Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah Berusia Ratusan Tahun, Begini Cara Kerja Jam Matahari di Masjid Agung Solo

Sudah Berusia Ratusan Tahun, Begini Cara Kerja Jam Matahari di Masjid Agung Solo Jam matahari Keraton Surakarta. ©YouTube/tvMu Channel

Merdeka.com - Zaman sekarang adalah eranya teknologi modern. Segala hal serba digital. Namun bukan berarti teknologi yang berasal dari masa lalu terlupakan begitu saja. Masih ada usaha-usaha untuk melestarikan benda-benda kuno peninggalan nenek moyang.

Di Solo, ada sebuah peninggalan nenek moyang berupa jam matahari. Jam kuno ini merupakan peninggalan masa pemerintahan Pakubuwono VIII (1858-1861). Pada masanya, jam ini digunakan sebagai penanda waktu salat. Walau usianya sudah dua abad lebih, namun sampai saat ini jam itu masih terawat baik.

Lalu bagaimana cara kerjanya? Berikut selengkapnya:

Cara Kerja Jam Matahari

jam matahari keraton surakarta

©YouTube/tvMu Channel

Jam matahari bekerja sama sekali tanpa bantuan mesin. Cara kerjanya hanya mengandalkan pancaran dan peredaran cahaya matahari.

Bayangan garis yang dihasilkan dari potongan besi serta angka-angka yang terdapat pada lempengan besi di bawah busur menjadi panduan umat muslim dalam menentukan waktu salat.

“Memang fungsinya ini hanya untuk waktu dhuhur dan ashar saja karena ada matahari. Kalau untuk subuh, maghrib, dan isya tidak berfungsi. Kalau sampai saat ini dikonversi ke jam imsakiyah masih berfungsi. Karena matahari dulu kan sama bayangannya,” kata Abdul Basyid, pengurus Masjid Agung Solo, dikutip dari ANTARA.

Jadi Daya Tarik

jam matahari keraton surakarta

©YouTube/tvMu Channel

Keberadaan jam matahari itu menjadi daya tarik masyarakat dan jamaah masjid. Saat berkunjung ke masjid, sesekali jamaah maupun wisatawan menengok jam tersebut untuk mengetahui fungsinya dan cara kerjanya.

“Saya tertarik ya. Apalagi jam matahari ini kan nggak ada di setiap masjid ya. Ini sangat bagus sekali terutama untuk edukasi kita, bagaimana sih waktu zamannya raja-raja dulu menentukan kapan waktu salat, terutama salat dhuhur dan ashar,” kata Reyma Pramista, salah satu jamaah masjid. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad

Banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,

Baca Selengkapnya
Menilik Nuansa Klasik Masjid Cipto Mulyo Boyolali, Peninggalan Pakubuwono X yang Kini Telah Berusia Satu Abad
Menilik Nuansa Klasik Masjid Cipto Mulyo Boyolali, Peninggalan Pakubuwono X yang Kini Telah Berusia Satu Abad

Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk masjidnya masih asli seperti saat awal dibangun.

Baca Selengkapnya
Sejarah dan Keunikan Jam Gadang Bukittinggi, Kebanggaan Masyarakat Sumbar Jadi Saksi Bisu Sejarah Indonesia
Sejarah dan Keunikan Jam Gadang Bukittinggi, Kebanggaan Masyarakat Sumbar Jadi Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Puncak bangunan dihiasi dengan atap gonjong yang merupakan ciri khas rumah adat Minangkabau, melambangkan semangat dan nilai budaya setempat.

Baca Selengkapnya
Mengapa Jarum Jam Bergerak dari Kanan ke Kiri? Begini Penjelasannya
Mengapa Jarum Jam Bergerak dari Kanan ke Kiri? Begini Penjelasannya

Ada beberapa penjelasan yang berbeda tentang mengapa jarum jam lebih suka bergerak ke kanan.

Baca Selengkapnya
Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18
Menengok Sejarah Masjid Agung Palembang, Warisan Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam Abad 18

Kota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.

Baca Selengkapnya
Sejarah Konsep Waktu hingga Pencetus 1 Hari 24 Jam
Sejarah Konsep Waktu hingga Pencetus 1 Hari 24 Jam

Mengungkap perjalanan menakjubkan dalam ketepatan waktu.

Baca Selengkapnya
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun

Masjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama

Baca Selengkapnya
Teliti Situs Gereja Kuno, Arkeolog Temukan Jam Matahari Berusia 3.500 Tahun
Teliti Situs Gereja Kuno, Arkeolog Temukan Jam Matahari Berusia 3.500 Tahun

Jam matahari adalah alat kuno yang digunakan untuk mengetahui waktu dengan mengukur posisi matahari sepanjang hari.

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian
Melihat Jejak Kebudayaan Jawa di Masjid Agung Manonjaya Tasikmalaya, Ada Kubah yang Simbolkan Perdamaian

Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda

Baca Selengkapnya
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar
Raja Surakarta PB XIII Pimpin Kirab 1.000 Tumpeng Sambut Lailatul Qadar

1.000 tumpeng dibawa ke Sriwedari untuk diserahkan Pemkot Solo. Usai didoakan para ulama keraton, tumpeng dibagikan ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Gilanglipuro Bantul, Dulu Dipercaya Jadi Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Mengunjungi Petilasan Gilanglipuro Bantul, Dulu Dipercaya Jadi Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Di dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati

Baca Selengkapnya
Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul
Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul

Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.

Baca Selengkapnya