Ada Wacana Tenor KPR hingga 35 Tahun, Dirut BTN Respons Begini
Adanya skema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki rumah atau hunian.
Adanya skema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki rumah atau hunian.
Ada Wacana Tenor KPR hingga 35 Tahun, Dirut BTN Respons Begini
Wacana Tenor KPR hingga 35 Tahun
Pemerintah tengah mengkaji skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan jangka waktu hingga 35 tahun. Adanya skema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki rumah atau hunian.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu mengatakan skema tersebut sedang digodok oleh kementerian/kembaga (K/L) terkait. Dari sisi perbankan, pihaknya mengatakan skema ini bisa dijalankan.
"Yang terkait dengan wacana 35 tahun memang sedang dikaji. Kajiannya itu lebih banyak di Kementerian, tapi dari sisi bank sebenarnya apakah mungkin memberikan 35 tahun? Jawabannya mungkin,"
kata Nixon dalam paparan kinerja Bank BTN Per 31 Desember 2023, Jakarta, Senin (12/2).
Alih-alih tenor lebih lama, Nixon menyebut ada dua isu yang menjadi pertimbangan.
Pertama erkait penyediaan likuditas.
Kedua, dari sisi konsumen makin panjang tenornya maka biaya bunga yang ditanggung semakin besar.
"Dari sisi konsumen kalau makin panjang (tenor), biaya bunga yg ditanggung semakin besar dibandingkan pokoknya," kata Nixon.
Dia mencontohkan, secara aturan dalam KPR subsidi tenornya bisa mencapai 20 tahun.
Namun kenyataannya, banyak dari para konsumen dapat melunasi dalam tenor 8-10 tahun.
Artinya, jika tenor 35 tahun akan memberikan beban bunga yang cukup tinggi.
"Di KPR subsidi begitu usianya 9 tahun itu dilunasin, dipercepat karena nggak kuat menanggung bunga. Tapi in reality (ini realitanya)," ungkap Nixon.
Kendati begitu, pihaknya tengah melakukan diskusi terkait untuk menciptakan KPR subsidi dengan tenor subsidi yang lebih pendek tetapi masa kreditnya panjang.
"Jadi misalnya masa kreditnya sampai 25 tahun, subsidi nya 10 tahun aja," kata Nixon.
Hal itu diharapkan akan menumbuhkan kouta subsidinya, yang sebelumnya 200 ribu per tahun bisa meningkat hingga 350 ribu per tahun.