Anak Driver Taksi Online di Sidoarjo Tak Boleh Ikut Ujian, Begini Curhatan Sang Ayah
Merdeka.com - Seorang pengemudi taksi online di Kabupaten Sidoarjo, Willy Kristanto (52) mengeluhkan sikap pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di wilayah setempat yang melarang anaknya mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS).
Larangan tidak ikut PTS itu buntut dari adanya tunggakan biaya yang diwajibkan bayar oleh pihak sekolah, namun orang tua pelajar kelas IX itu belum mampu melunasinya.
Sementara itu, Willy termasuk golongan masyarakat tidak mampu sehingga benar-benar tertekan dengan biaya sekolah anak laki-lakinya tersebut.
-
Alasan apa anak tersebut tidak hadir di sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Siapa yang mengemudikan Bus Sekolah Wonogiri? Pagi itu, bus sekolah dikemudikan oleh Mas Yogi Adi dan Mas Aji sebagai kondektur.
-
Siapa yang ditegur sopir angkot? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Baru Puspanegara Citeureup, Kabupaten Bogor belum lama ini. Pemotor itu awalnya hendak menegur dengan sedikit sindiran, namun mendapat reaksi tak terduga dari sopir angkot tersebut.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Siapa siswa berprestasi dari SMP Wonosobo? Navallo Azharya awalnya tak pernah terpikir bahwa ia akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba SEAMEO. SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Pada awalnya ia beserta empat orang lainnya membuat proposal untuk penelitian mengenai bahan polystyrene.
Curhat Orang Tua
©2022 Merdeka.com/Instagram @beritaseputarsidoarjo
Warga Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo itu mengungkapkan bahwa syarat agar sang anak bisa mengikuti PTS ialah membayar 50 persen tunggakan biaya sekolah.
"Pihak sekolah dimintai membayar 50 persen dari tunggakan biaya sekolah anak saya, Rp2 juta lebih. Saya benar-benar tidak ada, apa yang harus saya buat bayar," keluhnya, Selasa (11/10/2022).
Bapak tiga anak itu menyesalkan keputusan pihak sekolah yang tidak memperbolehkan putranya mengikuti PTS yang dimulai pada Senin, 3 Oktober 2022 lalu.
Ia mengaku sedih melihat anaknya di rumah, sedangkan teman-teman sekelasnya sedang mengikuti PTS selama lima hari di sekolah.
"Sebelum dimulai ujian itu memang saya dipanggil pihak sekolah terkait masalah tunggakan uang DO. Saya bilang mau nitip uang 300 ribu dulu supaya anak saya dapat ikut ujian, saya sudah usaha ke sana kemari dapatnya segitu," ungkap dia, dikutip dari akun Instagram @beritaseputarsidoarjo.
Bayar Cicilan
Willy mengaku mengesampingkan kebutuhan rumah tangga demi menyicil tunggakan biaya sekolah anaknya. Laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi taksi online dengan mobil sewaan itu membayar cicilan biaya sekolah anaknya sebesar Rp300 ribu.
Dia berharap sekolah menerima cicilan tersebut dan memperbolehkan sang anak mengikuti ujian, namun ternyata harapannya tak berbalas.
"Jumat saya bayar, terus hari Senin pertama ujian dimulai paginya saya WA gurunya "apakah anak saya sudah boleh ikut ujian hari ini?". Katanya sesuai keputusan Kepala sekolah harus membayar separuh dulu baru bisa ikut," imbuhnya.
Willy dan keluarganya yang tinggal di rumah tanpa pintu mengaku hanya ingin buah hatinya sekolah hingga lulus SMA.
Selain anak bungsunya yang masih SMP, Willy juga mengeluhkan persoalan yang dialami anak perempuannya.
Ijazah SMA sang putri ditahan pihak sekolah karena yang bersangkutan belum melunasi biaya pendidikan. Akibatnya, kini sang anak kesulitan mencari kerja.
"Saya sebagai orang tua sudah berusaha keras mencari uang untuk biaya sekolah anak. Meskipun menunggak saya berusaha mengangsur kok. Tapi kalau enggak bisa ikut ujian saya takut anak saya kena mental dan enggak mau sekolah lagi," tandasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belum diketahui pasti alasan sopir truk itu kecewa kepada polisi. Kabarnya ungkapan kekecewan sopir truk itu terjadi di Polsek Tebo Tengah, Jambi.
Baca SelengkapnyaPeran orang tua penting untuk tidak mengizinkan anak di bawah umur mengendarai kendaraan.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Dua Polisi Jawab Curhatan Emak-Emak soal Anaknya 13 Kali Gagal Ujian SIM
Baca SelengkapnyaTetesan keringat dibalas tetesan air mata, hal itu yang dirasakan oleh seorang driver ojek online (ojol) saat mendapati anaknya ditangkap polisi karena tawuran.
Baca SelengkapnyaIptu Benny Surbakti memberikan solusi atas permasalahan kebijakan sistem zonasi sekolah yang saat ini banyak menimbulkan polemik.
Baca SelengkapnyaStudy tour dinilai membebani orang tua siswa dinilai tidak sejalan dengan komitmen pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
Baca SelengkapnyaWarga di kawasan Kemang Jakarta Selatan dihebohkan dengan sebuah mobil SUV yang tiba-tiba menabrak pembatas jalan dan kendaraan lain.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara untuk menjadi orang baik seperti yang dilakukan pria ini.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) sejak 30 April 2024 terkait larangan tersebut.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang driver ojek online yang kegirangan saat anaknya berhasil lolos menjadi anggota Polisi tanpa membayar uang.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca Selengkapnyaselain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.
Baca Selengkapnya