu Bulan Ramadan kemarin,” ujar Tetra.
Bermitra dengan UMKM
©Merdeka.com/Shani Rasyid
Selama agensi jasa wisatanya tutup, Tetra tidak tinggal diam. Ia berusaha untuk memperoleh sumber penghasilan dengan berjualan sate pentol. Selain itu, ia juga bergabung dengan organisasi Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DPC Sleman. Di organisasi tersebut ia dipercaya memegang jabatan Kepala Bidang UMKM dan Ekonomi Kreatif.
Menurutnya, para pelaku UMKM memiliki tiga masalah utama yaitu produksi, pemasaran, dan permodalan. Untuk mengatasi permasalahan terkait produksi, Tetra aktif menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa memberikan edukasi seperti apa makanan yang aman dikonsumsi.
Untuk masalah pemasaran, ia menyediakan akses bagi para UMKM untuk mengadakan pameran di tempat-tempat strategis seperti Mall Sleman City Hall dan Bandara Internasional Yogyakarta. Lalu untuk masalah permodalan, ia menyediakan akses peminjaman dari perbankan seperti Bank BRI, Bank BPD DIY, dan Bank Jateng.
Bagi Tetra, berjejaring di organisasi seperti HIPPI banyak manfaatnya. Selain menjadi media dalam memperluas jejaring, dia bisa memperoleh wawasan sekaligus berbagi ilmu dengan para pelaku UMKM lainnya.
Oleh karena itu, di tengah usaha agensi jasa wisatanya yang kembali bangkit, ia menggandeng para pelaku UMKM dalam setiap kegiatan wisata. Sebagai contoh, saat klien membutuhkan snack selama perjalanan, Tetra meminta UMKM kuliner untuk membuatkan snack tersebut. Saat klien butuh kaos, Tetra langsung memesan kaos pada pelaku UMKM yang ia bina.
Inisiatifnya dalam menggandeng UMKM dalam setiap kegiatan wisata itu bukannya tanpa alasan. Menurutnya, kondisi perekonomian di Indonesia tidak terlalu terpuruk dibanding negara-negara lain karena keberadaan UMKM. Oleh karena itu ia ingin para pelaku UMKM juga ikut merasakan dampak positif begitu kondisi perekonomian di Indonesia sudah normal kembali.
“Karena saya bergaul dengan para pelaku UMKM, saya melihat kalau mereka harus kita support. Selain pemerintah saya melihat pihak swasta juga harus bersinergi dengan UMKM. Jadi kami melakukan ini semua untuk kemajuan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Biodata
Nama: Tetra Budiarto SH MM
TTL: Pontianak, 27 November 1974
Pendidikan:
* SD Demangan III Jogja lulus 1986* SMPN 1 Jogja lulus 1989* SMAN 9 Jogja lulus 1992* FH UNDIP Semarang lulus 1997* MM UGM lulus 1999 (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paman Amru bersedia menjadi mentor baginya tanpa bayaran, alias gratis. Bahkan, sang paman bersedia membantu Amru sampai satu bulan pertama.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaKisah pria dulu bos rental mobil namun bangkrut dan jatuh miskin. Kini tumbuh menjadi seorang pengusaha kuliner berjualan nasi telur yang sukses.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKisah di balik kesuksesan pasutri pebisnis ayam goreng krispi yang kini bisa memperoleh sebanyak 2.200 cabang.
Baca SelengkapnyaAji pernah berada dalam ekonomi yang sangat terpuruk hingga tak mampu menafkahi istri.
Baca Selengkapnya“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Baca SelengkapnyaArifin terus bergerilya dengan menjemput bola mencari pelanggan-pelanggan baru di Pasar Tanah Abang, termasuk brand-brand fesyen.
Baca SelengkapnyaSelain memanfaatkan media sosial Instagram, penjualannya banyak terbantu karena testimoni pembeli kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaTak perlu mempersulit diri dengan mencari produk jualan yang rumit, terpenting bagaimana memasarkannya.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang.
Baca Selengkapnya