Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sarung Tenun Ikat Parengan Lamongan, Terancam karena Minim Generasi Muda

Mengenal Sarung Tenun Ikat Parengan Lamongan, Terancam karena Minim Generasi Muda Sarung tenun ikat Parengan Lamongan. ©2021 Merdeka.com/YouTube GEO INSPIRASI

Merdeka.com - Di kalangan masyarakat Lamongan, saat Ramadan tiba banyak dijumpai orang beribadah di masjid menggunakan sarung tenun ikat khas Parengan. Sarung yang memiliki motif dan pewarnaan khas itu diproduksi oleh tangan terampil para perajin sarung tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Keberadaan para perajin sarung tenun ikat Parengan tidak terkonsentrasi pada satu kawasan. Di sisi timur Bengawan Solo, para perajin bisa ditemui di desa-desa yang masuk wilayah Kecamatan Maduran, termasuk di Desa Parengan. Di sisi barat Bengawan Solo, perajinnya tersebar di Desa Laren, Pelangwot sampai di Desa Bulutigo.

Dikendalikan Juragan

Dikutip dari instagram @lamongan.update, Jumat (16/4/2021), meskipun para perajin tenun ikan tersebar di banyak desa, rupanya mereka dikendalikan oleh juragan di Parengan yang menjadi pusat usaha sarung tenun.

Para juragan inilah yang memberikan alat tenan dan benang yang sudah diwarnai dan berpola ke desa-desa.

“Ini motif botol atau lebih dikenal gombyor kalau saya menyebutnya. Kalau sudah jadi, upahnya Rp45.000,” tutur Ujud, seorang perajin sarung tenun ikat.

Sementara itu, H Mukhlisin, salah seorang juragan sarung tenun ikat khas Parengan menceritakan harga sarung tenun di pasaran. “Pengerjaannya sehari selesai, kalau di pasaran, sarung ini paling murah seharga Rp200 ribu,” ujar H Mukhlisin di Parengan.

Minim Generasi Penerus

      Lihat postingan ini di Instagram      

Sebuah kiriman dibagikan oleh LAMONGAN UPDATE (@lamongan.update)

 

Sarung tenun ikat khas Parengan dikenal dingin dan nyaman saat dikenakan. Seperti yang saat itu dikerjakan Ujud. Sarung tenan berwarna dasar hitam dengan motif merah itu relatif halus saat disentuh. Sensasi dingin ini dikarenakan bahan dasar benang yang digunakan ialah benang jenis maseris (mercerized).

Usia penenun yang tidak lagi muda sementara minimnya generasi muda yang menekuni tenun menjadi permasalahan tersendiri.

“Jika para perajin tenun sudah tidak ada lagi mungkin cerita tentang sarung tenun khas Parengan hanya sekadar cerita saja dengan alat-alat tenun yang dibiarkan usang sebagai tanda kalau dulu daerah ini adalah pusat sarung tenun ikat. Dan diganti dengan sarung-sarung buatan mesin-mesin pabrik,” tulis @lamongan.update. (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Analisis Ahli soal Fenomena Perang Sarung, Kenakalan Remaja Penyebabnya
Analisis Ahli soal Fenomena Perang Sarung, Kenakalan Remaja Penyebabnya

Fenomena itu terjadi karena kurangnya wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi.

Baca Selengkapnya
Momen Keseruan Karang Taruna di Yogyakarta Sambut Ramadan Ini Viral, Bikin Warganet Iri
Momen Keseruan Karang Taruna di Yogyakarta Sambut Ramadan Ini Viral, Bikin Warganet Iri

Video persiapan menyambut Ramadan ini pun viral dan membuat warganet iri.

Baca Selengkapnya
Semua Warga Ucap Syukur, Musala Sederhana di Kampung Pemulung Setiap Tarawih Penuh dengan Jemaah
Semua Warga Ucap Syukur, Musala Sederhana di Kampung Pemulung Setiap Tarawih Penuh dengan Jemaah

Kendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.

Baca Selengkapnya
Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung
Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung

Kesenian tradisional yang satu ini masih tergolong dalam tarian Zapin Melayu yang pada umumnya dibawakan oleh pemuda-pemudi Lampung.

Baca Selengkapnya
Musik Patrol, Tradisi Bangunkan Warga Sahur dan Pergi ke Masjid saat Malam Lailatul Qadar di Lumajang
Musik Patrol, Tradisi Bangunkan Warga Sahur dan Pergi ke Masjid saat Malam Lailatul Qadar di Lumajang

Tradisi ini juga bertujuan menjaga kekompakan para pemuda dari generasi ke generasi melalui media bermusik patrol.

Baca Selengkapnya
Uniknya Permainan Babalonan Sarung Khas Sunda, Jadi Cara Orang Tua Ajarkan Anak Salat
Uniknya Permainan Babalonan Sarung Khas Sunda, Jadi Cara Orang Tua Ajarkan Anak Salat

Permainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak

Baca Selengkapnya
Intip Kesibukan Perajin Songkok di Lamongan saat Ramadan, Banyak Pesanan dari Luar Jawa, Kantongi Cuan Ratusan Juta Rupiah
Intip Kesibukan Perajin Songkok di Lamongan saat Ramadan, Banyak Pesanan dari Luar Jawa, Kantongi Cuan Ratusan Juta Rupiah

Pesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.

Baca Selengkapnya
Cuci Tikar Sambil Main Air, Begini Keseruan Warga Bantul Sambut Bulan Ramadan
Cuci Tikar Sambil Main Air, Begini Keseruan Warga Bantul Sambut Bulan Ramadan

Setelah acara cuci tikar selesai, mereka seru-seruan main air bareng di saluran irigasi

Baca Selengkapnya
6 Tradisi Unik Iduladha di Indonesia, Mulai dari Manten Sapi hingga Ngejot
6 Tradisi Unik Iduladha di Indonesia, Mulai dari Manten Sapi hingga Ngejot

Di berbagai daerah, perayaan hari raya Idul Adha disambut meriah dengan berbagai tradisi.

Baca Selengkapnya
Tersohor di Indonesia, Momen bulan Ramadan di Kampung Madinah Temboro Magetan saat Berburu Takjil Kebab & Nasi Kebuli
Tersohor di Indonesia, Momen bulan Ramadan di Kampung Madinah Temboro Magetan saat Berburu Takjil Kebab & Nasi Kebuli

Magetan memiliki sebuah desa yang dijuluki sebagai Kampung Madinah. Saat bulan Ramadan, kampung tersebut menjadi wisata kuliner.

Baca Selengkapnya
Nyedengin Baju Jadi Cara Warga Betawi Sambut Lebaran, Datang ke Tukang Jahit dengan Hati yang Riang
Nyedengin Baju Jadi Cara Warga Betawi Sambut Lebaran, Datang ke Tukang Jahit dengan Hati yang Riang

Tradisi ini biasanya ditunggu oleh anak-anak karena mereka akan mendapatkan baju baru untuk lebaran.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Iriban di Semarang, Kegiatan Warga Ramai-Ramai Tangkap Ikan Tanpa Bantuan Alat yang Diwariskan Secara Turun-Temurun
Mengenal Tradisi Iriban di Semarang, Kegiatan Warga Ramai-Ramai Tangkap Ikan Tanpa Bantuan Alat yang Diwariskan Secara Turun-Temurun

Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan endapan yang menumpuk di dasar kolam.

Baca Selengkapnya