5 Fakta kasus guru ngaji dibunuh di Masjid Sidoarjo
Merdeka.com - Tewasnya seorang pedagang nasi goreng yang juga guru ngaji di dalam Masjid An Nur Kelurahan Kalijaten, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/6) lalu, mengegerkan anak-anak yang belajar mengaji di dalam Masjid tersebut.
Ironis memang, pedagang nasi goreng yang bernama M Munib (42), warga RT 7/RW 14 Kelurahan Kalijaten Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur itu meregang nyawa di tangan tetangganya sendiri, Didik Zainal Arifin (42). Tragis lagi pembunuhan itu terjadi di dalam tempat beribadah.
Munib yang sedang jeda dalam mengajar anak-anak mengaji memilih duduk di masjid, tiba-tiba dihampiri Didik. Dengan membabi buta, Didik menusuk Munib. Munib terkapar bersimbah darah yang membuat heboh anak-anak yang belajar mengaji dan warga di lingkungan masjid tersebut.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang menusuk korban? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
-
Dimana pembunuhan terjadi? Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk parang yang diduga digunakan dalam pembunuhan, serta baju, sprei, dan bantal yang masih berlumuran darah.
Berikut beberapa fakta kasus pembunuhan yang terjadi di dalam Masjid di Sidoarjo tersebut:
Ditikam berkali-kali di masjid
Kasus penusukan yang menimpa Munib itu berawal saat dia tengah mengajar ngaji di Masjid An Nur Kalijaten. Kegiatan belajar mengaji yang dilakukan korban bersama murid-murid taman pendidikan Alquran itu berlangsung cukup lama pada Minggu siang.Munib yang kelelahan, akhirnya memilih istirahat di dalam masjid. Saat berada di masjid itulah Munib yang dikenal warga sebagai penjual nasi goreng ini tiba-tiba didatangi Didik. Pelaku langsung menghampiri korban dengan membawa pisau dan menikam korban berulang kali sampai korban berteriak minta tolong.Namun sayangnya, korban kehabisan darah sehingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian. Kasus tersebut terjadi pada Minggu pukul 13.00 WIB.
Tewas dengan tiga luka tusukan
Munib tewas di tangan pelaku karena mengalami tiga luka tusukan pada bagian pinggang belakangnya. Karena tusukan tersebut, korban kehabisan darah sehingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian.Di lokasi kejadian itu, polisi menemukan sajadah dan karpet yang berlumuran darah sebagai barang bukti. Kejadian pembunuhan di dalam masjid itu membuat geger warga sekitar.
Guru ngaji tewas ditikam di depan murid-muridnya
Aksi penusukan tersebut kontan membuat murid-murid taman pendidikan Alquran yang mengaji di masjid tersebut histeris. Bagaimana tidak, anak-anak yang sedang ngaji itu menyaksikan aksi pembunuhan secara sadis itu."Tadi waktu kami sedang ngaji tiba-tiba om Didik (pelaku) masuk masjid dan langsung menusuk korban dengan pisau kecil," ucap Udin, salah satu anak yang sedang mengaji.
Pelaku dikenal mengalami gangguan jiwa
Menurut keterangan polisi, Didik pelaku pembunuhan terhadap Munib dikenal mengalami gangguan jiwa. Namun polisi tetap berusaha melakukan pengejaran karena usai menusuk, pelaku langsung melarikan diri."Setelah menusuk Munib, Didik kabur. Untuk saat ini, pelaku belum tertangkap dan kami masih mengejar dia. Didik dikenal warga sekitar mengalami gangguan jiwa," kata Kompol Edi, kepada merdeka.com, Senin (9/6).
Pembunuhan dipicu karena dendam
Didik Zainal Arifin (42) sebagai pelaku penusukkan terhadap M Munib (42), warga RT 7/RW 14 Kelurahan Kalijaten Kecamatan Taman itu akhirnya dibekuk polisi di depan Rumah Bersalin Surya Kalijaten, pada Senin malam. Dalam pengembangan penyelidikan, polisi memastikan motif pelaku menusuk korbannya karena dendam. "Motif utama dibalik aksi penusukkan itu ternyata karena Didik ingin balas dendam kepada korban," ungkap Kompol Eddy.Setelah Didik ditangkap, polisi kini telah mengamankan seluruh barang bukti seperti sajadah yang berlumuran darah sedangkan pisau yang digunakan dia dibuang di pohon. Saat ini, pisau milik pelaku sedang dilakukan pencarian oleh polisi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku menikam korban sebanyak delapan kali dengan badik.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaKini pelaku diburu polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan pisau untuk menusuk korban di sekitar kepala.
Baca SelengkapnyaPelaku membunuh korban karena sakit hati saat mendekati cucu korban.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka tusuk yang dialami korban pada bagian pinggang sebelah kanan
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya melakukan aksi kejinya dengan menusuk punggung kanan korban menggunakan pisau lipat.
Baca SelengkapnyaMunir dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Munir terluka karena disabet golok oleh RA (23) anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi jelang Salat Subuh di Musala Uswatun Hasanah.
Baca SelengkapnyaSedangkan terkait motif pembunuhan ini, pihak kepolisian belum bisa menentukannya.
Baca SelengkapnyaPelaku mengalami sempat dilarikan ke rumah sakit lalu meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersebut dilakukan berulang kali kepada kelima korban dengan rentang waktu yang berbeda-beda sejak tahun 2018 hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya