Batu Satam, batu meteor khas Belitung Timur yang mendunia
Merdeka.com - Para pemburu batu langka menyebutnya Batu Satam, batu berwarna hitam berserat indah yang disebut-sebut berasal dari langit (batu meteor) yang jatuh ke bumi. Batu Satam merupakan batuan khas Indonesia yang ditemukan di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung.
Maka wajar kemudian masyarakat setempat mengolahnya menjadi kerajinan tangan (handycraft) dan menjadikannya sebagai ikon daerah. Replika batu ini sebagai ikon daerah dapat ditemukan di puncak monumen lima pilar yang berada di pusat Kota Tanjungpandan.
Konon Batu Satam yang berwarna hitam dengan guliran serat ini cuma ada di beberapa daerah saja di bumi, salah satunya Belitung Timur. Batu ini merupakan meteor yang jatuh ke bumi ribuan tahun lalu. Daerah lain yang memiliki batu mirip dengan Batu Satam yakni Australia, Cekoslovakia dan Arab.
-
Bagaimana batu itu disebut meteorit? “Kehadiran fusion crust yang berkembang dengan baik sangat menunjukkan bahwa NWA 13188 (nama batu tersebut) memang sebuah meteorit.“
-
Apa itu batu empedu? Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantung empedu, organ kecil yang terletak di bawah hati.
-
Kenapa batu Patapaan disebut batu bantal? Selain itu turut berkembang informasi bahwa barisan batu itu juga disebut sebagai batu bantal. Ini merujuk dari bentuknya yang disebut mirip bantal di atas kasur.
-
Apa bentuk dari batu Patapaan? Bebatuan tersebut juga cukup terlihat jelas dari jalan rasa Cikajang-Pameungpeuk.Keberadaannya sendiri terletak di antara pepohonan dan kebun milik warga, dengan medan yang cukup sulit dijangkau.
-
Bagaimana cara batu tersebut digunakan? Batu kuno itu rupanya adalah peninggalan zaman Romawi yang dipakai menumbuk atau menggiling buah zaitun untuk diambil minyaknya.
Penelusuran merdeka.com di internet, Batu Satam pertama kali ditemukan di Pulau Belitung di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit pada 1973. Batu ini ditemukan secara tidak sengaja oleh penambang timah beretnis China di kedalaman 50 meter.
Konon penamaan Batu Satam ini didasarkan pada nama penemunya yang terdiri dari dua suku kata, yaitu 'Sa' yang berarti pasir dan 'Tam' yang berarti empedu. Sehingga Satam memiliki arti empedu pasir. Batu Satam juga memiliki beberapa nama yakni Taktite dan Billitonit.
Istilah Taktite ini digunakan oleh para ilmuan yang meneliti Batu Satam, sedangkan istilah Billitonit digunakan oleh seorang peneliti dari Belanda bernama Wing Easton untuk menyebut "batu dari Belitung Timur".
Wing Easton melakukan penelitian terhadap Batu Satam sekitar 1922. Batu satam juga sudah diuji oleh Fakultas MIPA Universitas Padjajaran dan Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan. Menurut penelitian ilmiah, konon sekitar 700 ribu tahun lalu, sebuah meteor jatuh ke bumi Indonesia. Meteor inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Batu Satam.
Karena tergolong langka, maka Batu Satam ini harganya pun mahal. "Katanya sih itu dari batu meteor, langka, cuma ada di 4 daerah di dunia. Saya beli satu sudah diikat dengan cincin, harganya Rp 215 ribu," kata Idris seorang pelancong yang berkunjung ke Belitung Timur beberapa waktu lalu.
Untuk batu ukuran kecil yang sudah diikat dengan cincin, kata Idris, batu itu bisa dibilang mahal. Sementara untuk batu segede jempol tangan tanpa diikat cincin, dia melanjutkan, harganya antara Rp 800 ribu sampai Rp 1 jutaan. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batu ini muncul dari letusan Gunung Merapi tahun 2010.
Baca SelengkapnyaGunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit
Baca SelengkapnyaBerikut adalah fakta meteor terbesar yang jatuh sepanjang sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekilas bentuk batu mirip atap tenda hajatan yang memanjang. Kabarnya, bentuk ini dikaitkan dengan kejadian pemilik pesta pernikahan yang mendapat kutukan.
Baca SelengkapnyaGeopark Meratus disebut menyimpan banyak keajaiban alam.
Baca SelengkapnyaKekayaan timah Indonesia sudah dikenal dunia. Bahkan praktik penambangan timah sudah berjalan dua abad lebih.
Baca SelengkapnyaSalah satu perhiasan batu akik khas Sumbar ini bukan hanya bentuknya yang indah dan estetis, melainkan juga unik dan begitu istimewa.
Baca SelengkapnyaBahkan, geopark ini juga menjadi objek penelitian ilmiah terkait unsur-unsur yang ada di tempat ini.
Baca SelengkapnyaBatu ini ditemukan di tempat terpencil di gurun Sahara, Maroko.
Baca SelengkapnyaBatu Basiha merupakan Global Geopark yang terletak di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba.
Baca SelengkapnyaBatu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet memiliki mitos yang berkembang di tengah masyarakat sekitar maupun para pendaki
Baca Selengkapnya