Mengenal Sarung Tenun Ikat Parengan Lamongan, Terancam karena Minim Generasi Muda
Merdeka.com - Di kalangan masyarakat Lamongan, saat Ramadan tiba banyak dijumpai orang beribadah di masjid menggunakan sarung tenun ikat khas Parengan. Sarung yang memiliki motif dan pewarnaan khas itu diproduksi oleh tangan terampil para perajin sarung tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Keberadaan para perajin sarung tenun ikat Parengan tidak terkonsentrasi pada satu kawasan. Di sisi timur Bengawan Solo, para perajin bisa ditemui di desa-desa yang masuk wilayah Kecamatan Maduran, termasuk di Desa Parengan. Di sisi barat Bengawan Solo, perajinnya tersebar di Desa Laren, Pelangwot sampai di Desa Bulutigo.
Dikendalikan Juragan
-
Kenapa warga Desa Sembungan memakai sarung? Banyak warga yang beraktivitas di luar. Mereka mengenakan jaket ataupun sarung untuk melindungi tubuh mereka dari udara dingin yang menusuk.
-
Dimana jemaah haji Indonesia terlihat memakai gendongan batik? Tak hanya satu dua orang jemaah Indonesia yang tertangkap kamera mengenakan gendongan di tanah suci.
-
Kenapa babalonan sarung menjadi media mengenalkan ibadah? Dahulu, cara ini dipakai oleh orang tua untuk mengenalkan ibadah salat kepada anaknya. Para orang tua zaman dahulu yakin bahwa babalonan sarung menjadi media yang mengasyikkan dalam mengenalkan ibadah ke anak-anak.
-
Siapa saja yang merasakan keunikan tradisi Ramadan di Indonesia? Sejumlah mahasiswa asing yang tengah belajar di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, mengaku menikmati momen Ramadan tahun ini.
-
Apa yang dilakukan warga di Dukuh Gatak untuk sambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Bagaimana cara warga Indramayu menyambut Ramadan dengan tradisi Ngunjung? Acara ini menjadi salah satu penanda bagi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Biasanya, makam-makam di perdesaan akan menjadi ramai saat warga mengadakan tradisi Ngunjung.
Dikutip dari instagram @lamongan.update, Jumat (16/4/2021), meskipun para perajin tenun ikan tersebar di banyak desa, rupanya mereka dikendalikan oleh juragan di Parengan yang menjadi pusat usaha sarung tenun.
Para juragan inilah yang memberikan alat tenan dan benang yang sudah diwarnai dan berpola ke desa-desa.
“Ini motif botol atau lebih dikenal gombyor kalau saya menyebutnya. Kalau sudah jadi, upahnya Rp45.000,” tutur Ujud, seorang perajin sarung tenun ikat.
Sementara itu, H Mukhlisin, salah seorang juragan sarung tenun ikat khas Parengan menceritakan harga sarung tenun di pasaran. “Pengerjaannya sehari selesai, kalau di pasaran, sarung ini paling murah seharga Rp200 ribu,” ujar H Mukhlisin di Parengan.
Minim Generasi Penerus
Lihat postingan ini di Instagram
Sarung tenun ikat khas Parengan dikenal dingin dan nyaman saat dikenakan. Seperti yang saat itu dikerjakan Ujud. Sarung tenan berwarna dasar hitam dengan motif merah itu relatif halus saat disentuh. Sensasi dingin ini dikarenakan bahan dasar benang yang digunakan ialah benang jenis maseris (mercerized).
Usia penenun yang tidak lagi muda sementara minimnya generasi muda yang menekuni tenun menjadi permasalahan tersendiri.
“Jika para perajin tenun sudah tidak ada lagi mungkin cerita tentang sarung tenun khas Parengan hanya sekadar cerita saja dengan alat-alat tenun yang dibiarkan usang sebagai tanda kalau dulu daerah ini adalah pusat sarung tenun ikat. Dan diganti dengan sarung-sarung buatan mesin-mesin pabrik,” tulis @lamongan.update. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena itu terjadi karena kurangnya wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi.
Baca SelengkapnyaVideo persiapan menyambut Ramadan ini pun viral dan membuat warganet iri.
Baca SelengkapnyaKendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini masih tergolong dalam tarian Zapin Melayu yang pada umumnya dibawakan oleh pemuda-pemudi Lampung.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga bertujuan menjaga kekompakan para pemuda dari generasi ke generasi melalui media bermusik patrol.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca SelengkapnyaPesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaSetelah acara cuci tikar selesai, mereka seru-seruan main air bareng di saluran irigasi
Baca SelengkapnyaDi berbagai daerah, perayaan hari raya Idul Adha disambut meriah dengan berbagai tradisi.
Baca SelengkapnyaMagetan memiliki sebuah desa yang dijuluki sebagai Kampung Madinah. Saat bulan Ramadan, kampung tersebut menjadi wisata kuliner.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasanya ditunggu oleh anak-anak karena mereka akan mendapatkan baju baru untuk lebaran.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.
Baca Selengkapnya