Mengunjungi Makam Sunan Bonang, Ulama Pencipta Tembang Tombo Ati
Merdeka.com - Sunan Bonang merupakan satu dari sembilan wali yang berperan besar dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Sejarah perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peran Sembilan Wali yang kemudian dikenal dengan sebutan Wali Songo.
Tak heran, sampai sekarang makam Wali Songo selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Sunan Bonang sendiri lahir dan kemudian dimakamkan di Tuban, Jawa Timur. Selain sebagai ulama, Sunan Bonang juga dikenal sebagai seorang maestro budaya.
Garis Keturunan
-
Siapa nama asli Sunan Bonang? Memiliki nama asli Raden Makdum Ibrahim, Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
-
Apa gelar Sunan Bonang? Mengutip Suluk Wijil, Sunan Bonang disebut sebagai Ratu Wahdat, yang sama artinya dengan selibat (tidak beristri).
-
Bagaimana Sunan Bonang berdakwah di Tuban? Mengutip artikel Merdeka.com, selama berdakwah di Tuban, Jawa Timur, Sunan Bonang mengajarkan tembang-tembang yang berisikan ajaran Islam di dalam Masjid Astana.Sepulangnya dari masjid, masyarakat menghafalkan tembang itu di rumah. Sanak saudara mereka pun turut menyanyikan tembang itu karena tertarik akan kemerduan lagunya.Demikianlah cara Sunan Bonang berdakwah sehingga santrinya tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
-
Dimana makam istri Sunan Bonang? Konon, makam istri Sunan Bonang yang berasal dari negeri Champa berada di kawasan Pasujudan Sunan Bonang di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
-
Apa yang dilakukan Sunan Bonang di Kediri? Ia pernah ditolak warga Kediri karena berdakwah dengan cara kekerasan. Kedatangan Awalnya, Sunan Bonang datang ke Kediri dengan niat tulus untuk menyebarkan ajaran Islam.
-
Dimana Sunan Bonang berdakwah menggunakan kesenian? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, berbekal pengalaman dakwahnya yang gagal di Kediri, ia lantas melakukan pendekatan asimilatif (peleburan) corak Islam dalam budaya Jawa. Dia memantapkan kepiawaiannya dalam kesusastraan dan kesenian untuk berdakwah di tempat lain.
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Sunan Bonang memiliki nama asli Syekh Maulana Makhdum Ibrahim. Ayahnya adalah Raden Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel. Ibunya bernama Dewi Candrawati.
Dikutip dari indonesiakaya.com, kakek Sunan Bonang dari garis keturunan ayah juga seorang ulama kenamaan, yakni Syekh Ibrahim Asmaragandi. Ibrahim Asmaragandi dikenal sebagai ulama terkemuka keturunan Turki-Persia dari Samarkand. Sementara kakek dari pihak ibu, Arya Teja merupakan seorang Adipati Tuban ketika Kerajaan Majapahit berdiri.
Sunan Bonang lahir di Tuban pada 1448 masehi. Ia mempunyai 8 saudara, salah satunya adalah Raden Qasim atau yang kemudian dikenal dengan gelar Sunan Drajat.
Makam Wali yang Disegani
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Makam Sunan Bonang terletak di Jalan KH Mustain, Dukuh Kauman, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Memasuki area makam, peziarah akan menjumpai tiga buah gapura. Gapura pertama berbentuk regol. Sementara gapura kedua dan ketiga bentuknya paduraksa.
Dikutip dari indonesiakaya.com, keberadaan gapura-gapura dengan corak Hindu-Budha seperti yang ada di makam Sunan Bonang menjadi penanda kompleks tempat suci atau bangunan penting.
Begitu memasuki gapura kedua, akan terlihat Masjid Astana Bonang yang dahulu digunakan Sunan Bonang untuk menyepi dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Hiasan piring dengan ormanen bunga dan tulisan Arab menghiasi gapura kedua dan ketiga. Di antara tulisan-tulisan Arab tersebut, antara lain terdapat nama empat khalifah yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Selain gapura, para peziarah juga bisa melihat tembok kelir yang dihiasi dengan piring-piring porselin.
