Sudah Dilatih Disiplin sejak Dini, Ini Cerita Masa Kecil Jenderal Soedirman
Merdeka.com - Jenderal Besar Soedirman merupakan salah satu pahlawan Indonesia paling dikenal. Dia menjadi sosok kunci di balik keberhasilan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin menjajah kembali setelah momen proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sebelum menjadi tokoh besar, Soedirman memang sudah dilatih disiplin sejak kecil. Lahir dari pasangan Karsid Kartowiradji dan Siyem pada tahun 1916, kehidupan masa kecil Soedirman cukup sederhana.
Saat itu, ia telah diangkat sebagai anak oleh R. Cokrosunaryo, Asisten Camat di Purbalingga, Jawa Tengah yang saat itu menikah dengan bibi Soedirman, Turi. Oleh Cokrosunaryo, Soedirman dididik menjadi pribadi yang disiplin, yang kelak mengantarkannya menjadi salah seorang tokoh besar dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa yang menjadi penasihat pribadi Panglima Soedirman? Pada zaman revolusi fisik, Harsono menjadi penasihat pribadi PangIima Besar Soedirman dan ikut bergerilya bersamanya.
-
Siapa yang menjadi ajudan pribadi Soedirman? Pada tahun 1946, Tjokropranolo ditunjuk menjadi ajudan pribadinya Soedirman di Yogyakarta sekaligus pangkatnya meningkat menjadi Kapten.
-
Bagaimana Kompol Syarif dididik? Karena sang Ibu berlatar belakang tentara, Syarif pun sudah dididik disiplin sejak belia.
-
Bagaimana Tjokropranolo membantu Soedirman? Selama hidupnya, Bang Nolly pernah menjabat sebagai ajudan pribadi Soedirman dan turut menyelamat nyawanya dari serangan tentara Belanda yang mencoba ingin membunuhnya.
-
Bagaimana Jenderal Soekanto mendidik istrinya untuk hidup sederhana? Lena dibesarkan sebagai putri bangsawan Sulawesi Utara. Namun orang tuanya selalu mengajarkan agar menjadi orang yang merakyat dan sederhana.
-
Bagaimana dalang cilik belajar disiplin? Sama seperti belajar hal lain, salah satu elemen penting dalam belajar dalang adalah soal kedisiplinan. Saat seorang dalang cilik sudah memegang mikrofon dan mulai memainkan wayang, dia harus memiliki kendali.
Berikut ulasan selengkapnya:
Dilatih Disiplin Sejak Dini
©Jogjaprov.go.id
Dilansir dari Jogjaprov.go.id, Cokrosunaryo mendidik Soedirman kecil dengan penuh kedisiplinan. Ia mengajari Soedirman bagaimana menepati waktu dan menggunakan uang jajan dengan sebaik-baiknya.
Ia pula yang mengajari Soedirman bagaimana caranya membagi waktu antara belajar, bermain, dan mengaji. Sementara itu sang bibi, Turi, mengajari Soedirman soal sopan santun.
Pada waktu itu, Soedirman merupakan anak yang patuh serta baik pada orang tua kandung maupun orang tua angkatnya. Petuah-petuah dari orang tuanya itu menjadikan Soedirman sebagai sosok yang disiplin. Ia pun menjadi orang yang taat menjalankan perintah agama, berlaku adil dan jujur, serta sabar dan menerima.
Anak yang Biasa-Biasa Saja
©Jogjaprov.go.id
Pada suatu sore setelah Maghrib, R Cokrosunaryo membawa Soedirman yang berusia 7 tahun ke rumah Meneer Sumoyo. Dia merupakan tokoh Budi Utomo yang mendirikan perguruan Pramo Wiroro.
Berkat bantuan dan nasihatnya, Soedirman dapat mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche School (HIS) yang setingkat Sekolah Dasar Cilacap. Selama mengenyam pendidikan di HIS, Soedirman termasuk anak biasa dan tidak menonjol. Sekolahnya berjalan lancar dari kelas 1-5 SD. Namun saat kelas 6 SD, ia merasa kurang betah dan ingin pindah ke Pramo Wiroro. Keinginan itu ditolak orang tuanya.
Belajar Agama
©Jogjaprov.go.id
Setelah lulus SD, Soedirman melanjutkan sekolah ke sekolah Taman Siswa. Pada saat itu memang banyak anak-anak yang tertarik bersekolah di Taman Siswa karena pada hari libur mereka akan diajak berjalan-jalan keliling kota pada sore hari.
Sayangnya tak sampai setahun di sekolah itu, Taman Siswa dibubarkan. Ia pun akhirnya masuk ke sekolah Wiworotomo yang merupakan perubahan nama dari Pramo Wiroro.
Di samping wejangan dari orang tua dan pengetahuannya selama mengenyam pendidikan sekolah, Soedirman belajar agama tiap sore hari. Ilmu agama itu ia peroleh dari sebuah surau yang tidak jauh dari rumah. Dasar bekal hidup itulah yang kemudian membentuk kepribadiannya.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita mantan Capres yang dididik disiplin oleh ayah Brimob.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaIa melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menceritakan cerita masa kecilnya yang tak mampu beli beras hingga harus ke sawah setiap pagi.
Baca SelengkapnyaRuang kelasnya dihiasi lampu-lampu kuno yang estetik
Baca SelengkapnyaBocah yang dulu berjualan rokok dan kemenyan itu menjadi orang nomor satu di tubuh TNI AD.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menceritakan kisah masa lalunya saat ia anak-anak dan mendapatkan hukuman dari kepala sekolah karena berambut gondrong.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab tuduhan Politikus Golkar, Nusron Wahid yang menyebut keturunan Soekarno dan Soeharto tak berprestasi
Baca Selengkapnya