5 WN China ditangkap di Semarang diduga korban human trafficking
Merdeka.com - Lima Warga Negara (WN) China pelaku penipuan yang diamankan Polrestabes Semarang di rumah mewah Jalan Kawi Raya Nomor 48 RT 07 RW XII, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, merupakan korban human trafficking. Korban penipuan kelima pelaku merupakan warga negara China yang bertempat tinggal di China.
"Satu sisi sebagai korban human trafficking, jual beli manusia. Tapi di sisi lain mereka bisa dikatakan sebagai sindikat pelaku atau tersangka (penipuan). Sekalipun korbannya tidak ada di negara kita," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji di Mapolrestabes Semarang Jalan Dr Sutomo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/7) malam.
Ke lima WN China ini diamankan usai petugas polisi menggerebek rumah di Jalan Kawi Raya Nomor 48 RT 07 RW XII, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Rumah milik Suryo yang dikontrakan ke orang bernama Andre ini digrebek polisi usai satpam rumah sebelah mencurigai ada dua orang WN China melompat di dua rumah dengan membawa tas koper Senin (23/7) malam.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Kalau yang loncat itu kata mereka merasa disekap di situ. Itu kan kata mereka. Yang lima tadi kan. Tapi benar dan tidaknya harus kita buktikan. Dengan loncat itu, diketahui warga, dicurigai oleh warga. Jadi selama ini kegiatan itu warga tidak tahu," ujar pria yang akrab disapa Abi ini.
Abi membeberkan, ke lima WN China datang ke Kota Semarang sebelumnya saat di negaranya China dijanjikan oleh seseorang untuk bekerja di Bali. Lantas ke limanya datang ke Semarang pada 27 atau 29 Juni.
"Yang mengundang sampai sekarang ini masih dalam pencarian. Kemudian begitu tiba di Semarang, katanya awalnya mereka ditawarkan untuk bekerja di Bali sebagai tukang masak, koki, sopir dan lain-lain lah. Itu di Bali," beber Abi.
Namun, Abi mengungkapkan, begitu sampai di Kota Semarang, dokumen yang
mereka bawa seperti kartu identitas pribadi, paspor dan visa mereka ditahan oleh seseorang yang mengaku atasannya.
"Tapi ternyata begitu sampai di Semarang dokumen-dokumen yang mereka miliki berupa paspor, dokumen wisata langsung diambil oleh salah seorang yang ada di Semarang saat itu. Setelah itu ke lima tadi dipaksa untuk menghafalkan beberapa kalimat di kertas, tujuanya adalah mereka untuk melakukan penipuan dengan sasaran korbanya juga adalah warga negara China yang posisinya juga berada di negara China," ungkap Abi.
Abi menambahkan dan mengakui jika sampai saat ini belum bisa membuktikan siapa korban pasti pelaku penipuan ke lima WN China tersebut. Namun, pihaknya dengan di back-up oleh Dirkrimsus dan Ditkrium Polda Jateng akan terus mengembangkan kasusnya terutama tindak pidana human trafickingnya.
"Memang sampai saat ini belum bisa dibuktikan siapa yang menjadi korbannya. Tapi Polrestabes Semarang sudah diberikan back-up dari Polda Jawa Tengah, kasus ini sedang di dalami kembali. Dari Krimum, Krimsus termasuk Direktorat Jendral (Imigrasi) kami juga sudah melakukan koordinasi dan ini akan didalami terlebih dahulu tentang human trafickingnya," tukasnya.
Telusuri keterkaitan mafia penipuan WN China di Semarang
Polrestabes Semarang telah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan selama 2 X 24 jam terhadap 5 Warga Negara (WN) China yang diamankan dari rumah mewah di Jalan Kawi Raya Nomor 48 RT 07 RW XII, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penyelidikan pihaknya telah mendapatkan informasi jika ada sindikat dan kelompok yang beraksi yang pelakunya WN China dan beroperasi di beberapa tempat di Indonesia.
"Kami sudah dapatkan informasi ada beberapa kota di Indonesia ini selain di Kota Semarang itu sendiri. Ada kelompok-kelompok yang diduga merupakan jaringan mereka atau kelompok lain yang dengan menggunakan modus yang sama juga melakukan kegiatan penipuan di negara China," kata Abi.
Abi membeberkan, selain terjadi di Kota Semarang, daerah lain yang juga telah terjadi tindak pidana cybercrime, dengan modus penipuan secara online dan melalui telepon itu terjadi di Cibubur dan Bogor.
"Informasi yang saya dapatkan ada di Cibubur dan ada di Bogor. Ini yang sedang dikembangkan. Saya belum bisa katakan apakah itu satu jaringan atau berbeda. Modusnya sama, hanya lokasinya berbeda. Tapi kegiatan dan modusnya sama yang dilakukan artinya korbanya sama adalah warga negara China yang ada di China," terangnya.
Abi mngungkapkan jika pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya apakah ada keterkaitan antara kasus tertangkapnya korban trafficking dan pelaku penipuan di Kota Semarang dengan yang terjadi di Cibubur dan Bogor.
"Dengan Polda Metro Jaya dalam hal ini. Beberapa kawan-kawan yang ada di sana. Jadi informasi yang saya dapatkan, sesuai dengan yang disampaikan kawan-kawan di Polda Metro Jaya, ada beberapa lokasi, ada beberapa tempat di wilayah Republik Indonesia ini yang memiliki modus-modus yang sama dengan apa yang terjadi di Semarang," ujar Abi.
Sampai saat ini, Abi menyatakan telah menjalin penyelidikan dan penyidikan bersama dengan penyidik Polda Metro Jaya untuk mendalami kasus trafficking dan penipuan tingkat internasional ini.
"Itu yang akan dikembangkan dan akan kami didalami bersama di Polda Metro," ujarnya.
Penyelidikan dan penyidikan bersama itu dilakukan, Abi menjelaskan untuk memastikan apakah tiga tempat tindak pidana itu diotaki oleh satu jaringan mafia penipuan online kelas Internasional asal negara China atau bukan.
"Apakah mereka memang betul terikat dalam satu kelompok jaringan? Atau mereka adalah kelompok yang berbeda? Itu sampai hari ini belum bisa kami sampaikan secara pasti," kata Abi.
Abi berharap, dengan penyelidikan bersama ini akan memperoleh kepastian hukum terhadap kasus penipuan dan human trafficking yang terjadi di 3 wilayah di Indonesia tersebut.
"Kita tunggu juga hasil perkembangan dari Polda Metro," pungkas Abi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WN China itu baru berada di Indonesia selama dalam hitungan bulan.
Baca SelengkapnyaRumah kontrakan ini dihuni puluhan pengangguran asal China.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca Selengkapnya5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
Baca SelengkapnyaUntuk mengelabui petugas, mereka masuk ke wilayah Bali tidak secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaAkun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaAWS berperan sebagai pemilik penampungan dan juga penyalur pekerja migran Indonesia secara ilegal atau non prosedural.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaPolisi Bandara Soekarno-Hatta, membongkar modus baru perdagangan orang ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaDua tersangka berinisial WJ (43) dan WC (41) ditangkap saat sedang santap malam di sebuah restoran kawasan Pluit, Jakarta Utara pada Jumat (29/9).
Baca Selengkapnya