Wirid Kesukaan Sunan Bonang
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Menuju cungkup makam Sunan Bonang, para peziarah akan melewati jalan setapak dengan ratusan makam di sisi kanan dan kiri. Cungkup makam Sunan Bonang sendiri terletak di tanah yang lebih rendah. Untuk berada lebih dekat dengan makam Sang Wali, peziarah bisa melewati tangga batu dan pintu yang terbuat dari kayu jati.
Para peziarah biasanya membaca Surah Yasin dan Tahlil. Selain itu tidak sedikit pula yang mengamalkan wirid kesukaan Sunan Bonang selama hidupnya, yakni Surah Al-Fatihah 50 kali, Surah Al-Ikhlas 50 kali, dan selawat sebanyak 300 kali.
Menyebarkan Islam dengan Cara Unik
2020 Merdeka.com/indonesiakaya.com
Berbeda dengan sunan-sunan lainnya, cara Sunan Bonang dalam melakukan misi penyebaran ajaran Islam terbilang unik. Selain sebagai ulama yang mumpuni, masyarakat Jawa juga mengenal Sunan Bonang karena karamahnya yang hebat.
Dikutip dari indonesiakaya.com, dakwah Sunan Bonang di Singkal, Nganjuk dengan cara mengadakan upacara kenduri berhasil menandingi pelaksanaan upacara Tantrayana yang dilakukan oleh para petinggi Kerajaan Majapahit. Sunan Bonang rupanya sengaja menandingi pelaksanaan upacara Tantrayana dengan membuat upacara serupa.
Upacara kenduri yang diinisiasi Sunan Bonang diikuti oleh para peserta laki-laki dengan membentuk lingkaran. Dalam pelaksanaan kenduri atau yang kemudian dikenal dengan selametan, mereka memanjatkan doa.
Pada perkembangannya, acara ini digelar dari satu kampung ke kampung lainnya. Sunan Bonang kemudian diberi gelar Sunan Wahdat Cakrawati atau pemimpin upacara berbentuk lingkaran.
Warisan Sunan Bonang
2018 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Sunan Bonang berhasil menciptakan asimilasi kebudayaan manusia, dalam hal ini agama Islam dengan kebudayaan Jawa. Ia memberikan warna lokal pada sejumlah upacara keagamaan seperti Idul Fitri, Maulid Nabi, serta Tahun Baru Islam.
Warisan budaya ciptaan Sunan Bonang yang tetap lestari sampai hari ini adalah Upacara Sekaten dan Grebeg Maulid. Beberapa lakon wayang juga disesuaikan dengan kaidah Islam, misalnya Layang Kalimasada, Pandu Pragola, Mustakaweni, Petruk Dadi Ratu, dan Semar Mbarang Jantur.
Dikutip dari indonesiakaya.com, Sunan Bonang juga dikenal sebagai penyair dan penulis risalah estetika sufi. Dalam hal musik Jawa, ia bahkan memasukkan instrumen baru seperti rebab Arab dan bonang atau kempul Campa.
Ia menciptakan musik gamelan menjadi orkestra yang meditatif bahkan kontemplatif. Salah satu kidung legendaris ciptaan Sunan Bonang yang dikenal luas oleh masyarakat dari zaman ke zaman adalah tembang Tombo Ati. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sunan Bonang adalah sosok pendakwah yang cerdik dan fleksibel dalam menyiarkan ajaran-ajaran Islam.
Baca SelengkapnyaMasjid kecil ini saksi perjuangan dakwah Sunan Bonang.
Baca SelengkapnyaPerjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki
Baca SelengkapnyaSudah sepatutnya makam yang kerap menjadi tujuan wisata religi masyarakat memiliki kepastian hukum.
Baca SelengkapnyaDua anggota Wali Songo ini punya hubungan emosional yang dalam.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca SelengkapnyaTak hanya soal keindahan alamnya, ternyata Karimunjawa juga punya berbagai peninggalan sejarah.
Baca SelengkapnyaKompleks ini menunjukkan budaya Hindu dan Islam yang magis
Baca SelengkapnyaIa awalnya merupakan pemimpin pasukan yang menyerang Tuban
Baca SelengkapnyaIa sangat fokus menjalani perannya sebagai ulama dan seniman sehingga tidak sempat menikah hingga wafat
Baca SelengkapnyaKisah karomah Sunan Drajat begitu menakjubkan. Hanya dengan tembang pangkur akhirnya preman sakti mandraguna bertekuk lutut.
Baca Selengkapnya