Di balik mesranya Arab Saudi-Israel
Merdeka.com - Kagetkah anda dengan berita tentang adanya pertemuan yang tidak rahasia dan diwartakan ke media antara pejabat Arab Saudi, Anwar Majed Eshki dan pejabat Israel, Dore Gold di Kemlu AS di Washington minggu lalu (6/6)? Pertemuan yang dikabarkan sebagai pertemuan
“track two” atau jalur tidak resmi itu membahas keamanan regional di Timur Tengah khususnya membincangkan ancaman dari Iran.
Bila anda tidak kaget berarti anda selama ini mengikuti secara cermat perkembangan di Timur Tengah, khususnya hubungan antara kedua negara itu terkait dengan banyak konteks seperti kemerdekaan Palestina, hubungan Suni-Syiah, perdamaian kawasan dan khususnya
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Apa permintaan Arab ke Israel? 'Kami mengatakan ke Israel jangan lakukan ini, kami bilang ke mereka jangan percaya Hamas, Hamas adalah Ikhwanul Muslimin, Israel harus mengalahkan Hamas. Kami tidak akan menyampaikan ini secara publik, tapi kami mendukung kekalahan Hamas,' kata Raja Yordania, Abdullah II, seperti diungkap Woodward dalam bukunya.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Kenapa Mesir dan Israel berdamai? Sadat menjajaki perjanjian damai antara Israel dan Mesir. Puncaknya adalah perjanjian Camp David yang ditandatangani di Amerika Serikat oleh Presiden Sadat dan PM Israel.
-
Siapa yang memberikan dukungan penuh pada negara-negara Arab? Uni Soviet memberi dukungan penuh pada negara-negara Arab dalam persiapan perang melawan Israel.
isu nuklir Iran.
Seberapa signifikan pertemuan itu? Dore Gold pada saat pertemuan itu menjelang dilantik sebagai salah satu dirjen di Kemlu Israel, mengindikasikan bahwa pertemuan akan berdampak secara langsung dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Israel. Sedang Anwar Majed Eshki adalah penasihat Pangeran Bandar bin Sultan dan sebelumnya adalah juga penasihat Raja Faisal yang mencerminkan cukup berpengaruhnya sosok Eshki.
Kenapa keterbukaan itu dimunculkan sekarang? Saat ini di negara-negara mayoritas Sunni dan khususnya Arab Saudi muncul suasana kebatinan (attitude) baru yang cenderung mendukung langkah tegas Israel menentang kemungkinan pengembangan senjata nuklir Iran yang Syiah dan kecewa terhadap AS yang dinilai mengorbankan kemitraan dengan Arab Sunni demi memulihkan hubungan dengan Iran.
Barangkali tulisan Pemimpin Redaksi Al-Arabiya edisi bahas Inggris, Faisal J. Abas (3/3) sangat pas menggambarkan itu. Tajuk redaksi berjudul "President Obama: Listen to Netanyahu on Iran" menulis Netanyahu sebagai sangat tepat menggambarkan bahwa negara-negara Timur Tengah mulai runtuh dan organisasi teror yang didukung Iran mengisi kekosongan.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa satu-satunya pemimpin dunia yang tidak memahami bahaya itu adalah Presiden Obama yang malah menjadi sahabat pena Pemimpin Tertinggi Iran. Seperti kita tahu, sebagai hasil kesepakatan di Lausanne, Swiss, April lalu, AS
meringankan boikot penjualan minyak Iran atas kesediaannya mengurangi kapasitas pengayaan uranium hingga 98 persen. Ini oleh Arab Saudi dianggap tidak cukup untuk menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklirnya dan malah melegitimasi pengayaan uraniumnya.
Dalam konteks yang lebih luas, latar belakang isu sektarian yaitu konflik Suni-Syiah juga teramat menonjol. Abdulrahman al-Rashed di harian al-Sharq al-Aswat terbitan London (20/1) menulis bahwa jika sekarang ini muncul kembali konfrontasi antara Israel dan Hizbullah atau antara Israel dengan Iran, banyak negara Arab akan mendoakan kekalahan Hizbullah dan Iran.
Menurut al-Rashed opini publik Arab satu dekade lalu memandang Hizbullah sebagai pembela kepentingan Arab di Lebanon dan Palestina, namun intervensi Hizbullah dalam perang saudara di Suriah telah mengubah pandangan itu dan sebaliknya kemudian mendukung Israel dalam melawan Hizbullah dan Iran.
Kalau kita cermati memang antara Arab Saudi dan Isarel mempunyai banyak kesamaan kepentingan dan pandangan. Keduanya sama-sama cemas terhadap program nuklir Iran, sama-sama mendukung Jenderal Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Mesir memerangi apa yang mereka sebut sebagai kelompok Islamis (Ikhwanul Muslimin) dan keduanya juga ingin melihat kehancuran Hizbullah di Suriah.
Jangan lupa juga, Arab Saudi dan Israel menginginkan makin lemahnya Al-Qaida dan makin kuatnya kelompok yang mereka dukung yang mereka sebut sebagai kelompok moderat di Suriah dan sama-sama kecewa atas kebijakan AS soal Timur Tengah serta merasa ditinggalkan oleh AS.
Apakah mesranya Arab Saudi dengan Israel menggambarkan adanya perubahan sikap Arab Saudi dan Arab pada umunya menjadi bersahabat dengan Israel secara kokoh. Tidakkah ini hanya perubahan sikap sesaat berdasarkan konsep "musuh dari musuhku adalah temanku"?
Ketidakpercayaan terhadap Israel masihlah amat dalam dan dukungan terhadap aspirasi Palestina menjadi negara merdeka masih sangat tinggi. Waktu akan menguji kemesraan keduanya. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.
Baca SelengkapnyaSaudi Hapus Nama Palestina di Buku-Buku Sekolah, Citra Israel Justru Makin Bagus
Baca SelengkapnyaHal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaMedia Saudi Al-Arabiya memuat pemberitaan yang bias pro-Israel dalam perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaDi tengah semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, banyak pihak mengkritik kebungkaman para pemimpin negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaFoto tersebut diunggah tentara Israel di akun Instagramnya.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaSaudi Kembali Tegaskan Israel Tidak Dapat Hidup Tanpa Adanya Negara Palestina
Baca SelengkapnyaSejatinya, Mesir menolak memiliki relasi dengan Israel dengan ragam pertimbangan.
Baca Selengkapnya