Tepatkah kita hanya salahkan Selandia Baru?
Merdeka.com - Minggu lalu muncul kehebohan lagi soal disadapnya data atau lebih tepatnya metadata dari Indonesia baik itu data dari percakapan telepon, email dan lainnya. Kali ini tertuduhnya adalah Selandia Baru.
Informasi muncul dari dokumen yang dibocorkan dan hasil wawancara Edward Snowden dengan Radio New Zealand. Kata Snowden, Selandia Baru aktif mengumpulkan data dari negara-negara tetangganya, baik itu Indonesia maupun negara kecil di Kepulauan Pasifik sepanjang 2009.
Semua data yang terkumpul itu diserahkan Dinas Rahasia Selandia Baru (GCSB/Government Communication Security Bureau) kepada Badan Keamanan Nasional AS (NSA), tempat Snowden bekerja. Rantai pasokan data itu adalah bagian dari kerja sama intelijen "Five Eyes", antara AS, Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Kabarnya ada pembagian tugas, Australia membobol jaringan operator seluler PT Indosat, sedangkan Selandia Baru kebagian tugas mencuri data dari PT Telkomsel.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Bagaimana data negara di Swedia bocor? International Business Machine (IBM), perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat memberikan sejumlah data kepada subkontraktor di Republik Ceko dan Serbia.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Data apa yang bocor di Jepang? Kebocoran data tersebut melibatkan nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, dan alamat.
-
Di mana fakta ditemukan dalam berita? Kehadiran fakta dalam berita tidak hanya untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa, tetapi juga untuk membangun kepercayaan antara media dan audiensnya.
Beda dengan reaksi pemerintah kita terhadap Australia beberapa waktu lalu, kali ini pemerintah nampak sangat adem dan santai menanggapi. Presiden Jokowi bahkan tidak yakin bahwa komunikasi dirinya disadap. Dengan guyon ia menyatakan "Kalau pas ke kebun karet atau hutan pinus baru banyak penyadap."
Seberapa serius sebenarnya kegiatan penyadapan yang dilakukan oleh Selandia baru itu?
Pertama, dari informasi yang dibocorkan Snowden, kebanyakan negara-negara target GCSB sebenarnya bukanlah ancaman keamanan bagi Selandia Baru. Sebaliknya GCSB justru menyasar negara-negara sahabat di Pasifik dan mitra dagang penting Selandia Baru seperti Fiji, Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru dan lainnya.
Kedua, kegiatan GCSB sangat intrusif dan massif karena memata-matai dua puluh empat negara termasuk negara tetangga kecil Selandia Baru seperti Tuvalu, Nauru, Kiribati dan Samoa. GCSB menyadap semua aliran komunikasi antar negara-negara itu yang disebut sebagai "full-take collection" dan kemudian memilah-milahnya ke dalam email individual, hubungan telepon, pesan media sosial dan komunikasi lainnya dari para pejabat pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya, badan-badan pemerintahan, organisasi internasional dan LSM.
Ternyata tak hanya kepada negara tetangga, Edward Snowden sendiri pernah mengatakan bahwa "if you live in New Zealand, you are being watched" untuk menggambarkan betapa instrusifnya kegiatan memata-matai pemerintah terhadap warganya sendiri.
Ketiga, bahwa kepentingan politik dan ekonomi sangat menonjol dalam kegiatan mata-mata itu. Perdana Menteri John Key yang juga Menteri Keamanan Nasional dan Intelijen menyatakan bahwa GCSB diperlukan untuk melindungi Selandia Baru dari ancaman teroris seperti ISIS, namun dokumen Snowden menunjukkan bahwa kegiatan counter-terrorism hanya bagian kecil dari operasi GSBC. Sebaliknya kebanyakan kegiatan penyadapan ditujukan untuk membantu AS dan sekutunya mengumpulkan data intelijen politik dan ekonomi tiap negara di seluruh dunia.
Keempat, operasi GCSB dibantu secara penuh oleh AS. Dalam dokumen Snowden disebutkan bahwa di tahun 2009, dua pelatih NSA mengunjungi staisun GCSB di Waihopai, Selandia Baru untuk meng-up grade sistem intelijen yang bernama "Xkeyscore suite" untuk mengantisipasi operasi "full-take collection" dan sharing data. Boleh dikatakan bahwa pengumpulan data intelijen GCSB adalah dijalankan secara penuh dalam sebuah sistem intelijen AS.
Bahkan dalam dokumen yang dibocorkan Snowden itu dikatakan bahwa bila staf GCSB ingin mengakses komunikasi hasil sadapan di stasiun Waihopai, mereka haru masuk (log in) ke database komputer NSA terlebih dahulu.
Kelima, posisi geografis New Zealand sangat penting bagi AS karena sangat strategis untuk menguping dan mengutil data transmisi satelit di kawasan Pasifik untuk kemudian dibagi kepada AS dan anggota Five Eyes lainnya.
Akhirnya kita tahu bahwa dalam operasi mata-mata dan penyadapan oleh Selandia Baru yang dihebohkan saat ini bisa dikatakan bahwa Selandia Baru hanyalah pembantu atau paling tinggi mitra AS dan konco Five Eyes lainnya. Jadi apakah tepat kita hanya menyalahkan Selandia Baru? (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini disampaikannya dalam peresmian Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Taruna Merah Putih (DPP TMP) di Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Baca SelengkapnyaBeredar yang mengklaim Indonesia bergabung dengan Rusia untuk menyerang Israel, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Kemenkominfo bekerja sama dengan Singapura untuk membahas hoaks Pemilu.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaLaporan darurat ini, yang disusun 3.300 pengacara, diterbitkan setelah AS menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca SelengkapnyaSilmy mengatakan, kebocoran data paspor tersebut sebetulnya terjadi pada Januari 2022.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaPolri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.
Baca Selengkapnya