Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 4 Juni: Presiden China Zhang Zuolin Dibunuh pada 1928, Begini Sejarahnya

Peristiwa 4 Juni: Presiden China Zhang Zuolin Dibunuh pada 1928, Begini Sejarahnya Peristiwa 4 Juni : Presiden China Zhang Zuolin DIbunuh pada 1928, Begini Sejarahnya. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Perang dan penjajahan merupakan salah satu peristiwa penting yang tertuang dalam perjalanan sejarah dunia. Dalam hal ini, negara-negara adidaya saling bersaing untuk mendapatkan tanah kekuasaan dan berbagai kekayaan alam di negara-negara jajahan. Bukan hanya itu, negara adidaya juga menjalankan hubungan politik ekonomi untuk mencari keuntungan.

Namun hubungan politik ekonomi yang dijalankan negara-negara kuasa ini sering kali menimbulkan berbagai macam konflik. Seperti yang terjadi di China, konflik hubungan politik ekonomi Jepang dan China menyebabkan peristiwa kematian tragis Presiden Zhang Zuolin. Peristiwa 4 Juni 1928, di mana Presiden Zhang Zuolin dibunuh di kereta ini disebut juga dengan insiden Huanggutun.

Insiden ini bukan terjadi karena ketidaksengajaan, melainkan merupakan rencana tersembunyi yang dilakukan pihak Jepang. Sebelumnya terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu insiden ini. Meskipun konflik perang tidak banyak terjadi di masa kini, namun ini merupakan salah satu peristiwa sejarah penting yang perlu diketahui.

Dengan mengetahui sejarah ini, Anda bisa mengetahui seperti apa suasana konflik yang terjadi pada negara adikuasa yang saling memperebutkan keuntungan. Dilansir dari situs Totally History, berikut kami merangkum peristiwa 4 Juni tentang insiden pembunuhan Presiden China Zhang Xuolin pada tahun 1928, bisa Anda simak.

Mengenal Insiden Huanggutun

peristiwa 4 juni presiden china zhang zuolin dibunuh pada 1928 begini sejarahnya

©2021 Merdeka.com/Wikipedia

Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa peristiwa 4 Juni 1928 di mana Panglima Perang Zhang Zuolin dibunuh di dalam kereta, dikenal dengan sebutan Insiden Huanggutun. Insiden ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Tentara Kwantung Jepang untuk membunuh Zhhang Zuolin dalam perjalanan menuju Shenyang dengan Kereta Api Jinfeng.

Pembunuhan yang terjadi pada 4 Juni 1928 ini mengambul nama dari stasiun kereta api Huangtun, dekat Shenyang, tempat di mana serangan itu terjadi. Pada saat itu, berita tentang serangan sempat ditutup-tutupi dan Jepang hanya menyebutnya dengan eufemisme seperti “Insiden Penting di Manchuria.”

Latar Belakang Insiden

Peristiwa 4 Juni 1928 di mana insiden Huanggutun terjadi, terdapat beberapa hal pemicu yang perlu diketahui. Sebelumnya kondisi setelah Revolusi Xinhai 1911, kekuatan terpusat di Cina sangat melemah, sehingga kekuasaan terpaksa dijalankan oleh militer dan tokoh-tokoh resmi pada basis regional atau lokal.

Di bagian utara, Tentara Beiyang, yang dulunya sangat kuat, terpecah menjadi beberapa faksi yang bertikai pada tahun 1916, setelah kematian Yuan Shikai. Pemimpin kelompok Fengtian adalah Zhang Zuolin, yang menguasai tiga provinsi timur laut Manchuria untuk menempatkan dirinya di antara panglima perang paling signifikan di China.

Pada tahun 1924 dan munculnya Front Persatuan Pertama, yang didukung oleh tiga negara adikuasa. Uni Soviet mendukung kelompok Kuomintang , yang kemudian menguasai seluruh China di bawah Chiang Kai-shek. Amerika Serikat dan sebagian besar kekuatan Eropa mendukung faksi Zhili, sementara Jepang mendukung Tentara Fengtian Zhang Zuolin.

Sejak berakhirnya perang Rusia-Jepang hampir dua dekade sebelumnya, Jepang memiliki kepentingan politik dan ekonomi dalam pengembangan kawasan, khususnya kekayaan mineral yang sebagian besar belum tersentuh.

Tentara Kwantung Jepang bertanggung jawab atas keamanan Jalur Kereta Api Manchuria Selatan. Pasukannya ditempatkan di daerah Manchuria yang memungkinkan mereka memberikan dukungan logistik dan material kepada Fengtian. Dalam hal ini, kerja sama tentara Kwantung Jepang dengan Zhang Zuolin dinilai memuaskan kedua belah pihak.

Masalah muncul kemudian, ketika kebutuhan dan niat dari kedua belah pihak mulai menyimpang dari kesepakatan. Jepang berharap bisa menduduki Manchuria selama menjalin kemitraan dengan Zhang.

Namun, Zhang sendiri hanya tertarik untuk mendapatkan bantuan Jepang sehingga dia bisa mengamankan cengkeramannya di wilayah yang sudah dia kuasai, sebelum membuat keuntungan teritorial lebih lanjut.

Setelah Zhang puas dengan kemajuannya, dia membuka pembicaraan dengan Amerika Serikat dan Inggris, memberikan kedua negara pijakan dalam peluang ekonomi dan perdagangan yang bisa didapat di Manchuria – peluang yang sebelumnya hanya terbuka untuk Jepang.

Peristiwa Kecelakaan Kereta Api Jingfeng

Setelah konflik muncul, Jepang merencanakan untuk membangun kontrol de facto atas wilayah Manchuria tanpa tindakan militer terbuka atau intervensi kekuatan asing. Jalan yang dipilih adalah menyingkirkan Zhang dan menggantikannya dengan pemimpin boneka.

Sebelum peristiwa 4 Juni terjadi, malam sebelumnya, Zhang berangkat dari Beijing untuk melakukan perjalanan ke Shenyang dengan Kereta Api Jingfeng. Jalur ini dijaga ketat oleh pasukan setia Fengtian, kecuali sebuah jembatan beberapa mil di sebelah timur stasiun kereta api Huanggutun di pinggiran kota Shenyang. Jembatan ini adalah tempat di mana rel kereta Jingfeng bersilangan dengan Rel Kereta Api Manchuria Selatan, dan karena itu sangat rentan terhadap serangan pasukan luar.

Kemudian Kaneo Tomiya, salah seorang kapten ditugaskan ditugaskan untuk operasi itu, salah satunya dengan meletakkan bom di jembatan. Saat kereta Zhang melewati jembatan di waktu fajar, pada tanggal 4 Juni, bom kemudian meledak. Beberapa staf Zhang tewas seketika, namun Zhang meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian.

Akibat-Akibat

Setelah peristiwa 4 Juni di mana Zhang Zuolin tewas setelah ledakan bom yang menyerang kereta Jinfeng, pihak internasional sangat kritis dalam melihat serangan tersebut. Namun Jepang menolak berbicara atau memberikan komentar.

Sebaliknya, putra Zhang, Zhang Xueliang, muncul sebagai pemimpin baru yang mengejutkan dari kelompok Fengtian. Ingin menghindari konflik dengan Jepang, pemimpin baru itu memulai pembicaraan dengan Nasionalis Chiang Kai-shek. Butuh beberapa tahun lagi sebelum Tentara Kwantung dapat melakukan upaya lain untuk membangun kepemimpinan boneka di Manchuria.

(mdk/ayi)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
26 Oktober 1979: Peristiwa Pembunuhan Park Chung Hee, Presiden Ketiga Korea Selatan
26 Oktober 1979: Peristiwa Pembunuhan Park Chung Hee, Presiden Ketiga Korea Selatan

Acara makan malam di Seoul menjadi akhir yang tragis bagi pemimpin ketiga negara republik Korea Selatan ini.

Baca Selengkapnya
11 Juni 1938 Awali Pertempuran Wuhan, Konflik Terbesar dalam Perang Tiongkok-Jepang
11 Juni 1938 Awali Pertempuran Wuhan, Konflik Terbesar dalam Perang Tiongkok-Jepang

Pertempuran ini mencakup serangkaian operasi militer antara pasukan Kekaisaran Jepang dan Republik Tiongkok.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI
Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI

Soekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat
Ini Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat

Ini Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat

Baca Selengkapnya
Kaisar China Kuno Dikubur dengan Baju dari Ribuan Lempengan Giok Lalu Dijahit dengan Benang Emas, Dipercaya Bisa Lindungi Roh di Akhirat
Kaisar China Kuno Dikubur dengan Baju dari Ribuan Lempengan Giok Lalu Dijahit dengan Benang Emas, Dipercaya Bisa Lindungi Roh di Akhirat

Pembuatan baju pemakaman ini membutuhkan waktu sampai 10 tahun.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gua Jepang di Taman Hutan Raya Djuanda, Dulunya jadi Pusat Militer Penjajah dan Terlarang Dimasuki
Mengenal Gua Jepang di Taman Hutan Raya Djuanda, Dulunya jadi Pusat Militer Penjajah dan Terlarang Dimasuki

Gua ini jadi saksi kekuasaan Belanda dan Jepang di masa silam. Kini jadi wisata yang hits dan instagramable.

Baca Selengkapnya
Daniel Maukar, Pilot yang Tembaki Istana Merdeka Presiden Sukarno
Daniel Maukar, Pilot yang Tembaki Istana Merdeka Presiden Sukarno

Peristiwa Maukar terjadi di tengah kondisi politik yang penuh gejolak. Ketika berbagai pemberontakan muncul di daerah-daerah yang menginginkan otonomi daerah.

Baca Selengkapnya
Potret Mobil Kenegaraan Soekarno, Mewah di Zamannya & Saksi Peristiwa Bersejarah
Potret Mobil Kenegaraan Soekarno, Mewah di Zamannya & Saksi Peristiwa Bersejarah

Bangunan bersejarah di Jakarta simpan mobil kepresidenan pertama Soekarno. Seperti apa wujudnya?

Baca Selengkapnya
Kisah Pengorbanan Menteri Patriot di Balik Lomba Perahu Naga dan Bacang
Kisah Pengorbanan Menteri Patriot di Balik Lomba Perahu Naga dan Bacang

Di negeri asalnya, Peh Cun yang dirayakan setiap bulan kelima tanggal kelima dalam penanggalan Tiongkok, punya sejarah panjang dan makna filosofis yang dalam.

Baca Selengkapnya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya

Agen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.

Baca Selengkapnya