Kisah Mbah Sugiyarno dari Blora, 40 Tahun Kenakan Topi Berbahan Kayu Jati
Sudah banyak pelajaran hidup yang ia peroleh sejak memakai topi antiknya.
Sudah banyak pelajaran hidup yang ia peroleh sejak memakai topi antiknya.
Kisah Mbah Sugiyarno dari Blora, 40 Tahun Kenakan Topi Berbahan Kayu Jati
Mbah Sugiyarno (76) merupakan warga Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Pria paruh baya itu sudah menggunakan topi laken antik berbahan tunggak kayu jati Blora sejak tahun 1983.
-
Dimana topi menjadi tradisi? Dalam beberapa acara seperti pacuan kuda di Royal Ascot di Inggris, penggunaan topi menjadi tradisi yang diikuti oleh tamu yang hadir.
-
Topi untuk apa saja? Umumnya, topi digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari dan sebagai aksesoris pakaian. Topi juga dapat digunakan sebagai media promosi perusahaan atau sebagai souvenir.
-
Dimana makam Mbah Buyut Modjo berada? Di samping Tunjungan Plaza, salah satu mal terbesar di Surabaya, sebuah makam keramat terpelihara dengan baik.
-
Siapa ilmuwan yang dikenal suka memakai topi? Nikola Tesla adalah ilmuwan dengan segudang temuan, seperti dengan kontribusi besarnya pada arus bolak-balik dan kontrol radio. Tesla juga memiliki selera gaya dan estetika yang unik. Ia memiliki banyak topi dari berbagai jenis.
-
Apa yang dilakukan Mbah Subeno sebelum tinggal di gubuk? Saat ditemui oleh pemilik YouTube Cerita Desa Indonesia, Mbah Subeno sedang melakukan aktivitas di dalam gubuknya. Mbah Subeno bercerita sebelum tinggal di gubuk itu, ia merantau ke Lampung.
-
Bagaimana topi itu dijual? Topi itu dijual bersama dengan memorabilia Napoleon lainnya yang dikumpulkan oleh seorang industrialis yang meninggal tahun lalu.
Terhitung sejak saat itu hingga kini, Mbah Sugiyarno sudah memakai topi laken selama 40 tahun. Tak jarang orang-orang di sekelilingnya bertanya-tanya dari bahan apa topi antik itu dibuat. "Topi ini dibuat dari tunggak kayu jati," begitulah Mbah Sugiyarno memberi jawaban singkat, dikutip dari Liputan6.com.
Mengetahui kebiasaan Mbah Sugiyarno, pihak pejabat Pemkab Blora dan Perhutani Blora merasa sangat terbantu. Pasalnya secara tidak langsung separuh hidup Mbah Sugiyarno digunakan untuk membantu pemerintah setempat memperkenalkan kualitas produk kayu jati Blora hingga diakui dunia. Ia mengatakan kalau topi antik itu merupakan jatahnya yang diberikan oleh seseorang. "Coro peritungane jatah, seng maringi wong lewat, (secara perhitungan (topi ini) menjadi bagiannya, yang memberi orang lewat)" katanya.
Banyak ilmu hidup yang diperoleh Mbah Sugiyarno sejak memakai topi antik itu. Ilmu-ilmu tersebut ia berikan pada orang-orang zaman sekarang sebagai bekal, khususnya pada anak-anak muda agar tidak serakah dalam urusan dunia dan punya kelakuan jelek ketika punya ilmu. "Ngilmu opo wae, ojo sampek nduwe lakon seng elek. Lakone seng sae," ujar Mbah Sugiyarno.
Ia mengatakan, dengan kelakuan yang baik, prinsip hidup seseorang tidak akan mudah dibelokkan untuk melakukan hal yang menyimpang.
Ia mengatakan bahwa prinsip hidup itu bisa diterapkan di semua jenis profesi seperti wartawan, aparat, politikus, serta profesi lainnya. "Jangan sampai punya kebiasaan menyimpang agar hidup lebih berkah dan bermanfaat. Serta tidak jengkel saat diingatkan sesama," ujarnya dikutip dari Liputan6.com
"Insya Allah yen pancene wong enom iku wayahe dienam-enamke pikirane, ojo sampek menggok lakone. Ajeg pikirane. Tujuane opo seng jejeg."
Mbah Sugiyarno mengatakan bahwa seorang anak muda harus punya pikiran yang lurus sesuai dengan tujuan hidupnya.