Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada larangan pramuniaga Muslim berbusana Sinterklas di Mojokerto

Ada larangan pramuniaga Muslim berbusana Sinterklas di Mojokerto Ilustrasi Sinterklas. ©shutterstock.com/Kiselev Andrey Valerevich

Merdeka.com - Gerakan melarang pramuniaga toko, minimarket dan mal berpakaian Sinterklas dalam perayaan Natal kini muncul di Mojokerto, Jawa Timur. Gerakan ini dilakukan anggota Jamaah Ansharus Syariah (JAS) dengan cara menyebar brosur, spanduk dan imbauan langsung ke pengusaha dan pegawai gerai minimarket, perkantoran, toko dan mal.

"Endak sweeping, kita hanya menyebar brosur, dan mendatangi tempat-tempat usaha. Kami cuma memberi arahan, kepada pegawai yang beragama Islam, bahwa ikut berpakaian Sinterklas, dan lain-lain itu dilarang dalam Islam," kata Juru Bicara JAS Ahmad Fatih, Jumat (19/12).

Fatih menjelaskan, kampanye sosialisasi tersebut sudah dilakukan di beberapa tempat lain, misalnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Kegiatan ini semacam penyuluhan bagi para pekerja dan pegawai yang memiliki akidah Islam, jangan sampai tidak mengetahui bahwa ikut merayakan Natal itu dilarang dalam Islam.

"Kita boleh bertoleransi, tapi ikut merayakan ibadah orang lain itu tidak perlu. Toleransi itu tolong menolong, muamalah dan lain-lain. Tapi terkait dengan ibadah, bukan hanya natal tetapi hari-hari agama lain, tidak boleh. Umat Islam sudah memiliki ibadah sendiri," ujarnya.

Kegiatan JAS ini, Fatih melanjutkan, memang sempat sedikit tegang karena kesalahpahaman dengan polisi. Aparat kepolisian takut akan terjadi gesekan dengan ormas dan kelompok lain. "Tapi yang kita imbau ini umat Islam, pengusaha, terkait dengan permasalahan itu," ujarnya.

"Kemarin di Mojokerto, aparat ingin mengetahui aktivitas yang kita lakukan. Kita sudah memberi audiensi dan penjelasan, jadi masalahnya sudah clear. Sampai sekarang, sampai Natal nanti, sosialisasi ini akan tetap dilakukan."

Sejauh ini, dia melanjutkan, belum ada gesekan dengan kelompok lain. "Harapan kita tidak ada gesekan lah. Kami cuma berharap pengusaha-pengusaha tidak memaksa pegawainya memakai pakai Sinterklas. Kita harapkan tidak terjadi pemaksaan. Biarkan umat Islam menjalankan kegiatannya, dan jangan paksa menggunakan atribut perayaan Natal," ujarnya.

Fatih juga menegaskan bahwa dakwah mereka tidak menggunakan kekerasan. Mereka terbuka untuk berdialog jika ada kelompok lain yang menolak kegiatan mereka. "Kita cuma mengimbau, tidak memaksa. Kita beri penjelasan, tapi semua keputusan kami serahkan kepada mereka sendiri, kepada pribadi masing-masing," tuturnya.

Salah dasar alasan JAS melarang muslim ikut merayakan Natal adalah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tertanggal 7 Maret 1981 yang berisi larangan menggunakan aksesori Natal, mengucapkan selamat Natal, dan membantu orang Nasrani dalam perayaan dan pengamanan Natal serta imbauan agar pengusaha tidak memaksa muslim menggunakan aksesoris Natal.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menag Tegaskan Pemakaian Jilbab adalah Hak yang Harus Dihormati
Menag Tegaskan Pemakaian Jilbab adalah Hak yang Harus Dihormati

Menag menanggapi polemik soal aturan BPIP berkaitan penggunaan jilbab pada anggota Paskibraka 2024.

