Mengenal Kampung Harimau di Madiun, Berawal dari Kiai yang Gemar Memelihara Harimau
Kelurahan Josenan di Kota Madiun memiliki ciri khas unik, yakni keberadaan patung harimau di area masuk wilayahnya.
Dulu di sini hiduplah seorang pertapa yang gemar memelihara harimau
Mengenal Kampung Harimau di Madiun, Berawal dari Kiai yang Gemar Memelihara Harimau
Kelurahan Josenan di Kota Madiun memiliki ciri khas unik, yakni keberadaan patung harimau di area masuk wilayahnya. Konon, keberadaan patung tersebut bukan tanpa sebab. Pada masa lalu, harimau tak bisa dilepaskan dari sejarah kampung ini.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Apa ciri khas harimau Jawa? Mengutip situs endangeredtigers-org, harimau Jawa rata-rata berukuran lebih kecil dibanding subspesies harimau modern lainnya. Ukuran tubuh ini merupakan bentuk adaptasinya terhadap ukuran mangsa utamanya berupa rusa. Mereka memiliki garis-garis panjang dan tipis serta wajah sempit dengan hidung relatif panjang dan sempit.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Bagaimana orang Minang jaga hubungan baik dengan Harimau? Seiring dengan berjalannya waktu, hubungan manusia dan harimau yang terjalin semakin erat membuahkan penghormatan atas keberadaan harimau saat ini. Tak hanya itu, masyarakat Minang percaya bahwa orang-orang terdahulunya disinyalir bisa berkomunikasi langsung dengan harimau, dengan alasan mereka pun juga memiliki perasaan.
-
Di mana letak Gua Harimau? Gua ini terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), sekitar 35 km dari Baturaja.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
Sejarah
Mengutip situs resmi Kelurahan Josenan, dulunya kampung ini hanya dihuni oleh beberapa keluarga. Wilayah tersebut dulunya dikenal dengan nama Pedukuhan Ngebrak.
Kampung ini pertama kali dibuka pada tahun 1850 masehi oleh Kiai Joseno, seorang pertapa yang gemar memelihara harimau.Dulunya, kampung ini mandiri tanpa ada sistem pemerintahan. Masyarakat setempat menganggap Kiai Joseno yang melakukan babat alas wilayah tersebut sebagai tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama.
Keberadaan patung harimau di dekat lokasi masuk wilayah Kelurahan Josenan merupakan upaya masyarakat mengenang sosok Kiai Joseno sekaligus menjaga agar sejarah wilayah tersebut dikenal oleh generasi masa kini dan masa depan.
Kiai Joseno juga merupakan penggemar kesenian Reog. Hingga kini, setiap bulan Suro, masyarakat selalu mementaskan Reog dengan cara kirab keliling kelurahan.
Berubah Status
Seiring waktu, Pedukuhan Ngebrak semakin ramai. Pasalnya, wilayah ini berada di sekitar aliran Sungai Madiun yang merupakan kalur transportasi pada masa itu.
Status dukuh lantas diubah menjadi sebuah desa kecil. Kiai Joseno diangkat menjadi ketua desa.
Bersamaan dengan itu, dibentuklan tatanan pemerintahan desa dibawah kademangan dengan pengembangan wilayah menjadi lima dukuh. Meliputi: Dukuh Ngebrak, Dukuh Jonogaran, Dukuh Duragan, Dukuh Bulusari, dan Dukuh Suroreyan.
Dukuh Ngebrak kemudian diubah menjadi Desa Josenan. Nama ini diambil dari nama sesepuh desa, Kiai Joseno.
Kiai Joseno memimpin desa ini hingga wafatnya pada tahun 1912. Jenazahnya dimakamkan di Jalan Empu Supo.
Kemudian dipindahkan ke makam Moro Dalem karena lokasi makam sebelumnya terdampak pembangunan tangkis sungai Bengawan Madiun.
Perkembangan
Pada perkembanganya, Desa Josenan dalam Distrik Geger. Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, sampai tahun 1956. Pada tahun 1957 Desa Josenan masuk wilayah Kota Praja Madiun menjadi Desa Perkotaan.
Berdasarkan, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1981, desa yang berada di perkotaan berubah status menjadi kelurahan. Desa Josenan berubah status menjadi Kelurahan Josenan yang masuk wilayah Kecamatan Taman Kota Madiun sampai sekarang.