Banjir di Hulu Sungai Tengah Kaltim, Ini Data Warga dan Bangunan Terdampak
2.210 unit rumah, 21 tempat ibadah, 12 sekolah, lima kantor dan dua pasar tradisional terdampak banjir.
Banjir terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Kalsel). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengerahkan 25 personel Tim Reaksi Cepat (TRC), untuk membantu 6.340 jiwa warga yang terdampak banjir di tiga kecamatan.
"Banjir merendam tiga kecamatan sudah dua hari. Saat ini kami turun ke lapangan melihat langsung lokasi dan memberikan bantuan bagi warga yang mengalami kesulitan. Hujan turun berturut-turut beberapa hari ini sehingga debit air meningkat," kata Kepala BPBD Hulu Sungai Tengah Ahmad Apandi saat meninjau lokasi banjir di Barabai, Kamis (26/12) malam. Dikutip dari Antara.
Dia menyebutkan berdasarkan data yang dihimpun hingga kemarin, terdapat beberapa bangunan yang terdampak, yakni 2.210 unit rumah, 21 tempat ibadah, 12 sekolah, lima kantor dan dua pasar tradisional.
"Kami terjun ke lapangan untuk mengantisipasi jika hujan turun lagi. Jika memungkinkan dan dalam keadaan darurat, kami segera membangun dapur umum untuk keperluan masyarakat yang terdampak khususnya rumah yang terendam banjir" ujarnya.
Apandi mengatakan ada dua desa yang diantisipasi debit air akan meningkat karena statusnya hingga saat ini terendam sekitar setengah meter, yakni di Desa Jaranih dan Masiran.
Bahkan banjir tersebut, beber dia, merambat ke jalan umum di pusat kota di Barabai, sehingga pihaknya intens ke lapangan memberikan pertolongan bagi masyarakat yang mengalami kesulitan.
Selain 25 personel TRC, BPBD HST juga dibantu petugas dari beberapa instansi dan puluhan relawan swasta meninjau seluruh lokasi yang terdampak banjir.
Apandi memastikan seluruh peralatan BPBD seperti perahu karet dan alat lainnya siap digunakan untuk mengevakuasi warga jika keadaan semakin darurat yang diakibatkan curah hujan tinggi.
Menurut dia, penanggulangan banjir di wilayah ini sudah cukup maksimal dilakukan, bahkan Dinas PUPR sudah mengerahkan dua unit ekskavator untuk mengeruk sampah dari beberapa titik sungai yang menghambat aliran air.
Namun, Apandi tidak menampik bahwa curah hujan yang tinggi tidak dapat dihindari karena merupakan faktor alam.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengunjungi masyarakat di wilayah yang terendam untuk memberikan layanan kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit musiman.
"Kami minta masyarakat untuk semakin waspada, saat ini curah hujan cukup tinggi. Namun, tetap tenang, hubungi petugas jika memerlukan bantuan, segera kami bantu," ujar Apandi.