Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dibangun Pada Masa Sultan Agung, Ini 5 Fakta Sejarah Makam Raja-raja Imogiri

Dibangun Pada Masa Sultan Agung, Ini 5 Fakta Sejarah Makam Raja-raja Imogiri Makam Imogiri. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Makam Raja-Raja Imogiri merupakan sebuah kompleks pemakaman tua yang punya nilai sejarah. Makam itu berada di wilayah Desa Girirejo dan Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dilansir dari Kratonjogja.id, makam imogiri dibangun pada 1632, tepatnya pada masa Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Dengan dikepalai oleh Kiai Tumenggung Citrokusumo, kompleks pemakaman itu dibangun dengan perpaduan arsitektur Hindu-Islam.

Untuk menuju ke sana, pengunjung harus menapaki ratusan anak tangga. Tak hanya itu, bagi mereka yang ingin masuk dan berziarah ke makam diwajibkan untuk memakai baju adat Jawa. Berikut selengkapnya:

Sejarah Dibangunnya Makam Imogiri

makam imogiri

©kratonjogja.id

Makam Imogiri atau yang juga dikenal dengan Pasarean Imogiri dibangun pada 1632. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, pada waktu itu raja Mataram Islam yang ketiga, Sultan Agung, sedang mencari tanah yang akan digunakan sebagai tempat pemakaman.

Dengan membawa pasir yang berasal dari Arab, dia melempar pasir itu dari istananya di daerah Pleret. Pasir itu kemudian jatuh di sebuah bukit yang berada di Imogiri. Atas dasar itulah Sultan Agung memutuskan untuk membangun makam raja di tempat jatuhnya pasir itu.

Mulai tahun 1632, makam itu mulai dibangun. Tiga belas tahun setelah selesainya pembangunan makam, Sultan Agung wafat. Ia kemudian dimakamkan di sana bersama para istri-istrinya yang wafat kemudian.

Makam Bagi Para Raja Mataram

makam imogiri

©kratonjogja.id

Sultan Agung menjadi raja pertama yang dimakamkan di Pasarean Imogiri. Setelah itu pemakaman ini digunakan untuk raja-raja seterusnya, bahkan saat Mataram terbelah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Oleh itulah kemudian pemakaman itu terdiri dari beberapa kompleks utama di antaranya Kasultanagungan, Pakubuwanan, Kasunanan Surakarta, dan Kasultanan Yogyakarta.

Dilansir dari Kratonjogja.id, walaupun ibukota kerajaan berpindah berkali-kali bahkan sampai terbelah, namun raja-raja yang bertahta tetap berpulang di tempat peristirahatan terakhir yang sama, yaitu di Makam Imogiri ini.

Terdiri dari Ratusan Anak Tangga

makam imogiri

©Wikipedia.org

Sebelum memasuki kompleks pemakaman, pengunjung harus melalui ratusan anak tangga yang lebarnya 4 meter dengan kemiringan 45 derajat. Dikutip dari Wikipedia.org, jumlah anak tangga itu ada 409 buah.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika pengunjung dapat menghitung anak tangga dengan benar maka semua keinginannya akan terkabul. 

Gapura Bernilai Filosofis

makam imogiri

©Wikipedia.org

Makam Sultan Agung menjadi makam yang letaknya paling tinggi di kompleks pemakaman itu. Untuk menuju ke sana, peziarah harus melalui tiga gapura yang melambangkan tiga tahapan kehidupan manusia yaitu alam rahim, alam duniawi, dan alam kubur.

Di antara gapura-gapura itu, ada jasad manusia yang dikubur terpisah. Dia adalah seorang pengkhianat yang membelot kepada Belanda bernama Tumenggung Endranata. Saat berhasil ditangkap oleh Mataram, dia kemudian dieksekusi dengan dipenggal kepalanya.

Jasadnya kemudian dibagi menjadi tiga bagian dan dikubur di pemakaman Imogiri secara terpisah. Kepalanya dikubur di tengah-tengah Gapura Supit Urang, badannya dikubur di bawah tangga dekat Gapura Supit Urang, dan kakinya dikubur di tengah kolam.

Peziarah Wajib Pakai Pakaian Adat

makam imogiri

©kratonjogja.id

Untuk bisa masuk ke Makam Imogiri, pengunjung diwajibkan untuk mengenakan pakaian tradisional Jawa. Untuk peziarah perempuan, mereka harus mengenakan kain jarit sebatas dada atau kemben sehingga terbuka di bagian bahu. Sementara itu peziarah laki-laki harus memakai kain jarit dan atasan berupa baju peranakan. Kedua model pakaian itu merupakan pakaian yang biasa digunakan para abdi dalem. Selain itu di area makam tidak boleh berfoto-foto.

Sementara itu waktu ziarah hanya dibuka tiga kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Jum’at, dan Minggu. Di hari tersebut pengunjung boleh melakukan ziarah mulai pukul 10 pagi hingga 1 siang.

Selain itu pada tanggal 1 dan 8 Syawal serta 10 Dzulhijjah, pengunjung juga boleh melakukan ziarah di makam ini. Makam ini akan ditutup selama satu bulan penuh selama Bulan Suci Ramadan. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17

Makam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, Dipimpin Pertama Kali oleh Raja Sanjaya
Menguak Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, Dipimpin Pertama Kali oleh Raja Sanjaya

Bukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.

Baca Selengkapnya
Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek
Sudah Ada sejak Zaman Sultan Agung, Ini Sejarah Munculnya Warteg di Jabodetabek

Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Pembangunan JIS, Jadi Tempat Kampanye Akbar Anies-Cak Imin
Sejarah Pembangunan JIS, Jadi Tempat Kampanye Akbar Anies-Cak Imin

JIS menjadi singgahan terakhir kampanye bagi Paslon nomor urut 01. Sebab pembangunan JIS ada campur tangan Anies yang dulunya menjadi Mantan Gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini

Dalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.

Baca Selengkapnya
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini

Gambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering

Baca Selengkapnya
Membedah Sejarah Suro, Bulan Sakral Dalam Kalender Jawa
Membedah Sejarah Suro, Bulan Sakral Dalam Kalender Jawa

Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram mengakulturasikan kalender Hijriyah sebagai kalender Jawa

Baca Selengkapnya
Penampakan 'Istana' Peninggalan Mesir Kuno Berusia 3500 Tahun yang Baru Ditemukan, Dulu Penuh Pasukan Tempur
Penampakan 'Istana' Peninggalan Mesir Kuno Berusia 3500 Tahun yang Baru Ditemukan, Dulu Penuh Pasukan Tempur

Bangunan peninggalan kerajaan Mesir kuno berusia sekira 3500 tahun ditemukan para arkeolog di situs arkeologi Tel Habwa di Kawasan Arkeologi Sinai Utara.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah

Akta kelahiran Raja Hayam Wuruk ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan abu gunung api.

Baca Selengkapnya