Mengelola Booming Aktivitas Olahraga
Merdeka.com - Pandemi membuat perut orang ramai membuncit. Penyebabnya badan jarang bergerak. Waktu lebih banyak habis di resbang maupun ranjang.
Survei membuktikan: hampir sepertiga (31%) populasi global berat badannya bertambah saat pandemi covid-19. Rata-rata kenaikan mencapai 6,1 kilogram. Survei itu digelar Ipsos atas 22.008 orang di 30 negara seluruh dunia pada akhir 2020.
Perusahaan produsen denim Levi Strauss menangguk untung dari fenomena ini. "Jumlah orang yang punya ukuran pinggang baru sangat mengagetkan," kata CEO Levi Strauss, Chip Bergh dalam wawancara dengan Associated Press. Pendapatan Levi Strauss di kuartal kedua tahun ini meroket 156% dibandingkan periode sama tahu lalu. Dalam setahun, harga saham ikut terangkat 43%. Kenaikan keuntungan serupa juga dirasakan produsen denim lain karena banyak orang berganti kemeja atau celana.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Kenapa olahraga penting di tengah kesibukan? Olahraga bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh dan pikiran, seperti mencegah penyakit, mengendalikan berat badan, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kinerja.
-
Kapan olahraga intensitas tinggi dianjurkan? Menurut Cox, penderita diabetes tipe 2 umumnya dianjurkan untuk berolahraga selama 210 menit dalam seminggu. Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam BMJ Open Sport & Exercise Medicine mengungkapkan bahwa berolahraga dengan intensitas tinggi selama sepertiga dari waktu yang disarankan, yaitu sekitar 12 menit per hari, dapat memberikan hasil kesehatan yang hampir sama.
-
Bagaimana sepak bola di Indonesia berkembang? Berkat PSSI, seiring berjalannya waktu banyak rakyat Indonesia yang bermain sepak bola baik itu di setiap sudut jalan hingga alun-alun.
-
Mengapa jumlah pelari di Indonesia meningkat? Terjadinya peningkatan kesadaran akan pentingnya lari memicu kebutuhan baru akan teknologi yang dapat memaksimalkan potensi manfaat berlari. Dalam hal ini, smartwatch memainkan peran penting karena terdapat beberapa fitur yang memudahkan para pelari mendapatkan info tentang heart rate, jumlah step, jarak, dan berbagai fitur menarik lainnya dalam mengoptimalkan performa pelari.
-
Apa yang dilakukan Timnas Indonesia? Timnas Indonesia berhasil memulai perjalanan mereka di Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan baik. Mereka mampu meraih hasil imbang melawan Arab Saudi dalam pertandingan perdana.
Masih dari survei Ipsos, secara global 45% responden tegas mengaku ingin mengurangi berat badan. Satu-satunya cara menurunkan bobot tubuh tentu lewat olahraga.
Pada sisi lain, pandemi juga menebalkan niat orang untuk selalu sehat sepanjang waktu. Badan sehat memberi kekuatan perlawanan terhadap virus. Agar sehat bisa dicapai dengan rajin olahraga.
Motif itu yang menjelaskan mengapa dunia mengalami ledakan dalam kegiatan olahraga sepanjang tahun lalu hingga 2021 ini.
Lonjakan kegemaran olahraga bisa dilacak dari data platform sosial Strava yang digunakan lebih dari 73 juta orang di 195 negara.
Pada akhir 2020, Strava mengeluarkan laporan tahunan dimana lebih dari 1,1 miliar aktivitas olahraga diunggah di platform mereka sepanjang 12 bulan tahun pandemi itu. Angka itu naik 33% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 800 juta aktivitas. Komunitas aplikasi itu juga mencatat pertumbuhan 2 juta orang setiap bulan.
Bersepeda menjadi olahraga paling banyak ditekuni sepanjang 2020. Selain menjadi alternatif transportasi, olahraga sepeda sekaligus bisa menjaga jarak. Unggahan perjalanan sepeda di Strava naik 40% dibanding 2019.
Booming sepeda melanda kota maupun desa. Antrean mengular di semua toko sepeda. Sepeda jenis tertentu langka di pasaran. Harga sepeda melejit. Istilah-istilah yang dulunya cuma dipahami penghobi kian diakrabi masyarakat umum seperti groupset, peloton, grand fondo, atau audax.
Mengikuti sepeda, lari menjadi keaktifan kedua terbanyak diikuti jalan kaki. Sama-sama meninggi dibanding tahun sebelumnya. Orang juga kian mengenal apa itu lari 5K, 10K, half marathon, atau marathon.
Di Indonesia sampai muncul istilah budak Strava, sebutan mereka yang ketagihan memamerkan latihan jasmani di media sosial.
Lonjakan angka penghobi olahraga itu belum menghitung bukan pengguna Strava tetapi perangkat wearable seperti FitBit, Garmin, atau Apple Watch. Jumlahnya diyakini juga melambung.
Fenomena penekun olahraga dadakan ini tentu tidak bisa dibiarkan. Sejak dulu, menggerakkan berlipat-lipat orang tiba-tiba suka olahraga bukan perkara gampang.
Ingat bagaimana Bung Karno mendorong seluruh rakyat agar menggemari olahraga sebagai alat membentuk mental dan karakter bangsa. Di mata Bung Karno, tahap kedua revolusi setelah kemerdekaan adalah pembangunan dan pengembangan karakter bangsa. Olahraga mendapat peran penting.
