Ciri Meganthropus yang Paling Utama, Asah Pengetahuan tentang Manusia Purba Ini
Merdeka.com - Palaeolitikum atau zaman batu tua adalah zaman yang diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman batu ini, telah hidup manusia purba seperti Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Meganthropus palaeojavanicus.
Meganthropus adalah genus kera hominid non-hominin yang telah punah, diketahui dari zaman Pleistosen Indonesia. Hal ini diketahui dari serangkaian fragmen rahang dan tengkorak berukuran besar yang ditemukan di situs Sangiran dekat Surakarta di Jawa Tengah, Indonesia, di samping beberapa gigi yang terisolasi.
Fosil asli manusia purba ini dianggap berasal dari spesies baru yakni Meganthropus palaeojavanicus. Meganthropus palaeojavanicus adalah fosil yang ditemukan oleh von Koenigswald tahun 1941 di daerah desa Sangiran, lembah sungai Solo.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
-
Apa nama fosil kera yang ditemukan? Studi ini menyarankan kemungkinan nenek moyang manusia dan kera Afrika berevolusi di Eropa sebelum mereka bermigrasi ke benua Afrika antara sembilan hingga tujuh juta tahun lalu.
-
Apa bentuk fisik nenek moyang manusia dan kera? LCA kemungkinan besar adalah hewan berkaki empat yang mampu memanjat secara vertikal dan berayun seperti kera.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia purba? Pada 1911, penambang yang mencari bahan baku pupuk menginjak benda aneh di sebuah gua yang dekat dengan Lovelock, Nevada.
-
Hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tengkorak yang masih utuh itu ditemukan dalam endapan batu raksasa. Berkat penemuannya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies baru anjing laut.
Berikut ciri Meganthropus yang menarik untuk diketahui.
Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia
Penelitian fosil manusia purba di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19. Tokoh penelitian manusia purba di Indonesia adalah Eugene Dubois. Keberhasilannya menemukan fosil atap tengkorak di Trinil (tahun 1891) menjadi bagian penting dalam sejarah palaeoantropologi.
Peristiwa tersebut sekaligus mengawali serangkaian penelitian fosil manusia purba di Indonesia, melansir dari publikasi oleh Universitas Negeri Jakarta.
Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia di antaranya adalah Pithecanthropus erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di desa Trinil, Ngawi. Pithecanthropus soloensis ditemukan di Solo oleh Von Koenigswald dan Weidenreich pada tahun 1931-1934.
Homo soloensis menyusul ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenreich tahun 1931-1934 di desa Ngandong. Lalu, ada Pithecanthropus mojokertensis yang ditemukan di daerah Mojokerto oleh Von Koenigswald tahun 1936-1941. Sementara, Meganthropus palaejavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald tahun 1941 di Desa Sangiran.
Mengenal Meganthrophus Paleojavanicus
Salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah Meganthropus paleojavanicus. Ini adalah spesies manusia purba raksasa yang berasal dari Jawa Kuno. Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata Mega yang berarti besar dan Anthropus berarti manusia, dan Paleo berarti tertua, serta Javanicus berarti Jawa.
Jika digabungkan, arti dari Meganthropus paleojavanicus adalah fosil manusia bertubuh besar paling tua di Pulau Jawa atau manusia raksasa dari Jawa yang diperkirakan hidup pada masa 1–2 juta tahun yang lalu pada masa Paleolithikum atau zaman batu tua.
Meganthropus palaeojavanicus adalah fosil yang ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada tahun 1941 di daerah Desa Sangiran, lembah sungai Solo. Fosil manusia purba ini adalah jenis paling tua yang pernah ditemukan di Indonesia. Fosil yang ditemukan oleh Koenzgswald berupa rahang bawah dan atas gigi lepas.
Dengan carastratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Puçangan. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil Megantropus paleojavanicus berumur 1-2 juta tahun. Meganthropus memiliki rahang tulang bawah yang lebih besar dari Pithecanthropus. Geraham-gerahamnya seperti manusia, tidak memiliki dagu, dan tubuhnya besar.
Ciri Meganthropus Palaeojavanicus
Dilansir dari liputan6.com, berikut ini adalah ciri Meganthropus palaeojavanicus:
- Meganthropus paleojavanicus hidup dengan hanya mengandalkan hasil alam, sehingga kehidupannya tergantung pada alam.
- Cara hidup meganthropus paleojavanicus adalah nomaden atau selalu berpindah tempat karena bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan. Ketika sumber makanan di suatu tempat sudah habis, maka mereka akan berpindah mencari lokasi lainnya.
- Ciri meganthropus paleojavanicus lainnya adalah memiliki rahang bawah yang tebal dan kuat.
- Memiliki tubuh yang sangat tegap.
- Kening meganthropus paleojavanicus tebal dan menonjol.
- Tulang pipi yang juga tebal dan menonjol tampak sangat dominan.
- Memiliki otot yang sangat kuat.
- Tidak terlihat memiliki dagu, tetapi bagian mulutnya menonjol.
- Tulang pada ubun-ubun nampak pendek.
- Bentuk hidung melebar.
- Gigi dan rahang sangat besar sehingga otot kunyahnya sangat kuat.
- Bentuk geraham menyerupai manusia.
- Volume otaknya sebesar 900 cc.
- Memiliki tinggi sekitar 2,5 meter.
- Cara berjalannya mirip dengan orang utan, yaitu agak membungkuk dengan tangan yang menyangga tubuh.
- Tangannya berukuran lebih panjang daripada kakinya.
- Menggunakan peralatan memasak yang masih sangat kasar, karena dibuat dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan membenturkan batu dengan yang lain. Pecahan dari benturan batu akan menyerupai kapak. Alat inilah yang kemudian digunakan untuk mengumpulkan makanan dan memasak.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan fosil kera di sebuah situs arkeologi di Turki yang berusia 8,7 juta tahun mengguncang teori-teori lama tentang asal-usul manusia.
Baca SelengkapnyaHewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaMakhluk mistis dan misterius Bigfoot dikenal sebagai sosok legenda.
Baca SelengkapnyaProses evolusi Homo Sapiens dimulai sekitar lebih dari 200.000 tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaJejak kaki ini ditemukan di pulau Kreta, Mediterania.
Baca SelengkapnyaMakhluk ini menjalani gaya hidup yang sangat berbeda dari kerabatnya yang lebih purba pada Periode Kambrium.
Baca SelengkapnyaTulang ini ditemukan di situs Paleolitikum terluas, yang ada di Prancis.
Baca SelengkapnyaHomo sapiens dan Neanderthal adalah kerabat dekat manusia modern.
Baca SelengkapnyaAda Berapa Banyak Spesies Manusia yang Pernah Hidup di Bumi? Ilmuwan Punya Jawabannya
Baca SelengkapnyaSingkapan lapisan purba dapat dilihat secara kasat mata pada sejumlah tempat di Sangiran.
Baca SelengkapnyaFosil yang dianalisis peneliti milik Lufengpithecus, yang ditemukan di Yunan, China.
Baca Selengkapnya