Baca Selengkapnya
Bolehkan Lepas Hijab Demi Pekerjaan? Begini Penjelasan dari Dua Ulama Ternama
Bolehkan Lepas Hijab Demi Pekerjaan? Begini Penjelasan dari Dua Ulama Ternama

UAS menjelaskan pentingnya bagi seorang muslimah untuk tidak bekerja di perusahaan yang mewajibkan mereka melepas jilbab.

Baca Selengkapnya
Negara Muslim Ini Resmi Larang Jilbab dan Perayaan Lebaran, Dianggap Budaya Asing
Negara Muslim Ini Resmi Larang Jilbab dan Perayaan Lebaran, Dianggap Budaya Asing

Negara Muslim Ini Resmi Larang Jilbab dan Perayaan Lebaran

Baca Selengkapnya
PPI Sumsel Pastikan Tidak Ada Paskibra Lepas Jilbab: Pakai Hijab Juga Cantik
PPI Sumsel Pastikan Tidak Ada Paskibra Lepas Jilbab: Pakai Hijab Juga Cantik

PPI Sumsel menyebut tidak ada larangan penggunaan jilbab atau imbauan melepas jilbab bagi anggota Paskibra

Baca Selengkapnya
Sempat Diprotes, Festival Makanan Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Tetapi Ditutup Kain Hitam
Sempat Diprotes, Festival Makanan Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Tetapi Ditutup Kain Hitam

Sempat Diprotes, Festival Makanan Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Tetapi Ditutup Kain Hitam

Baca Selengkapnya
Sudah Niat Haji, Ini Sederet Larangan saat Berihram
Sudah Niat Haji, Ini Sederet Larangan saat Berihram

Seseorang yang sudah berniat haji berarti sudah terikat dengan larangan-larang saat berihram.

Baca Selengkapnya
Polemik Larangan Jilbab Paskibraka, Muhammadiyah Minta BPIP Tak Jadi Pelopor Sekularisme
Polemik Larangan Jilbab Paskibraka, Muhammadiyah Minta BPIP Tak Jadi Pelopor Sekularisme

Haedar menyampaikan, meskipun sudah dibolehkan memakai jilbab bagi anggota Paskibraka, pihaknya menyayangkan keputusan melepas jilbab sebelumnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras MUI Dugaan BPIP Larang 18 Anggota Paskibraka Berjilbab
VIDEO: Keras MUI Dugaan BPIP Larang 18 Anggota Paskibraka Berjilbab "Jika Dipaksa, Pulang Saja!"

PPI mengatakan terdapat 18 dari 76 anggota Paskibra 2024 harus melepaskan hijabnya

Baca Selengkapnya
MUI: Pelarangan Jilbab Paskibraka oleh BPIP Kebijakan Tak Bijak
MUI: Pelarangan Jilbab Paskibraka oleh BPIP Kebijakan Tak Bijak

Cholil mengatakan, pelarangan pemakaian jilbab bagi anggota Paskibraka justru malah melanggar aturan konstitusi dan Pancasila.

Baca Selengkapnya
Heboh Larangan Anggota Paskibraka Pakai Jilbab, PKS Miris: Selamat 79 Tahun Indonesia Merdeka!
Heboh Larangan Anggota Paskibraka Pakai Jilbab, PKS Miris: Selamat 79 Tahun Indonesia Merdeka!

Muzzamil pun menyinggung sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang mestinya dipedomani BPIP.

Baca Selengkapnya
Jejak Kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Bergelar Kiai Bikin Larangan Cadar & Jilbab sampai Soal 'Agama Musuh Pancasila'
Jejak Kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Bergelar Kiai Bikin Larangan Cadar & Jilbab sampai Soal 'Agama Musuh Pancasila'

Berikut jejak kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi.

Baca Selengkapnya
Sepekan Keberangkatan dari Madinah ke Makkah: Jemaah Laki-Laki Masih Banyak Pakai Kaus Kaki, Sarung hingga Sepatu
Sepekan Keberangkatan dari Madinah ke Makkah: Jemaah Laki-Laki Masih Banyak Pakai Kaus Kaki, Sarung hingga Sepatu

Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji di Arab Saudi telah menyiapkan sendal untuk jemaah.

Baca Selengkapnya