Mengenal Ciu Bekonang, Minuman Tradisional Legendaris Asal Sukoharjo
Merdeka.com - Di Sukoharjo, Jawa Tengah, ada minuman yang cukup legendaris khususnya bagi masyarakat setempat. Nama minuman itu Ciu Bekonang.
Selama ini, Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dikenal sebagai sentra industri etanol. Di tengah aktivitas para pengrajin cairan medis itu, ada pekerjaan sambilan yang dilakukan warga setempat.
Di sana, warga kerap menyuling sisa-sisa cairan etanol dengan cairan tebu. Hasil penyulingan etanol itulah yang banyak digemari warga sebagai sebuah minuman bernama Ciu Bekonang.
-
Apa yang menjadi minuman utama di Jawa Barat? Teh tawar jadi minuman utama di setiap tempat makan.
-
Dimana cobek tradisional di Kampung Cikanyere dibuat? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Siapa yang dikenal sebagai penggemar berat cuju? Bahkan, Kaisar Han Wu Di dikenal sebagai seorang penggemar berat cuju.
-
Siapa yang membuat cobek tradisional di Kampung Cikanyere? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Apa yang unik dari cobek di Kampung Cikanyere? Walau bukan terbuat dari batu atau kayu, cobek ini kuat. Banyak perkampungan di Indonesia yang memiliki daya tarik unik seperti di Cikanyere, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Di sana, selain memiliki alam yang indah, siapapun yang datang akan bisa melihat langsung pembuatan cowet atau ulekan yang digunakan untuk membuat sambal.
-
Dimana kopi Priangan terkenal? Karena terkenalnya kopi dari Jawa Barat, orang Eropa menyebutnya a cup of Java Mereka tidak menggunakan istilah secangkir kopi, tetapi secangkir Java.
Seiring waktu, banyak orang yang menggemari minuman itu. Hal inilah yang membuat para pengrajin etanol itu mencuri-curi waktu untuk memproduksi Ciu Bekonang.
Lantas bagaimana sejarah industri minuman yang dianggap ilegal itu? berikut selengkapnya:
Sejarah Kemunculan Ciu Bekonang
©2017 Merdeka.com/iqbal s nugroho
Melansir dari merdeka.com, kemunculan ciu sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17. Namun perkembangan Ciu Bekonang baru muncul di akhir abad ke-19, yaitu bertepatan dengan berdirinya Pabrik Gula Tasikmadu di Karanganyar.
Seiring waktu, banyak warga Desa Bekonang yang meracik ciu untuk menambah penghasilan. Salah seorang warga Bekonang, Kardiman, mengatakan bahwa jumlah pengrajin etanol yang menyambi membuat ciu semakin banyak seiring waktu.
“Banyak sekali. Bahkan saya kira ada lebih dari dua puluhan orang yang nyambi membuat ciu dengan alasan macam-macam, ada yang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan ada pula karena minuman itu banyak peminatnya,” kata Kardiman mengutip dari merdeka.com.
Proses Pembuatan Ciu Bekonang
©Liputan6.com/Johan Tallo
Melansir dari liputan6.com, Ciu Bekonang dibuat dari hasil penyulingan tetes tebu yang telah difermentasi. Umumnya, tetes tebu itu ditampung dalam wadah setinggi dua meter. Sebelum disuling, tetes tebu dicampur dengan air. Setelah itu, campuran tetes tebu dengan air itu diaduk merata.
Tetes tebu yang siap disuling itu kemudian dipindah menggunakan mesin pompa air. Setelah itu, tetes tebu itu difermentasi selama 5-7 hari. Setelah gelembung hilang, tetes tebu siap disuling. Proses penyulingan itu membutuhkan waktu selama 3-4 jam.
Agar mendapat kualitas alkohol yang baik, minuman itu disaring menggunakan karung beras agar tak ada kotoran yang tersisa. Penyulingan dan penyaringan itu menghasilkan minuman yang jernih hingga nyaris tampak seperti air.
Kadar Alkohol pada Ciu Bekonang
©Liputan6.com/Johan Tallo
Melansir dari merdeka.com, kadar alkohol pada Ciu Bekonang berbeda dengan ciu lainnya. Bila pada cairan etanol murni kadar alkoholnya mencapai 90 persen, pada Ciu Bekonang kadar alkoholnya sekitar 35 persen.
Konon, untuk menambah rasa ciu, orang mencampuri minuman itu dengan cindil atau anak tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Cindil ini ikut direndam bersama cairan etanol.
Walaupun keberadaan usaha para pengrajin etanol sudah diatur dalam Perda setempat, namun produk Ciu Bekonang masih dianggap ilegal. Namun karena peminatnya sangat banyak, banyak pula para pengrajin etanol yang juga memproduksi ciu.
Terancam Tutup
©Liputan6.com/Johan Tallo
Memasuki masa pandemi, beberapa usaha pembuatan alkohol di Desa Bekonang terancam gulung tikar. Bahkan, penurunan pendapatan mereka mencapai 75 persen.
Jika usaha mereka nantinya ditutup, warga Bekonang berharap pemerintah bisa memberi solusi. Pasalnya, tak sedikit di antara mereka yang telah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari produksi Ciu Bekonang. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.
Baca SelengkapnyaWarga lokal hingga mancanegara sering memburu kerupuk ini. Diproduksi sejak 94 tahun lalu, kelezatannya dipuji banyak orang.
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca SelengkapnyaDengan harga yang murah meriah, es cuwing bisa menghilangkan haus sekaligus mendinginkan perut.
Baca SelengkapnyaBeragam makanan fermentasi Indonesia yang patut kamu coba. Ada apa saja?
Baca SelengkapnyaKeberadaan blender dan chopper ternyata tak menggantikan cobek batu kali.
Baca SelengkapnyaKuliner legendaris itu sudah ada sejak tahun 1964.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.
Baca SelengkapnyaTauco jadi penyedap rasa legendaris khas warga Cianjur.
Baca SelengkapnyaNgopi sambil menikmati suasana klasik Belitung tentu menghadirkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaOlahan gula aren yang berasal dari hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh petani di Solok, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaPara pengunjung disambut dengan beragam pilihan kopi, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas racikan warga
Baca Selengkapnya