Mengenal Demam Kelenjar dan Gejalanya yang Penting Diketahui
Demam kelenjar disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang termasuk dalam keluarga herpesvirus.
Demam kelenjar disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang termasuk dalam keluarga herpesvirus.
Mengenal Demam Kelenjar dan Gejalanya yang Penting Diketahui
Demam kelenjar, atau mononukleosis infeksi, adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV). EBV termasuk dalam keluarga herpesvirus dan menular melalui kontak dengan saliva yang terinfeksi. Salah satu ciri khas demam kelenjar adalah pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di daerah leher.
Gejala utama demam kelenjar melibatkan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan yang berlebihan. Infeksi ini sering kali memengaruhi remaja dan dewasa muda, meskipun semua kelompok usia dapat terkena.
Kelenjar getah bening yang terkena biasanya terasa nyeri atau sensitif saat disentuh. Selain itu, penderita juga dapat mengalami sakit tenggorokan dan demam, yang mungkin disertai dengan gejala seperti sakit kepala, nyeri otot, dan peningkatan ukuran limpa dan hati.
Diagnosa demam kelenjar umumnya seputar pemeriksaan fisik, anamnesis, dan tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi atau peningkatan jumlah sel darah putih yang karakteristik. Berikut penjelasan selengkapnya tentang demam kelenjar yang penting diketahui.
-
Apa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai? Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak mengalami perburukan DBD antara lain tidak adanya perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, dan keinginan anak untuk terus tidur. Selain itu, perubahan perilaku seperti marah-marah, pucat, tangan dan kaki yang dingin, perdarahan, serta tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam juga perlu diperhatikan.
-
Apa gejala demam berdarah? Demam yang tiba-tiba meningkat adalah salah satu tanda yang mengindikasikan adanya demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah nyeri otot dan mual. 'Tadinya anteng-anteng saja tetapi tiba-tiba demam tinggi, kalau itu disertai gejala pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata atau mual, itu sangat dicurigai demam berdarah,' kata Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam diskusi Waspada Penyakit DBD pada Selasa (24/10/2023).
-
Apa tanda demam yang bisa menjadi indikasi penyakit serius? 'Flu biasanya menyerang tubuh secara tiba-tiba, dan gejalanya cenderung terasa jauh lebih kuat,' jelas Dr. Neha Pathak, seorang ahli medis.
-
Apa penyebab Demam Berdarah? Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
-
Apa yang sebenarnya demam itu? Menurut Dr. Arifianto, SpA, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
-
Apa saja faktor risiko yang bisa memicu kejang demam? Beberapa anak mungkin memiliki faktor risiko neurologis yang meningkatkan kemungkinan mereka untuk mengalami kejang demam. Misalnya, mereka mungkin memiliki gangguan seperti epilepsi atau kelainan saraf lainnya.
Penyebab Demam Kelenjar
Demam kelenjar disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV), yang termasuk dalam keluarga herpesvirus. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh, terutama saliva, dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Setelah terjadi kontak dengan virus EBV, masa inkubasi biasanya berlangsung selama beberapa minggu sebelum gejala-gejala demam kelenjar muncul. Selama masa ini, individu yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala tetapi dapat menularkan virus kepada orang lain.
Pada tahap awal infeksi, virus dapat menginfeksi sel-sel di tenggorokan dan kelenjar getah bening, menyebabkan reaksi imun tubuh yang dapat menghasilkan gejala seperti demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
Mengutip Medical News Today, sebagian besar infeksi EBV terjadi pada anak usia dini. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi untuk melawan virus. Virus ini tetap berada di dalam tubuh seumur hidup, tidak aktif di tenggorokan dan sel darah. Antibodi memberikan kekebalan seumur hidup, dan demam kelenjar jarang muncul kembali untuk kedua kalinya.
Namun terkadang, virus bisa aktif kembali dan menimbulkan gejala, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Meski demikian, infeksi EBV tidak selalu menyebabkan demam kelenjar. Selain EBV, cytomegalovirus dan rubella yang kadang disebut campak Jerman juga dapat menyebabkan demam kelenjar. Para penderita toksoplasmosis juga dapat mengalami gejala serupa demam kelenjar.
Gejala Demam Kelenjar
Beberapa gejala yang terkait dengan demam kelenjar meliputi:
- Demam: Peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disertai dengan menggigil.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Pembesaran dan sensitivitas kelenjar getah bening, terutama di leher, tetapi juga bisa di ketiak dan pangkal paha.
- Sakit Tenggorokan: Rasa sakit atau ketidaknyamanan di tenggorokan, mirip dengan gejala infeksi tenggorokan.
- Kelelahan: Kelelahan yang berlebihan dan berlangsung berhari-hari atau berbulan-bulan. Kelelahan dapat menjadi gejala yang dominan pada beberapa individu.
- Sakit Kepala: Pusing atau sakit kepala dapat terjadi sebagai bagian dari gejala umum.
- Peningkatan Ukuran Limpa dan Hati: Limpa dan hati dapat membesar, meskipun gejala ini tidak selalu terjadi.
- Ruam Kulit: Sejumlah kecil orang dengan demam kelenjar dapat mengalami ruam kulit.
- Nyeri Otot atau Sendi: Nyeri otot dan sendi dapat terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa gejala demam kelenjar mungkin mirip dengan gejala infeksi virus lainnya, seperti influenza atau infeksi tenggorokan. Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Perawatan Demam Kelenjar
Tidak ada obat untuk demam kelenjar, dan kebanyakan orang akan mengalami gejalanya selama 6 bulan atau lebih. Namun meski tanpa pengobatan, umumnya gejala demam kelenjar akan hilang dalam waktu 2–4 minggu. Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu penyembuhan dan perawatan tubuh akibat demam kelenjar:
1. Istirahat
Seseorang dengan demam kelenjar sering kali merasa terlalu lelah dan tidak enak badan untuk melanjutkan rutinitasnya. Istirahat total adalah kuncinya, terutama pada bulan pertama setelah gejala muncul. Saat pulih, olahraga ringan dapat membantu penderita mendapatkan kembali kekuatan otot.
2. Minum banyak cairan
Banyak minum akan membantu mencegah dehidrasi, terutama jika sedang demam. Sakit tenggorokan bisa membuat penderita sulit menelan, namun penting bagi tubuh untuk mengonsumsi cukup cairan.
3. Minum obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan acetaminophen tersedia tanpa resep dan online. Kedua obat ini dapat membantu mengurangi gejala demam.
4. Berkumur
Berkumur dengan air garam atau larutan khusus berkumur dari apotek dapat membantu meredakan sakit tenggorokan.
Komplikasi demam kelenjar jarang terjadi. Namun jika terjadi, hal tersebut bisa menjadi kondisi yang serius. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat demam kelenjar adalah;
- kerusakan pada limpa
- infeksi sekunder, seperti pneumonia, meningitis, atau yang menyebabkan peradangan jantung
- anemia
- kondisi neurologis, seperti sindrom Guillain-Barre atau Bell's palsy
- obstruksi saluran napas atas
Infeksi sekunder jarang terjadi, namun ada risiko hal ini dapat muncul terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah.