Giring Ganesha Soroti Batik Impor China Jadi Ancaman buat Industri Lokal
Jika tidak ada regenerasi, maka motif batik maupun tenun bisa punah.
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha bakal mengadvokasi masalah masuknya baju motif batik dari luar negeri, khususnya Cina. Nantinya yang mengancam industri batik Nusantara.
"Kemarin kita dapat aspirasi dari para pengusaha batik muda mengenai masuknya baju-baju motif batik dari Cina yang harganya sangat murah, dan itu juga kita sedang advokasi," kata Giring Ganesha saat kunjungannya ke Museum Batik Pekalongan, Minggu (5/1).
Dalam kurun dua hingga tiga minggu ke depan, kementerian kebudayaan hingga semua stakeholder terkait batik. Biar nantinya bisa cerita masalah apa yang dialami.
"Semua pengusaha batik dari Pekalongan, Cirebon, Jogja, Solo, saya undang biar mereka bisa bercerita apa yang mereka alami," ungkapnya.
Diadakan FGD itu merupakan inisiatif dari Kementrian Kebudayaan dengan tujuan untuk melestarikan serta mengembangkan batik nusantara.
"Jangan sampai nanti yang datang dari luar negeri, impor, karena banyak dan murah bisa mengancam industri batik lokal. Kita terus advokasi agar impor baju motif batik dapat kita regulasi dengan baik," tuturnya.
Tidak hanya masalah batik impor, permasalah batik lainnya mirip dengan kelestarian kain tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak maestro baik batik tulis ataupun kain tenun yang sudah berusia lanjut. Jika tidak ada regenerasi, maka motif batik maupun tenun bisa punah.
"Tidak hanya batik saja yang maestronya sudah sepuh, di NTT maestronya juga sudah sepuh dan terancam punah karena tidak ada penerusnya. Karena itu kita harus menginspirasi anak muda agar bisa meneruskan motif motif yang ada," pungkasnya.