Miris, SD Negeri di Ponorogo Tak Dapat Murid di Tahun Ajaran Baru
Indikasi sekolah negeri sepi peminat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. SD Negeri di Ponorogo tak dapat satu pun murid pada tahun baru.
Indikasi sekolah negeri sepi peminat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu
Miris, SD Negeri di Ponorogo Tak Dapat Murid di Tahun Ajaran Baru
Salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Ponorogo memberikan fasilitas seragam gratis dan uang tabungan untuk peserta didik baru. Namun, hal tersebut tak serta merta membuat SD Negeri banyak diminati. SD Negeri tersebut tak mendapatkan satu pun murid pada tahun ajaran baru 2023/2024.
Tak Dapat Murid
SDN Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo tak mendapatkan satupun murid baru pada tahun ajaran 2023/2024. Padahal, pihak sekolah sudah memberi iming-iming fasilitas seragam gratis dan uang tabungan senilai Rp150 ribu per bulan.
Kepala SDN Jalen Dedy Adi Nugroho mengatakan, sebenarnya pada tahun ajaran baru ini ada dua siswa yang mendaftar. Namun, kedua urung bersekolah lantaran tidak ada teman lain dalam satu kelas. "Kalau ada teman misalnya 5, mereka baru mau masuk. Akhirnya cari sekolah lain," jelas Dedi. Ia menyebut minimnya murid baru sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, SDN Jalen hanya mendapat satu murid dan tahun sebelumnya mendapatkan tiga murid baru. "Tahun ini kelasnya terpaksa kosong, karena enggak dapat siswa," ujarnya.Ada sejumlah faktor SD kurang diminati. Salah satunya yakni keberadaan sekolah swasta di desa tersebut yang berdiri sejak lima tahun lalu. Jumlah siswa SDN Jalen hanya 24 orang, kelas 1 kosong, kelas 2 ada satu siswa, kelas 3 ada tiga siswa, kelas 4 ada lima siswa, kelas 5 ada lima, kelas 6 ada 10. (Foto: Freepik)
Iming-iming Fasilitas
Pihak SDN Jalen sudah berusaha menarik hari para orang tua dengan memberikan sejumlah fasilitas. Tahun ini, sekolah memberikan seragam gratis, uang Rp100 ribu untuk membeli LKS, dan tabungan senilai Rp150 ribu setiap bulannya. "Semua fasilitas tersebut kami keluarkan sendiri dari gaji guru-guru, semata-mata untuk menarik siswa," jelas Kepala SDN Jalen. Ia pun berharap, fasilitas yang diberikan dan keberadaan guru tersertifikasi tidak membuat SDN Jalen ditutup. Terlebih SDN tersebut menjadi sekolah negeri satu satunya di Desa Jalen. "Inginnya tidak ditutup, tapi kami tergantung dari dinas sendiri yang akan menentukannya," imbuh Dedi.
Sepi Peminat
Sementara itu, pada tahun ajaran baru 2023/2024, SDN 1 Setono Kabupaten Ponorogo hanya mendapatkan satu murid baru. Penurunan minat calon siswa untuk bersekolah di SDN 1 Setono disebut sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir. "Tahun lalu (SD) kami ada lima anak (murid baru) yang mendaftar, tahun ini bahkan hanya satu," tutur Kepala SDN 1 Setono Prayitno ditemui ruang kerjanya di Desa Setono Kecamatan Jenangan, Ponorogo, Senin (17/7/2023).
Ia menduga minimnya murid baru di SDN 1 Setono bukan karena minimnya calon peserta didik. Namun, dipengaruhi keberadaan madrasah ibtidaiah (MI) plus serta orientasi orang tua calon siswa yang kini cenderung menyekolahkan anak di sekolah berbasis agama. (Foto: Freepik)
Adapun satu murid baru SDN 1 Setono tetap diajar. Pihak sekolah juga masih membuka pendaftaran secara tatap muka, hingga ada tambahan murid baru.
Kepala SDN 1 Setono berharap tahun depan lembaga berusaha lebih keras mempromosikan sekolah agar bisa mendapatkan murid lebih banyak.
"Memang masih jauh dari harapan, tapi kita masih buka pendaftaran secara tatap muka semoga ada tambahan murid baru," jelas Prayitno, dikutip dari ANTARA.
merdeka.com