Sosok Paulus Tosari Penginjil Besar Pribumi, Populerkan Agama Kristen melalui Tembang Jawa
Paulus Tosari adalah murid Coenraad Laurens Coolen. Sang guru dikenal dengan sebutan Rasul Suku Jawa.
Nilai-nilai ajaran Kristen jadi lebih mudah diterima masyarakat.
Sosok Paulus Tosari Penginjil Besar Pribumi, Populerkan Agama Kristen melalui Tembang Jawa
Paulus Tosari adalah murid Coenraad Laurens Coolen. Sang guru dikenal dengan sebutan Rasul Suku Jawa.
Paulus Tosari adalah salah satu penginjil besar pribumi yang lahir pada abad ke-19
Ia merupakan seorang penginjil Jawa di Surabaya. Keberadaan Gereja Kristen Jawi Wetan yang eksis hingga kini tak lepas dari hasil besutannya.
Populerkan Agama Kristen
Kiprah Paulus Tosari tidak hanya terkenal di Surabaya. Ia dikenal orang dari berbagai daerah karena menulis pelajaran-pelajaran agama dalam bentuk tembang atau puisi Jawa. Tembang-tembang yang ditulis Paulus Tosari membuat masyarakat lebih mudah menerima dan menangkap nilai-nilai kekristenan. Foto: Pinterest i.pinimg.com
-
Siapa penginjil Jawa yang menyebarkan ajaran Kristen di Baki? Namun aktivitas penyebaran ajaran Kristen di wilayah itu sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata, seorang penginjil Jawa yang menyebarkan ajaran Kristen pada tahun 1860.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Siapa yang mengenalkan agama Kristen di Lembang? Kabarnya, G.B Walter inilah yang mengenalkan agama Kristen di awal abad ke-20 kepada masyarakat sekitar.
-
Siapa yang menyebarkan Kristen di Tanah Batak? Masuknya agama kristen di Tanah Batak ini tak lepas dari peran dan perjuangan seorang misionaris bernama Ludwig Ingwer Nommensen.
-
Bagaimana cara Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali penyebar agama Islam? Sunan Kalijaga merupakan salah satu Walisongo, sembilan wali penyebar agama Islam paling berpengaruh di Pulau Jawa.
-
Siapa yang disebut Gus Baha sebagai pelopor Islam di Jawa? Ia menegaskan bahwa klaim tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Gus Baha, meskipun Wali Songo berperan penting dalam menyebarkan Islam di Jawa, agama Islam sebenarnya sudah ada di Indonesia jauh sebelum mereka datang.
Perjalanan Spiritual
Tosari awalnya bernama Kasan Jariyo. Usai mendengar ajaran Coolen, ia pergi ke Ngoro pada 1840 dan berguru pada Coolen. Namanya diubah menjadi Tosari. Namun, Coolen tidak punya hak melakukan pembaptisan, Tosari pergi ke Surabaya menemui Pendeta Johannes Emde. Pendeta itu membaptis Tosari pada 12 September 1844. Nama baptis Tosari adalah Paulus.
Sikap Tegus Paulus Tosari
Pada 1844, pendeta Johannes Emde mendirikan Desa Mojowarno, lokasinya sekitar 6 kilometer dari Ngoro. Paulus Tosari diangkat menjadi Pemuka Jemaat Kristen Jawa di Mojowarno sesuai Surat Keputusan dari Majelis Jemaat Kristen Protestan di Surabaya pada 29 Maret 1851. Walaupun Tosari dibaptis oleh Pendeta Johannes Emde yang meminta orang Jawa pemeluk Kristen meninggalkan kejawaannya, Tosari lebih memilih mengajarkan Injil ala Coolen. Dikutip dari indonesia.go.id, Tosari mengabarkan Injil dengan menggunakan kultur Jawa. Ia menggunakan wayang kulit sebagai media untuk menyebarkan ajaran Kristen.
Karya Paulus Tosari
Tosari juga menggubah puisi panjang dalam bahasa Jawa, baik berbentuk asmaradana, kinanthi, pucung, pangkur, maskumambang, mijil, gambuh, dandanggula, megatruh, hingga sinom. Puisinya yang paling terkenal berjudul “Rasa Sedjati”. ‘Rasa sajati pinangkanipun saking Gusti Allah; tanpa rasa sajati manungsa boten leres wonten ngarsanipun Pangeran. Suraosing gesang ingkang nunggil kaliyan suraosing Gusti Allah punika kaurmatan lan pangabekti; saged langgeng wonteng ing pejah saha gesang, punapa malih begja utawi cilaka. Manungsa ingkang nampi dhawuhing Gusti Allah punika ingkang kanggenan rasa sajati; gadhah kamukten salabetipun nandhang nistha, saha kabegjan salebetipun nandhang sangsara, tindaking gesangipun boten miturut raosing hawa napsu’.
Gereja Kristen Jawi Wetan
Peninggalan Paulus Tosari yang paling berpengaruh adalah Gereja Mojowarno. Gereja ini diresmikan pada 8 Maret 1881. Pada 11 Desember 1931, di gedung gereja Jemaat Mojowarno diresmikan Majelis Agung sebagai upaya mempersatukan 29 raad pasamuwan alit (majelis jemaat) di Jawa Timur. Pemerintah Hindia Belanda secara resmi menyebutnya sebagai Oost Javaansche Kerk. Akhirnya, majelis jemaat yang dibentuk bersama gereja-gereja lain di Jawa Timur itu kini dikenal dengan nama Gereja Kristen Jawi Wetan.