Sisi Lain Kiai Chusen Kakek Istri Hanan Attaki, Pendiri Ponpes Tahfiz Pertama Tuban
Merdeka.com - Salah satu istri Hanan Attaki yakni Haneen Akira diketahui merupakan perempuan yang besar dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) yang tinggal di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kiai Chusen, kakek buyut Haneen merupakan pendiri organisasi cabang NU pada masanya.
“Kiai Chusen yang punya pondok pesantren tahfidz Al-Qur’an pertama di Tuban, Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah di Jenu, Tuban,” ungkap Hanan Attaki dalam salah satu video di akun YouTube miliknya, Jumat (12/5/2023).
Sebelumnya, Haneen juga sempat menceritakan sosok kakek buyutnya itu melalui akun Instagram pribadinya @haneenakira. Kiai Chusen merupakan seorang tokoh agama asal Desa Jenu, Kabupaten Tuban. Dia merupakan seorang ahli Alquran, khususnya di bidang ilmu Qira’at.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Siapa Ketua Umum PBNU pertama? Hasan Basri Sagipodin atau yang akrab disapa Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama.
-
Mengapa Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren? Awalnya, Kiai Nur hanya mengajari perihal agama Islam kepada keluarga dan para tetangganya. Ia mengajarkan mereka untuk meneruskan perjuanganmengusir para penjajah dari tanah Jawa pada tahun 1852, tiba-tiba datanglah 25 santri yang ingin ikut mengaji padanya.
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Siapa pendiri Pondok Al Hamdaniyah? Sejarah Pondok Pesanten Al Hamdaniyah Siwalanpanji didirikan oleh Kiai Hamdany pada tahun 1787.
Garis Keturunan
Pria yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Mbah Chusen merupakan putra dari Kiai Hasan, ulama asal Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Mbah Chusen menimba ilmu ke beberapa kiai di Tanah Air.
“Mbah Kiai Chusen masih terhitung keturunan Mbah Abdul Jabbar, yang dimakamkan di Nglirip, Mulyoagung, Singgahan. Apabila benar demikian, maka beliau masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pendiri cikal bakal Pesantren Tambakberas, Mbah Abdus Salam (Mbah Sechah), yang juga leluhur dari Pesantren Tebuireng dan Denanyar,” ungkap Haneen.
Adapun sejak Kiai Chusen remaja, ia telah berkhidmat menimba ilmu pada Syekh Shodaqoh, seorang ulama dan saudagar dari Kota Kudus menuju Haramain.
“Melihat dari nama pesantren yang kelak didirikannya bernama Tarbiyah al-Huffadz Manba’u Al-Fakhriyyah Al-Hasyimiyyah As-Shaulatiyah, maka boleh jadi Mbah Chusen sempat belajar di madrasah yang didirikan pada 1292 H oleh Syekh Rahmatullah ibn al-Khalil al-Hindi ad-Dahlawi, ulama besar kelahiran India yang terhitung nasabnya bersambung kepada sahabat Usman bin Affan RA,” lanjut Haneen, dikutip dari liputan6.com.
Usai melanglang buana menimba ilmu, Mbah Chusen pulang ke kampung halamannya. Dia kemudian dinikahkan dengan Fatimah binti Romli. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai enam orang yakni Zawawi, Ruqoyyah, Nafisah, Azizah, Husniyah, dan Hasan Bisri. Roqoyyah kemudian melahirkan Haneen Akira yang kini menjadi istri Hanan Attaki.
Kiprah Kiai Chusen
©2023 Merdeka.com/YouTube Hanan Attaki
Selain mengasuh pesantren, Kiai Chusen juga aktif dalam organisasi NU. Ia tercatat sebagai salah satu pendiri NU Tuban pada tahun 1935 M. Pada organisasi tersebut, ia menjabat sebagai Rais Syuriah.
“Ada kisah menarik saat beliau menjadi pengurus NU. Ia hampir tidak pernah absen hadir dalam perhelatan Muktamar NU. Ia bersama Kiai Dimyati, Kaliuntu, sampai rela berboncengan dengan sepeda kayuh ke arena Muktamar,” lanjut istri Hanan Attaki di bagian komentar unggahan yang sama.
Kisah kealiman Mbah Chusen juga diakui ulama ahli Alquran lain yakni Kiai Arwani Amin asal Kudus.
Dikutip dari buku “Terompah Kyai, Kisah Hikmah dan Inspirasi dari Pojok Pesantren”, suatu ketika salah satu santri Kiai Chusen ingin ‘tabarukan’ kepada Kiai Arwani. Sesampai di Kudus, santri tersebut ditanya, “Sampeyan (Anda) dari Jenu kok menghafal Alquran di sini, di Jenu kan ada Kiai Chusen?”
Padahal Kiai Arwani pernah belajar pada Kiai Chusen, walau hanya sebentar. Kiai Arwani pun heran mengapa santri dari Tuban datang jauh-jauh ke Kudus, meski demikian ia tetap menerima yang bersangkutan belajar padanya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Baca SelengkapnyaPenunjukan Gus Kikin sebagai nahkoda baru PWNU Jawa Timur itu diputuskan dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Jakarta, Rabu (10/1).
Baca SelengkapnyaKiai Maimoen Zubair alias Mbah Moen menuturkan barang siapa ingin enteng jodoh, maka berziarahlah ke makam Nyai Hamdanah.
Baca SelengkapnyaSelain dikenal sebagai ulama besar, KH Hasyim Asy'ari juga seorang pahlawan nasional yang berjasa bagi RI.
Baca SelengkapnyaGus Kikin hanya menjalankan amanat yang telah diberikan PWNU Pusat di Jakarta.
Baca SelengkapnyaLebih dekat dengan Kiai Bisri Syansuri dan Nyai Nur Khodijah, kakek nenek Cak Imin ini (kalau menurut istilah gen Z) couple goals banget deh.
Baca SelengkapnyaHasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini
Baca SelengkapnyaKecerdasan dan kepribadian pendakwah ini curi perhatian Bupati Tuban. Ia akhirnya dinikahkan dengan anak sang bupati.
Baca SelengkapnyaKiai Asep dikenal sebagai salah satu ulama karismatik di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMeski memiliki peran besar terhadap NU, sosok ini sangat misterius
Baca SelengkapnyaSang pendiri pondok pesantren terkenal cerdas sejak kecil
Baca SelengkapnyaTrah Kiai Ageng Muhammad Besari yang sudah menyebar ke berbagai daerah. Di antaranya Gontor, Gandu, Coper, Joresan, Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas.
Baca Selengkapnya