Mengenal Aplikasi FreeMe Karya Mahasiswa Unej, Bantu Cegah Kecanduan Pornografi

Merdeka.com - Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti dua mata pisau, satu sisi memberikan dampak baik, sebaliknya juga bisa memberikan dampak buruk.

Salah satu dampak buruknya adalah kemudahan akses terhadap konten pornografi yang dapat mengganggu kesehatan mental dan berpotensi memicu kecanduan. Melihat fenomena ini, tiga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Jember (Unej) menciptakan purwarupa (prototype) aplikasi bernama FreeMe. Aplikasi yang mirip game online itu bertujuan untuk membantu masyarakat mencegah kecanduan pornografi.

Aplikasi ciptaan tiga mahasiswa Unej yakni Rizki Dwi Putra (Program Studi Informatika), Amelia Puspita Wardani (Program Studi Sistem Informasi), dan Mohammad Amanda Maulana Malik Ibrahim (Program Studi Teknologi Informasi) yang tergabung dalam tim Surface555 Unej, berhasil menjadi juara pertama dalam ajang User Experiences (UX) Competition 2023 tingkat nasional. Kompetisi tersebut diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) pada awal Juni 2023.

Mirip Game Online

©2023 Merdeka.com/Dok. UNEJ

FreeMe dirancang dengan konsep mirip game online, namun targetnya khusus untuk individu yang kecanduan atau sering mengakses konten pornografi. 

"Secara garis besar aplikasi FreeMe mirip game online, hanya saja pemainnya adalah mereka yang kecanduan atau sering mengakses konten pornografi," terang Ketua Tim Surface555, Rizki Dwi Putra di Jember, Selasa (6/6).

Pengguna aplikasi ini akan memainkan peran pemain dalam game dengan menggunakan nama anonim. Setiap pemain akan diberikan kesempatan bermain. Misalnya, seorang pemain dapat memiliki tiga kesempatan bermain. Selanjutnya, setiap pemain akan menentukan target pribadi, seperti tidak membuka konten di situs tertentu selama seminggu. Jika pemain melanggar target tersebut sebelum batas waktu, maka ia akan mendapatkan peringatan. Jika peringatan tersebut diabaikan, kesempatan bermain akan berkurang secara otomatis.

Rizki Dwi Putra, ketua tim Surface555, menjelaskan bahwa aplikasi FreeMe masih dalam tahap purwarupa dan butuh banyak perbaikan. Dikutip dari laman resmi Universitas Negeri Jember (Unej), tim Surface555 berencana memungkinkan adanya interaksi antara peserta FreeMe yang memiliki masalah serupa, sehingga mereka dapat saling mendukung. 

Ketiga mahasiswa itu menyadari bahwa kecanduan pornografi adalah masalah yang sensitif. Oleh karena itu peserta FreeMe akan mendapatkan pendampingan dari ahli, seperti psikiater untuk memastikan proses penyembuhan kecanduan pornografi dapat berhasil.

Harapan Baru

©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Peter O'Toole

Karya inovasi tiga mahasiswa Fasilkom Universitas Jember ini memberikan harapan baru dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kecanduan pornografi. Pasalnya, aplikasi FreeMe tidak hanya memberikan permainan interaktif, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan psikologis yang penting dalam pemulihan individu yang terkena dampak negatif konten pornografi. 

Amelia Puspita Wardani menambahkan, dalam rangka menyempurnakan aplikasi FreeMe pihaknya perlu mendapatkan masukan dari para pakar, baik dari pakar bidang sosial, psikologi hingga pemuka agama. 

“Kehadiran para pakar ini kami harapkan bisa melakukan validasi agar aplikasi FreeMe benar-benar menghadirkan manfaat bagi masyarakat, terutama para pecandu pornografi,” ungkapnya. (mdk/rka)