5 Fakta Kampung Peneleh Surabaya, Ada Rumah Kecil Bung Karno hingga Makam Belanda
Merdeka.com - Kampung Peneleh merupakan kampung tertua di Kota Surabaya, Jawa Timur. Seperti namanya, kampung ini berlokasi di Jalan Peneleh.
Dalam buku Out Soerabaia terbitan tahun 1931, identifikasi Peneleh sebagai perkampungan tertua di Surabaya salah satunya dicirikan dengan keberadaannya di lir Brantas atau pinggir aliran Sungai Brantas. Pada zaman dahulu, Sungai Brantas menjadi pusat transportasi masyarakat.
Tak heran, banyak bangunan bersejarah yang hingga kini masih bisa dijumpai saat berkunjung ke Kampung Peneleh.
-
Apa saja bangunan tua yang ada di Kampung Melayu Semarang? Bangunan-bangunan tuanya, seperti Masjid Menara, gedung tua tak bernama, dan Menara Syahbandar, menyimpan cerita menarik dari masa lampau.
-
Dimana Keraton Surabaya berdiri? Istana Kadipaten Kasepuhan merupakan bangunan yang sekarang menjadi kantor Pos Besar Surabaya.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Mengapa Kota Tua Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan? Keberanian arek-arek Suroboyo melawan penjajah menyebabkan daerah ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan.
-
Apa saja peninggalan Bung Karno di rumahnya? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Dimana lokasi Kampung Jawa? Kampong Sri Arjuna, tepatnya berada di Sarawak, Malaysia.
1. Kampung Bung Karno
©2021 Merdeka.com/surabaya.go.id
Bapak proklamator kemerdekaan sekaligus Presiden pertama RI Soekarno, lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Soekarno lahir di sebuah rumah yang berada di Jalan Pandean IV nomor 50, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
Rumah tempat Bung Karno lahir itu telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Tepat di depan rumah bersejarah itu terdapat lukisan mural bertuliskan "Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno, Penyambung lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi”.
Dikutip dari liputan6.com, warga setempat pun menjuluki Kampung Peneleh sebagai Kampung Bung Karno.
2. Rumah HOS Tjokroaminoto
Guru bangsa HOS Tjokroaminoto pindah ke Surabaya pada September 1907. Ia bermukim di Kampung Peneleh bersama Soeharsikin istrinya, dan kelima anaknya yang terdiri dari Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, Islamiyah, dan Sujud Ahmad.
Rumah Tjokroaminoto terletak di Peneleh Gang VII nomor 29-31 Kota Surabaya. Di rumah itu, sang guru bangsa juga menyediakan tempat tinggal bagi para pemuda yang sedang sekolah di lembaga pendidikan milik Pemerintah Hindia Belanda.
Di rumah ini pula, Tjokroaminto sering bertukar pendapat dengan Tan Malaka dan Soekarno yang saat itu menempuh pendidikan di Hogere Burger School, Surabaya.
3. Masjid Peninggalan Sunan Ampel
©2021 Merdeka.com/surabaya.go.id
Masjid Jami’ Peneleh yang terletak di Gang V disebut-sebut sebagai masjid tertua di Surabaya. Masjid ini merupakan peninggalan Sunan Ampel.
Dulu, saat Sunan Ampel melakukan perjalanan bersama rombongannya dari ibu kota Majapahit menuju Ampeldenta, ia memutuskan mampir di Peneleh. Pasalnya, ia mendengar telah ada komunitas muslim yang bermukim di kawasan tersebut dan belum memiliki tempat beribadah yang layak.
Sunan Ampel bersama rombongan dan warga setempat bergotong-royong mengubah sebuah langar menjadi Masjid Jami’ Peneleh.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan, masjid ini menjadi tempat Laskar Hizbullah menyusun strategi melawan penjajah Belanda.
4. Kampung Seribu Makam
©2021 Merdeka.com/surabaya.go.id
Salah satu ciri perkampungan kuno di Surabaya ialah keberadaan makam di tengah permukiman warga. Konon, dulu setiap warga di Kampung Peneleh memiliki makam keluarga yang terletak di area rumah.
Sekarang, saat Kampung Peneleh menjadi kawasan permukiman yang padat penduduk, makam-makam tersebut ada di antara rumah mereka.
Hingga kini, makam-makam tersebut masih bisa dijumpai. Bahkan, saat melintas di Peneleh Gang VII, dijumpai makam keluarga yang melintang di tengah jalan kampung.
5. Kompleks Pemakaman De Begraafplaats Peneleh Soerabaja
Di kawasan Peneleh, terdapat makam Belanda dengan luas area 4,5 hektare. Diperkirakan ada sekitar 15 ribu jenazah yang dimakamkan di De Begraafplaats Peneleh Soerabaja.
Kawasan pemakaman ini pertama kali dibangun pada tahun 1814. Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi golongan atas kaum Eropa yang dulu bermukim di Surabaya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penasaran dengan tempat wisata di Blitar? Simak informasi berikut ini.
Baca SelengkapnyaMakam Kembang Kuning Surabaya jadi salah satu peninggalan termegah kolonial Belanda. Ini potretnya.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaProvinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaSaat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaMengunjungi rumah masa remaja Bung Karno, ada lumbung padi hingga tempat tinggal pekerja.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaKabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBangunan ini diharapkan jadi ruang kreatif bagi komunitas, UMKM, dan masyarakat umum
Baca Selengkapnya