Kisah Inspiratif Pria Bertani di Kawasan Padat Penduduk, Tanam Cabai di Atap Rumah
Merdeka.com - Daliman tinggal di Kampung Gemblakan Atas, Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Sebagai warga yang tinggal di perkampungan padat penduduk di tengah kota, rumah Daliman berdempetan dengan rumah-rumah penduduk yang lain. Bahkan lebar gang jalan yang membentang di perkampungan itu hanya 0,5-1 meter.
Namun kenyataan itu tak menyurutkan niatnya untuk bercocok tanam. Oleh karena itulah ia memutuskan bercocok tanam cabai di atap rumah miliknya.
Dengan bertani cabai di atap rumah, tanaman itu akan mendapatkan terpaan sinar matahari yang cukup. Berikut selengkapnya:
-
Dimana warga menanam sayur? Lahan seluas 900 meter persegi disulap menjadi kebun produktif yang mendatangkan cuan bagi masyarakat.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Kenapa menanam kale di rumah semakin populer? Menanam kale di rumah telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan pecinta berkebun dan mereka yang peduli dengan kesehatan.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
Alasan Memilih Cabai
©YouTube/Cap Capung
Daliman mengungkapkan alasannya untuk bertani cabai adalah karena tanaman itu bisa dipanen secara berkelanjutan. Selain itu harga jual cabai saat ini tengah berada di angka yang bagus.
“Kalau misalkan sawi kita potong, habis. Tapi kalau cabai setelah tiga bulan kita bisa memanen dan setelah itu tiap bulan selama dua tahun kita bisa memanen terus tanpa henti,” ungkap Daliman dikutip dari YouTube Cap Capung.
Punya Berbagai Jenis Cabai
©YouTube/Cap Capung
Di atap rumahnya, Daliman menanam berbagai jenis cabai seperti cabai setan, cabai rawit, hingga cabai keriting. Selain itu tanaman cabai di sana juga ia fungsikan sebagai pagar balkon lantai dua rumahnya. Untuk mewujudkan itu semua, dia mengatakan cara budidayanya cukup mudah.
“Pertama, media yang kita gunakan ukuran 40x40 cm, kemudian harus terpapar sinar matahari, kemudian kita harus menghindari air hujan yang berlebih dengan menutupnya pakai plastik UV. Selain itu pemupukan dilaksanakan selama dua minggu sampai satu bulan sekali,” jelas Daliman.
Produksi Cabai
©YouTube/Cap Capung
Biasanya, Daliman memanen sebanyak ½ kg cabai dalam dua hari. Cabai-cabai itu kemudian Ia titipkan ke tempat saudaranya di Kabupaten Bantul.
“Alhamdulillah cabai yang saya titipkan itu laku keras. Jadi untuk pemasaran tidak ada masalah. Justru terbuka luas,” kata Daliman.
Kendala Menanam Cabai
©YouTube/Cap Capung
Daliman mengatakan dalam menanam cabai, banyak kendala yang harus Ia hadapi. Terkadang bentuk daun tanaman cabai keriting sehingga tidak enak dipandang. Selain itu terkadang ada hama yang menyerang tanaman tersebut. Untuk membasmi hama-hama itu, Daliman tidak suka memakai pembasmi berbahan zat kimia.
“Yang paling mudah, kita cari tembakau, kemudian kita rendam, tapi jangan terlalu kental sekali. Kemudian kita semprotkan pohon cabai yang kena penyakit hama itu. Beberapa hari kemudian biasanya bisa segar kembali,” kata Daliman.
Mari Bertani di Kota
©YouTube/Cap Capung
Bagi Daliman, bertani tidak selalu memerlukan lahan yang luas hingga berhektare-hektare. Ia sudah membuktikan dengan lahan yang sempit tetap bisa sukses menanam cabai. Baginya, orang yang hidup di kota tetap bisa bercocok tanam.
“Jadi, mari kita bercocok tanam di kota walaupun lahan kita di kota terlalu sempit sekali. Dengan rasa hobi dan senang, kalau tahu yang menanam menyayanginya, cabai akan bisa tumbuh dan berbuah dengan segar,” kata Daliman dikutip Merdeka.com dari YouTube Cap Capung. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDari pemanfaatan lahan di kolong Tol Becakayu, warga dapat memanen cabai sebanyak 300 kilogram.
Baca SelengkapnyaAda banyak sayur dan buah yang tersedia di atap rumahnya
Baca SelengkapnyaSeorang petani Palestina berusaha bertahan hidup dengan berladang. Tujuannya untuk mengatasi kelaparan di Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaWalaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
Baca SelengkapnyaDusun Tempel di Boyolali yang berdampingan dengan Dusun Bentrokan di Magelang memiliki keunikan.
Baca SelengkapnyaDengan perahu rakit yang ia buat dari drum, Ibu Pasijah mengarungi perairan hutan mangrove untuk menanam bibit pohon tersebut.
Baca SelengkapnyaOrang sukses tak hanya berasal dari pekerja kantoran dengan jabatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSeorang Polisi inspiratif, AKP Ruswandi selalu bekerja ke kebun usai dinas di Polres, ia tidak pernah malu apa yang dikerjakan karena pangkat hayalah titipan.
Baca SelengkapnyaTak jauh dari rumahnya, Maidi mengelola sebuah taman bersama warga. Warga bebas mengambil hasil sayur mayur di sana .
Baca SelengkapnyaKomedian Sunarji Riski Radifan atau yang lebih dikenal Narji, saat ini tengah fokus mendalami profesi baru di kampung halamannya sebagai petani.
Baca Selengkapnya