Mengenal Pabrik Gula Pleret, Saksi Kejayaan Industri Gula di Yogyakarta
Merdeka.com - Pada abad ke-19 dulu, Yogyakarta dijuluki “The Land of Sugar”. Tercatat ada 19 pabrik gula yang tersebar di kawasan Yogyakarta. Pabrik gula itu bermunculan sejak tahun 1830.
Saat itu pemerintah Belanda mengalami defisit parah akibat menghabiskan dana yang banyak untuk Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro. Untuk menyelamatkan neraca ekonomi, Gubernur Jenderal Hindia Belanda waktu itu, Johannes Van Den Bosh menetapkan kebijakan sistem tanam paksa.
Namun kebijakan ini tak berlaku di wilayah Yogyakarta yang merupakan daerah kerajaan (Vorstenlanden). Sebagai gantinya, mereka menyewa tanah untuk didirikan pabrik gula. Salah satu yang dibangun adalah Pabrik Gula Pleret.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang pada abad ke-19? Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin. Kedua pabrik gula itu dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada masa tersebut.
-
Apa saja bekas bangunan Pabrik Gula di Sleman? Kini semua bangunan pabrik itu telah rata dengan tanah dan telah menjadi pemukiman penduduk.
-
Kenapa Tegal menjadi pusat industri gula pada masa kolonial? Tegal adalah sebuah bandar kecil di pantai utara Jawa yang menjadi persinggahan Tome Pires pada abad ke-16. Bertahun-tahun kemudian, kota itu berkembang menjadi kota industri penting pada zaman VOC.
-
Dimana pabrik gula pertama di Tegal dibangun? Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal.
-
Kenapa bangunan pabrik gula di Sleman dihancurkan? Lalu pada tahun 1949 banyak bangunan pabrik gula yang dihancurkan agar tidak menjadi basis pertahanan tentara Belanda.
-
Siapa yang membangun pabrik gula pertama di Tegal? Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier.
Berikut adalah sejarah Pabrik Gula Pleret mulai dari beroperasi hingga dihancurkan oleh para pejuang Indonesia pada masa Agresi Militer II:
Ada Kepentingan Politik
©Pleret.id
Dikutip dari website Pleret.id, ada alasan politik di balik pembangunan Pabrik Gula Kedaton Pleret. Dulunya, tempat berdirinya pabrik gula itu merupakan bekas keraton Kerajaan Mataram Islam dan diperkirakan menjadi tempat persembunyian para pemberontak.
Sehingga untuk memata-matai tempat yang dulunya menjadi pusat peradaban Mataram itu, Pemerintah Hindia Belanda membangun pabrik gula berikut jalur kereta api dari Yogyakarta menuju ke tempat itu. Bahkan sebagian batu bata yang digunakan untuk membangun bangunan pabrik gula berasal dari batu bata benteng keraton Yogyakarta.
Kejayaan Industri Gula di Yogyakarta
Sepanjang abad ke-19, gula menjadi ekspor paling utama dari negeri jajahan Belanda, termasuk Indonesia. Di Pulau Jawa, salah satu tempat industri gula tumbuh subur adalah Yogyakarta.
Di tempat itu, setidaknya ada 19 pabrik gula. Pabrik Gula Kedaton Pleret merupakan salah satu pabrik gula terbesar di Yogyakarta. Dari industri gula ini, Pemerintah Hindia Belanda mendapat untung sangat besar.
Namun industri itu mulai terancam saat memasuki dasawarsa kedua abad ke-20. Adanya Krisis Malasie waktu itu membuat banyak perusahaan gula gulung tikar. Hal ini pula yang terjadi pada Pabrik Gula Kedaton Pleret.
Hancur Tak Bersisa
Karena tak kunjung pulih, Pabrik Gula Kedaton Pleret akhirnya tutup tahun 1937. Hingga sebelum Agresi Militer II Belanda pada tahun 1949, bangunan pabrik masih berdiri kokoh.
Namun pada masa Agresi Militer II bangunan itu dihancurkan oleh pejuang kemerdekaan agar tidak digunakan sebagai pos militer oleh Belanda. Saat ini tempat pernah berdirinya bangunan pabrik gula itu telah menjadi lapangan.
Sementara itu, jalur kereta api yang melintasi pabrik gula itu sudah hilang karena diangkut Jepang saat menjajah Indonesia. Namun gundukan tanah bekas jalur rel masih dapat dijumpai pada beberapa tempat.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa peninggalan pabrik gula itu masih dapat dijumpai
Baca SelengkapnyaPabrik Gula Ceper sudah memulai aktivitas produksi pada awal abad ke-19.
Baca SelengkapnyaPabrik gula Madukismo adalah pabrik yang sudah berdiri puluhan tahun, sempat mengalami kerugian besar dan dibangkitkan kembali oleh Soeharto.
Baca SelengkapnyaPabrik Gula Karangsuwung jadi salah satu pabrik tertua di Indonesia
Baca SelengkapnyaPG Tasikmadu adalah salah satu sisa-sisa kejayaan industri gula di Jawa. Tak hanya sebagai pabrik, kini tempat itu dijadikan sebagai destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaDibangun pada awal abad ke-20 kini kondisinya sudah tidak beroperasi dan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaPerkembangan industri di Tegal tak terlepas dari keberadaan pabrik-pabrik gula di sana.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1908 pabrik gula ini melakukan transisi teknologi pengangkutan gula dari kereta sapi menjadi kereta lori.
Baca SelengkapnyaPabrik Gula Tasikmadu kini sudah tidak beroperasi. Banyak lokomotif dan gerbong-gerbong tua yang dibiarkan terbengkalai
Baca SelengkapnyaKini hanya satu bangunan yang tersisa. Itupun kondisinya terbengkalai.
Baca SelengkapnyaMaterial batu dari Gunung Gamping digunakan untuk pembangunan rumah-rumah di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaPabrik belerang Wanaraja jadi salah satu lokasi bersejarah yang menarik di Kabupaten Garut.
Baca Selengkapnya