Dibunuh di meja 57
Merdeka.com - Sofa di pojok Kafe itu berwarna hijau membentuk letter U. Saat di duduki bangku berbalut kulit itu terasa empuk. Namun siapa sangka, di sofa itu juga, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meregang nyawa. Dia tak sadarkan diri setelah menenggak es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada 6 Januari lalu.
Seorang pelayan Kafe Olivier menuturkan peristiwa nahas itu. Dia meminta namanya dirahasiakan. Kepada merdeka.com, dia bercerita jika saat kejadian Mirna bersama dua temannya duduk di Meja nomor 57. Meja itu terletak di luar Kafe, khusus pengunjung perokok.
Adalah Jessica Kumala Wongso, teman semeja dengan Mirna pemesan tempat di Olivier Kafe. Meja yang dipesan oleh Jessica berada di area merokok bagi pengunjung Kafe. Meja tersebut berada di sisi bagian belakang Kafe. Menurut Pelayan itu, Jessica adalah orang yang juga memesankan kopi untuk Mirna dan Hani.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Bagaimana cara perempuan itu dibunuh? 'Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri,' kata para penulis studi tersebut.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Dimana wanita asal Jember dibunuh di Bali? Jasadnya ditemukan dalam kondisi telanjang dan lehernya dijerat dengan kabel. Korban ditemukan tak bernyawa di satu penginapan, Jalan Raya Pemogan, Kamar Nomor 26, Lingkungan Banjar Taman, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 11. 30 Wita.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa pelaku pembunuhan wanita di Bali? Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan ini. Tersangka bernama Anjas Purnama (23), warga Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Dia merupakan seorang anak buah kapal (ABK).
"Dia memesan Es Kopi Vietnam," ujar pelayan itu.
Usai memesan tempat, Jessica kemudian pamit ke pelayanan Kafe untuk membeli sesuatu. Sekitar dua jam, Jessica kembali ke Kafe Oliver dengan membawa tentengan. Jessica membawa paper bag kemudian diletakkan di atas meja. Dia kemudian memesan minuman berupa, Vietnamese, Cocktail, dan Fashioned fazerac. Tak lama, Jessica langsung membayar pesanannya ke kasir.
Menurut pelayan itu, setiap kopi yang di pesan langsung disajikan dalam bentuk jadi di depan pengunjung. "Habis pesan, Mba Jessica langsung bayar ke kasir," ujarnya. Tidak ada yang aneh dengan gelagat Jessica kala itu. Hanya Es Kopi Vietnam diminta Jessica untuk di taruh di kursi tengah. Setelah kasir mengantarkan pesanan, Jessica kemudian menaruh paper bag di dekat Es Kopi Vietnam untuk Mirna.
Hanya berselang setengah jam, sekitar pukul setengah lima sore, Mirna datang bersama dengan Hani. Keduanya datang menuju tempat Jessica memesan tempat duduk. Sementara di bangku yang Mirna tempati, Es Kopi Vietnam telah ada di depannya. Tak lama setelah Mirna datang, menurut pelayan dia sempat mengobrol dengan Jessica dan Hani. Namun kericuhan di Kafe Olivier terjadi setelah Mirna menyeruput Es Kopi Vietnam yang telah disuguhkan.
Suasana meja itu langsung gaduh ketika Mirna terlihat kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Para pelayan dan manajer Kafe Olivier langsung mendatangi meja 57, mereka mencoba memberi pertolongan. Awalnya Mirna di duga epilepsi. "Saya kira penyakit Ayan, lalu kita bawa ke klinik. tidak lama malamnya dapat kabar meninggal dunia," ujar pelayan itu.
Saat merdeka.com memesan menu yang sama seperti kopi diminum oleh Mirna, Es Kopi Vietnam langsung disuguhkan oleh pelayan Kafe Olivier. Isinya berupa gelas berisi batu es bercampur susu dan juga kopi yang kemudian akan dituangkan dengan menggunakan saringan. Pelayan itu juga yang kemudian mengaduk es kopi itu untuk pelanggan. Sama seperti es kopi yang dipesan Mirna, menurut pelayan itu, pramusaji juga yang membuatkan Es Kopi Vietnam sesuai pesanan pengunjung langsung di atas meja.
"Semua sesuai standar perusahaan, kami yang membuatkan dan menyajikannya dalam gelas," kata pelayan itu.