Kemudian pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto mengampanyekan gerakan 'Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat' demi menaikkan partisipasi warga negara. Sebuah jargon yang kuat bertahan dalam memori sampai sekarang.
Pada masa Presiden Joko Widodo, keluar Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang bertujuan melibatkan seluruh komponen bangsa untuk hidup sehat, aktif dan produktif dengan berolahraga rutin dan teratur apapun jenis olahraganya.
Kini, pandemi membuat kesadaran berolahraga tumbuh dengan sendirinya. Ini bagaikan berkah bagi kampanye pemassalan olahraga. Tak perlu seremonial dan tak butuh keluar anggaran.
Semangat besar ini perlu dikelola supaya tidak sekadar gejolak musiman. Kenapa mengelola booming olahraga ini menjadi penting?
Olahraga dan aktivitas fisik tinggi dapat berkontribusi pada kebahagiaan. Mengurangi tekanan dan stres. Olahraga juga meningkatkan interaksi sosial yang dapat mengarah pada kepuasan hidup lebih besar.
Olahraga membuat badan sehat dan jiwa kuat. Produktivitas meningkat. Kalau badan terus sehat, anggaran berobat juga akan berkurang.
Lalu bagaimana cara mengelolanya. Pertama yang paling penting pemerintah menyediakan infrastruktur layak. Kalau banyak yang suka sepeda, dibuatkan jalur sepeda hingga meruah. Bikin pula lintasan lari hingga berjibun. Tambah terus lapangan sepakbola, tenis, atau bulutangkis. Pembangunan sarana dan prasarana jangan dijadikan polemik, seperti misalnya jalur sepeda di Jakarta.
Pelajaran penting pasca wabah flu Spanyol 1918 di Amerika Serikat, tiba-tiba di mana-mana stadion dan arena olahraga baru yang megah bermunculan. Semua dibangun selain agar arena bermain makin melimpah, juga memenuhi pelampiasan fans yang lama tidak bisa menyaksikan pujaannya beraksi.
Tidak kalah penting, bicara olahraga tentu muaranya prestasi. Barangkali muncul pertanyaan, bukankah booming ini mereka yang melakukan olahraga sebagai rekreasi dibanding taraf kompetitif? Bukankah lebih banyak yang "cari keringat" daripada beradu dalam perlombaan atau bertarung dalam pertandingan?
Terhadap persoalan ini penting dipahami bahwa olahraga bukan hanya mutlak milik atlet. Olahraga adalah hak seluruh warga tanpa kecuali. Perlu digarisbawahi, partisipasi dalam olahraga adalah dasar lahirnya prestasi.
Dari partisipasi, hubungan interpersonal bisa menularkan aktivitas olahraga kepada generasi lebih muda. Semakin banyak anak muda menekuni olahraga semakin berlimpah kolam talenta atlet. Berikutnya peran induk olahraga untuk mencari benih-benih terbaik dari kolam talenta yang tersebar di seantero negeri.
Jangan pernah meremehkan olahraga rekreasi macam sepeda, lari, atau jalan kaki. Coba tebak satu kesamaan yang dimiliki sebagian besar atlet elit dunia? Satu hal biasa dari atlet top dunia: tidak ada yang datang tiba-tiba karena menekuni satu olahraga kemudian menjadi hebat. Sebagian besar atlet top dunia mengawali dengan menekuni beragam jenis olahraga pada usia dini.
Luis Enrique juga atlet marathon. Paolo Maldini ternyata pemain tenis profesional. Michael Jordan mengawali dari bisbol. Muhammad Ahsan dulu menekuni sepakbola. Dan masih berderet yang lain.
Dus, betapa sebuah rezeki nomplok ketika tiba-tiba meluber orang suka olahraga. Hebatnya, semua itu datang tanpa harus melalui upacara seorang menteri menggunting pita atau melepas balon sambil berpidato 'ayo olahraga.' (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah budaya terkait olahraga dan kebugaran yang ada di Indonesia dianggap bisa berdampak buruk pada kondisi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaDukungan BUMN Bikin Olahraga Indonesia Semakin Moncer
Baca SelengkapnyaSandiaga membahas pelaksanaan Riau Bhayangkara Run 2024 sebagai event wisata olahraga.
Baca SelengkapnyaNigara meyakini BUMN pun siap mendukung cabang olahraga (cabor) lain.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mewakili Presiden RI Joko Widodo membuka dan memberikan arahan pada acara Puncak Hari Olah Raga Nasional (HAORNAS).
Baca SelengkapnyaIndustri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaErwin menyampaikan komitmen untuk membuat prestasi olahraga layar Indonesia bangkit, baik dalam ajang olahraga nasional maupun internasional.
Baca SelengkapnyaLPDUK telah menunjukkan kinerja yang positif. Sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Baca SelengkapnyaDalam sambutannya, Menhan Prabowo mengatakan keterkaitannya olahraga dengan pertahanan.
Baca SelengkapnyaMenteri Sandiaga bilang ajang lari marathon dinilai lebih banyak menghasilkan devisa negara ketimbang jalur pariwisata biasa.
Baca SelengkapnyaDukungan dirasakan Dito ini membantu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bisa terus menampung aspirasi setiap khalayak.
Baca SelengkapnyaKeindahan alam ternyata menjadi satu kekuatan Indonesia di tengah krisis ekonomi. Terbukti di kala resesi mengancam, kunjugan wisatawan meningkat.
Baca Selengkapnya