132 Ribu warga di Gunungkidul kesulitan air bersih
Merdeka.com - Musim kemarau yang terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul dirasakan betul dampaknya oleh masyarakat di delapan kecamatan. Hal ini menyebabkan jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih menjadi bertambah.
Sebelumnya, di data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, warga yang mengalami kesulitan air bersih berjumlah 46 ribu jiwa. Sedangkan saat ini jumlahnya membengkak menjadi 132.681 jiwa warga yang kesulitan air bersih di Gunungkidul.
Menurut Kepala Seksi Kegawatdaruratan BPBD Gunungkidul, Sutaryono, sebanyak 46 ribu jiwa warga Gunungkidul yang tersebar 8 kecamatan sudah ditangani. Salah satu penanganannya adalah dengan mengirimkan bantuan air bersih ke warga setiap harinya.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Mengapa warga Desa Gempolrejo kekurangan air bersih? Musim kemarau panjang yang tak kunjung usai membuat krisis air di beberapa daerah di Jateng bertambah parah.
-
Siapa yang terdampak krisis air? Menurut perkiraan PBB pada tahun 2023, 2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Jumlah tersebut setara dengan seperempat populasi dunia.
-
Dimana saja di Gunungkidul mengalami kekeringan? Terlebih sebanyak 14 dari 18 kecamatan di sana mengalami kesulitan air bersih.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Kenapa warga Lebak kekurangan air bersih? Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Banten mulai mengalami kesulitan air bersih. Di Kabupaten Lebak misalnya, warga sekitar terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian hingga air minum.
"Setiap hari BPBD melakukan dropping 28 tangki air bersih ke warga. Selain dilakukan oleh BPBD, dropping air juga dilakukan oleh pihak kecamatan. Sebab tiap kecamatan sudah memiliki mobil sendiri yang bisa digunakan untuk mendropping air," jelas Sutaryono saat dihubungi, Kamis (3/8).
Sutaryono menyampaikan bahwa penerima bantuan air bersih di delapan kecamatan sudah dikoordinasikan bersama antara BPBD, kecamatan, kelurahan dan dusun. Sehingga penerima bantuan air bersih bisa sesuai.
"Ada 8 kecamatan yang jadi sasaran dropping air bersih. Diantaranya meliputi Rongkop, Paliyan, Panggang, Girisubo, Purwosari, Tepus, Tanjungsari dan Nglipar,” jelas Sutaryono.
Terpisah, Bupati Gunungkidul, Bandingah menyampaikan bahwa dropping air bersih untuk warga akan terus dilakukan pada musim kemarau seperti saat ini. Bantuan dropping air bersih tak hanya dilakukan oleh Pemkab Gunungkidul saja tetapi juga ada bantuan dari pihak luar.
"Bantuan droping yang masuk terus dipantau. Supaya benar dan tepat sasaran bagi warga yang mengalami kekeringan air bersih," pungkas Badingah.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
Baca SelengkapnyaHanya empat dari 18 kecamatan di seluruh Gunungkidul yang terdampak kekeringan
Baca SelengkapnyaBPBD Jatim menyalurkan air bersih ke Situbondo akibat langganan kekeringan.
Baca SelengkapnyaBPBD Jateng bersama BPBD kabupaten kota setempat telah mendistribusikan sebanyak 6.346.000 liter air bersih untuk 33.871 keluarga.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaBantuan air bersih sudah dibagikan pada beberapa desa yang terdampak kekeringan.
Baca SelengkapnyaBantuan air bersih dari BPBD Kab Bogor disalurkan untuk meringankan kesulitan warga yang terdampak kekeringan akibat kemarau.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca Selengkapnya