Kasus kematian Mirna memang baru terungkap setelah beberapa hari kejadian. Berdasarkan keterangan Kepolisian, Mirna kejang-kejang usai menenggak kopi di Kafe Olivier pada tanggal 6 Januari. Pada hari yang sama, ketika Mirna dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Kepolisian mendatangi lokasi kejadian untuk mengambil sample kopi di minum oleh Mirna. Selain itu, Polisi juga membawa sample muntahan Mirna dan memeriksa pegawai Kafe Olivier.
Kasus ini menjadi hangat ketika keluarga menolak jasad Mirna di visum. Namun setelah dibujuk, akhirnya pihak keluarga menyetujui jika jasad Mirna harus di otopsi. Misteri itu baru dimulai ketika hasil forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati menemukan kandungan sianida dalam lambung Mirna. Mirna tewas tidak wajar.
"Ada kandungan zat yang menyebabkan keracunan. Sifat zat tersebut asam. Kemungkinan besar meninggal karena keracunan," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Musyafak saat dihubungi merdeka.com semalam.
Kecurigaan pun kemudian mengarah jika Mirna tewas di bunuh. Dugaan itu diperkuat setelah Kepolisian melakukan uji sample kopi diminum oleh Mirna. Racun sianida hanya terdapat di gelas kopi yang di minum oleh korban dan dalam lambung dan hati Mirna.
Kecurigaan pun mengarah kepada sosok yang menaruh racun sianida di gelas Es Kopi Vietnam di minum oleh Mirna. Beberapa orang saksi telah diperiksa untuk mengungkap kasus ini. Di mulai dengan pelayan Kafe berserta manager-nya, kemudian juga Hani dan Jessica orang yang satu meja dengan korban.
Darmawan Salihin, ayah Mirna juga turut diperiksa Kepolisian. Bahkan dalam keterangannya pada Kamis pekan kemarin, Darmawan mengaku tak mengenal Jessica dan Hani, orang yang terakhir bersama anaknya sebelum tewas. Dia pun menyerahkan kasus kematian anaknya kepada pihak Kepolisian. "Kita tidak bisa gegabah. Ada hukum di sini. Kita lagi diproses lebih lanjut," ujar Darmawan usai di periksa di Mapolda Metro Jaya.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan jika hasil pemeriksaan beberapa saksi menuju pada salah satu orang. Namun Krishna masih menutup rapat siapa sosok disebut. Sejauh ini juga kata dia, pihaknya telah berupaya menuntaskan kasus kematian Mirna dengan hati-hati.
"Jadi kami tidak buru-buru, kami hati-hati sekali dalam menangani kasus ini," ujar Krishna, Kamis pekan kemarin.
(mdk/arb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Film dokumenter tersebut dipastikan segera tayang pada September 2023.
Baca SelengkapnyaPasutri ditemukan tewas dalam rumah di Desa Curug, Jasinga, Bogor, Minggu (6/8). Sang suami MI (51) diduga membunuh istrinya MH (48) kemudian gantung diri.
Baca SelengkapnyaMotif pembunuhan karena pelaku merasa sakit hati kerap dijelekkan di hadapan rekan-rekan korban.
Baca SelengkapnyaPelaku emosi dan membunuh korban usai diminta kejelasan soal hubungan mereka usai dua kali berhubungan badan.
Baca SelengkapnyaMayat wanita itu mengenakan pakaian dalam bagian atas warna coklat dan celana yang robek.
Baca SelengkapnyaTersangka merupakan rekan kerja korban perempuan mayat dalam koper
Baca SelengkapnyaPihak keluarga yang masih berduka ingin segera kasus ini terungkap.
Baca SelengkapnyaDugaan itu setelah polisi melakukan penyelidikan dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaPelaku pembunuh telah diringkus tim Satreskrim Polresta Jambi saat ini tim lagi dalam perjalanan menuju ke Jambi.
Baca SelengkapnyaFilm dokumenter kasus Jessica Wongso berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix.
Baca SelengkapnyaHasil visum awal menunjukkan ada bekas jeratan di leher korban.
Baca SelengkapnyaSaat tiba di lokasi, polisi membawa pelaku yang sebelumnya sudah menyerahkan diri.
Baca Selengkapnya