Enam Tahun Diselidiki, Kematian Mahasiswi Akbid di Lebak Masih Misterius
Merdeka.com - Dugaan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Latansa Masahiro Rangkasbitung, Ayu Oktaviani pada 2017 lalu masih misterius. Keluarga korban kecewa karena penanganan kasus itu belum menunjukkan kemajuan meskipun sudah diselidiki sejak enam tahun lalu.
"Orang tua korban meminta keadilan atas dugaan pembunuhan terhadap putrinya yang sampai saat ini kasusnya belum juga terungkap," ujar kuasa hukum keluarga korban, Yayan Sumaryono, Senin (5/6).
Yanyan yang baru menjadi kuasa hukum keluarga korban pada 2 Juni 2023 ini mengungkapkan sejumlah penyidik dari Polres Lebak sempat mendatangi rumah korban. Namun belum ada kejelasan terkait progres penyelidikan kasus itu.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana kasus pembunuhan siswi terungkap? Kasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation (SCI).
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Bagaimana mahasiswi itu bisa tewas? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
"Saya tanyakan kemarin, pernah adakah polisi ke sini? Ada, Pak Kapolres ketika ganti Pak Dani," ujarnya.
Yayan mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan oleh penyidik (SP2HP). "Saya pun kemarin saya coba cek-cek ke kuasa hukum yang dulu, mereka nggak pernah dikasih katanya SP2HP saja nggak pernah dikasih," katanya.
Pihak keluarga menuntut keadilan dan informasi sampai di mana penanganan perkara itu. Mereka memohon kepada penegak hukum untuk memberikan keadilan dan mengungkap kasus, karena penyelidikannya sudah terlalu lama, yaitu 6 tahun.
"Klien kami ingin ada informasi sampai mana proses penegakan hukum terhadap kasus anaknya, yang diduga kuat jadi korban pembunuhan," jelas Yayan.
Yuyun (47), ibu korban mengaku bingung harus mengadu ke mana agar kasus kematian anaknya mendapat titik terang. "Sebenarnya saya harus ngomong sama siapa, saya harus minta bantuan sama siapa?" tanyanya.
Yuyun juga mengaku dirinya meyakini bahwa anaknya menjadi korban pembunuhan. Bahkan dirinya pernah dilihatkan hasil autopsi jenazah putrinya dari salah seorang anggota polisi.
"Ya engga emang engga gitu kan, saya mah yakin dari autopsi itu kan saya baca sendiri ada bekas cekikan di leher kan sampai tulang lidahnya putus kan, ini juga ada bekas pukulan lah yang saya baca. Tapi katanya sidik jari tidak ditemukan, itu kata polisi itu," ungkapnya.
Yuyun mengaskan dirinya akan terus berusaha agar kasus kematian anaknya terungkap. "Kok ga ada kabar sama sekali, itu kan manusia, bukan binatang, apa karena saya orang miskin cukup segini doang. Saya mah pengen ke ungkap sampai kapan pun," katanya.
Diketahui, Ayu Oktaviani (19), mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) La Tansa Mashiro semester IV ditemukan mengambang di Sungai Ciujung, Jumat (24/3/2017) sekira pukul 09.00 WIB. Jasad korban ditemukan di aliran sungai wilayah Kampung Batu Rambang, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi Beberkan Kendala Kasus Tewasnya Mahasiswa UI Akseyna, Begini Reaksi Keluarga
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, pelaku pembunuhan mahasiswa Ubaya belum disidang.
Baca SelengkapnyaTerkait kasus ini, kepolisian sudah memeriksa enam saksi. Polisi juga berencana meminta keterangan dari keluarga korban.
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaAparat Polrestabes Semarang masih terus melakukan penyelidikan temuan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan Marina Raya, Tawangsari.
Baca SelengkapnyaKasus bunuh diri mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi, Aulia Risma Lestari di Undip masih terus diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaLembar kelam pelanggaran HAM yang tak kunjung menemukan titik cerah. Begini ceritanya!
Baca Selengkapnya