30 Desember 1949: Perubahan Nama Kota Batavia Menjadi Jakarta Secara Resmi
Merdeka.com - Pada 30 Desember 1949, nama ibu kota negara negara Republik Indonesia diubah dari Batavia menjadi Jakarta. Pergantian nama ini merupakan salah satu upayade-Nederlandisasi, karena sebagaimana yang diketahui, Batavia adalah nama pemberian dari pemerintah kolonial Belanda. Kala itu, segala hal yangberbau penjajahan dan bersifat kolonial dihilangkan.
Nama Batavia sendiri telah dipakai sekitar tahun 1621 sampai pada tahun 1942, yaitu ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang. Pada masa kepemimpinan Jepang, nama kota ini pun diubah menjadi Jakarta. Namun, baru pada 30 Desember 1949 nama Jakarta resmi dikukuhkan menggantikan nama Batavia.
Pengukuhan nama Jakarta menggantikan nama Batavia dilakukan oleh Menteri Penerangan saat itu, Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu, menurut Kepustakaan Kepresidenan. Peresmian penggantian nama dilakukan sesudah berlangsungnya Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Sejak saat itu pula, nama Batavia kian menghilang dan kini tinggal sejarah.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Kapan Kota Tua Jakarta berganti nama? Lalu pada 1942, tepatnya selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
-
Mengapa Indonesia menasionalisasi perusahaan Belanda? Pada awal 1957, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup kompleks, dan Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja mengambil langkah signifikan dengan menasionalisasi ratusan perusahaan yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda.
-
Bagaimana perubahan nama DKI Jakarta berpengaruh ke ekonomi? Perubahan ini tidak hanya sekedar perubahan nama, tetapi juga mengandung dampak besar dalam hal kebijakan ekonomi dan pemerintahan.
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan Jakarta didirikan sebagai pusat peradaban? Mengutip jakarta.go.id, awal terbentuknya Jakarta sebagai salah satu pusat peradaban bermula di tahun 397 M.
Sejarah Nama Batavia
Batavia atau Batauia adalah nama ibu kota Hindia Belanda yang wilayahnya kini menjadi Jakarta, ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Batavia didirikan di kota pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten.
Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda. Dari kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di wilayah Nusantara.
Nama Batavia berasal dari suku Batavi, yakni sebuah suku Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein pada Zaman Kekaisaran Romawi. Bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman adalah keturunan dari suku ini.
Batavia juga nama dari sebuah kapal layar tiang tinggi yang besar dari Belanda yang dimiliki oleh perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC). Kapal ini dibuat pada 29 Oktober 1628 dan dinahkodai oleh Kapten Adriaan Jakobsz.
Dahulu, kapal Batavia kandas di pesisir Beacon Island, Australia Barat. Persitiwa ini menyebabkan seluruh awaknya yang berjumlah 268 orang berlayar dengan perahu sekoci darurat menuju kota yang kelak mereka namai Batavia juga. Saat ini, kapal tersebut berada di sebuah museum di Fremantle, Australia.
Diubah Menjadi Jakarta oleh Arnold Mononutu
Arnold Mononutu adalah Menteri Penerangan yang menjabat di era Kepresidenan Soekarno pada tiga kesempatan terpisah, yakni di Kabinet Republik Indonesia Serikat mulai 20 Desember 1949 hingga 6 September 1950, di Kabinet Sukiman-Suwirjo dari 27 April 1951 hingga April 1952, dan di Kabinet Wilopo dari 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953.
Tak banyak orang yang mengenal sosok dan ketokohan Arnold Mononutu. Rata-rata, publik hanya mengetahuinya sebagai Menteri Penerangan pada era Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS).
Arnold Mononutu adalah tokoh pergerakan nasional kelahiran Sulawesi Utara. Ia adalah salah seorang tokoh PNI. Selain menjabat menteri, Mononutu pernah jadi anggota Majelis Konstituante (1956-1959) mewakili PNI.
Kala itu, Arnol Mononutu melakukan pengukuhan setelah kembali dari Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
Kemudian, bersama Soedibjo Wirjowerdojo, koleganya sesama diplomat, Arnold adalah orang yang pertama kali mengumumkan nama Batavia menjadi Jakarta. Sedangkan Soedibjo Wirjowerdojo mengumumkannya di Belanda. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta sudah beberapa kali mengalami perubahan nama.
Baca SelengkapnyaMerunut sejarahnya, ternyata DKI Jakarta pernah mengalami setidaknya 13 kali pergantian nama.
Baca SelengkapnyaAda peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaPernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana di Jakarta dan Bogor bau kolonialisme karena warisan dari Belanda menuai polemik.
Baca SelengkapnyaLantas, benarkah Jakarta bukan lagi Ibu Kota sejak 15 Februari 2024? Simak penjelasan berikut.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, IKN secara hukum akan efektif menjadi ibu kota negara menggantikan Jakarta pada saat Keppres diterbitkan.
Baca SelengkapnyaUU DKJ disahkan DPR dalam rapat paripurna ke-14 masa persidangan IV, Kamis (28/3).
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan dirinya sering merasa risau setiap mendengar pujian itu sebab Istana Jakarta dibangun oleh kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaKolonel Soeprayogi, diangkat sebagai menteri urusan stabilisasi ekonomi oleh Presiden Sukarno, memainkan peran kunci dalam peraturan untuk pengambilan keputusan
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta akan berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Baca SelengkapnyaGubernur pertama Jawa Timur merupakan salah satu tokoh penting di Bojonegoro.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) cerita selalu terbayang-bayang masa kolonial saat ia menghuni istana-istana bekas peninggalan Belanda.
Baca Selengkapnya