Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Monas (2): Soekarno dan Monas

Monas (2): Soekarno dan Monas Monas (liburanimpian.com)

Merdeka.com - Republik Indonesia saat itu baru berumur 34 hari ketika ribuan orang tumpah di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Indonesia), menghadiri rapat akbar peringatan sebulan proklamasi kemerdekaan. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta memimpin langsung rapat raksasa pada Rabu sore, 19 September 1945 itu. Rapat digelar guna menghimpun kekuatan rakyat mengusir penjajah yang akan kembali merebut kekuasaan pemerintah dari Jepang.

Enam belas tahun kemudian, di tengah lapangan yang sama, IKADA - kemudian berganti nama menjadi Medan Merdeka - Soekarno mendirikan monumen raksasa sebagai lambang keperkasaan rakyat Indonesia. Tugu setinggi 132 meter itu mulai dibangun tepat pada 17 Agustus 1961. ”Yang saya tahu, ide awalnya memang dari Soekarno,” ujar sejarawan Anhar Gonggong kepada merdeka.com bulan lalu.

 

Menurut dia, beberapa buku hanya bercerita tentang peran Soekarno dalam pembangunan monumen itu. Soal nama-nama lain, dia mengaku mendengar Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir. Rooseno yang membantu pembangunan tugu. Selebihnya dia mengaku tidak tahu, termasuk tentang rancang bangun atau desain konstruksi awal pembangunan Monas. 

Namun menurut Nursamin, bagian Informasi Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pengelola Monas, sumber sejarah pembangunan Monas masih simpang-siur. Ada yang bilang gagasan awal dari Presiden Soekarno, pendapat lain mengatakan idenya dari Sarwoko Martokusumo, Ketua Panitia Tim Pelaksana Pembangunan Monumen Nasional. ”Ada yang bilang Soekarno itu cuma pemrakarsa saja, karena dia seorang presiden,” kata dia.

Setelah melongok runtutan catatan sejarah monas, dulu, sebelum pembangunan, panitia sempat menggelar sayembara terbuka untuk arsitek-arsitek Indonesia, baik secara kolektif atau individu, dibuka 17 Februari 1955 dan ditutup Mei 1956. Hasilnya, 51 peserta menyodorkan gambar rancang bangun tugu. Dari jumlah itu, satu peserta yang terpilih adalah Frederich Silaban. Namun dia tidak mampu memenuhi syarat pembentukan tugu.

Berikutnya sayembara ulangan dibuka sesuai Keputusan Presiden RI (Keppres) No. 33/1960 dengan . Presiden Soekarno ketua juri. Lomba dibuka 10 Mei hingga 15 Oktober 1960. Berdasar Keppres, bentuk tugu hendaknya mencerminkan kepribadian Indonesia, karya budaya yang menimbulkan semangat patriotik, tiga dimensi, tidak rata, menjulang tinggi, terbuat dari beton, besi, dan batu pualam, serta bisa tahan seribu tahun.

Sayembara ulang itu diikuti 222 peserta dengan 136 rancangan bangunan. Sayang, bagi Soekarno, rancangan-rancangan itu belum bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan panitia. Dia kemudian meminta Silaban menunjukkan desain tugu yang pernah dia sorongkan. Namun lagi-lagi Sukarno tidak menyukai desain itu. Alasannya, rancangan itu tidak sesuai visi sang presiden. Hingga akhirnya rancangan Silaban diambil alih oleh RM Soedarsono lantas dimodifikasi. .

Setelah rancangan diperbaiki, Soekarno akhirnya setuju. Maka pada 17 Agustus 1961 pemancangan tiang pertama dimulai. Pembangunan tahap kedua baru dikerjakan sewindu kemudian seusai Keppres No. 314 tahun 1968, dan selesai pada 1975. Panitia pembangunan saat itu diketuai menteri pendidikan dan kebudayaan. Ketika berpidato pada acara pemberian hadiah pemenang sayembara, Soekarno mengakui sungguh sulit mencari bentuk tugu.

”Ja, memang apa jang kita hadapi dalam sajembara ini adalah satu tugas jang amat sukar dan djangan mengira bahwa kesukaran ini dirasakan oleh peserta-peserta sajembara sadja, tetapi kami anggota djuri pun menggalami kesukaran-kesukaran. Memang, apa jang dikehendaki oleh Panitia Monumen Nasional--dan hal jang dikehendaki itupun telah memantjar ke dalam tubuh para juri--,adalah satu hal jang amat sukar.”

Soedarsono saat itu sebagai direksi pelaksana dan Rooseno menjadi pengawas dalam konstruksi beton bertulang. Sedangkan perusahaan negara Adhi Karya sebagai pelaksana utama atas dasar upah ditambah jasa. Umar Wirahadikusuma berwenang atas kekuasaan daerah, koordinasi, logistik, dan perjanjian kerja dengan kontraktor. (mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Lawas Pengakuan Ir. Soekarno Ragu Masuk Surga, 'Tidak Tahu, Itu Terserah Tuhan'
Momen Lawas Pengakuan Ir. Soekarno Ragu Masuk Surga, 'Tidak Tahu, Itu Terserah Tuhan'

Presiden pertama RI Ir. Soekarno sempat berbincang dengan reporter CBC Cindy Adams di tahun 1966. Dalam kesempatannya ada pengakuan yang tak terduga.

Baca Selengkapnya
Monas Jika Dijual Segini Harganya, Bikin Tepuk Jidat Se-Indonesia
Monas Jika Dijual Segini Harganya, Bikin Tepuk Jidat Se-Indonesia

Harga Monumen Nasional (Monas) jika dijual ternyata nilainya fantastis.

Baca Selengkapnya
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia

Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Sederet Tim Khusus Penulis Bayangan Soekarno
Tak Banyak yang Tahu, Sederet Tim Khusus Penulis Bayangan Soekarno

Soekarno tak pernah main-main dalam menyusun teks pidatonya.

Baca Selengkapnya
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang
Nyaris Dibunuh 26 Kali tapi Gagal Semua, Ini Kisah Bung Karno yang Jarang Diketahui Orang

Ancaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya

Baca Selengkapnya
Berapa Gaji Presiden Sukarno? Ini Pengakuannya Langsung
Berapa Gaji Presiden Sukarno? Ini Pengakuannya Langsung

Banyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
Kenapa Sukarno Memilih Soeharto?
Kenapa Sukarno Memilih Soeharto?

Presiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.

Baca Selengkapnya
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!
Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!

Soeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.

Baca Selengkapnya
Buat Gempar Dunia, Begini Penampakan Pesta Olahraga Ganefo Buatan Soekarno Penantang Olimpiade Tokyo 1964
Buat Gempar Dunia, Begini Penampakan Pesta Olahraga Ganefo Buatan Soekarno Penantang Olimpiade Tokyo 1964

Berikut penampakan Pesta Olahraga Ganefo buatan Soekarno sebagai penantang Olimpiade Tokyo 1964.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci
Mengunjungi Diorama Soekarno di Gedung Arsip Nasional, Hadirkan Bentuk Kamar Pengasingan sampai Foto Tanpa Peci

Pengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya