Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beduk Keniten dan tradisi tanpa pengeras suara di Masjid Saka Tunggal

Beduk Keniten dan tradisi tanpa pengeras suara di Masjid Saka Tunggal Beduk Keniten dari Banyumas. ©2018 Merdeka.com/Abdul Azis Rasjid

Merdeka.com - Berkait erat dengan Walisanga pada abad ke 15/16, beduk jadi penanda khas ajakan umat Islam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Berbentuk layaknya gendang besar, tabuhan beduk punya muatan unik menyangkut khazanah Islam Nusantara.

Di desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, beduk telah menjadi ciri kreatifitas warga. Kurang lebih enam belas warga Keniten, terampil membuat kerajinan beduk sejak puluhan tahun silam. Mereka telah menjadi salah satu pemasok beduk di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Kerajinan beduk Keniten tak lepas dari tangan terampil Toufik Amin (46). Ia mempelajari pembuatan beduk secara turun temurun dari ayahnya. Beduk Keniten dikenal luas berkualitas suara baik, menggunakan bahan baku kayu pilihan serta pemrosesan kulit yang baik.

"Permintaan beduk untuk surau atau masjid, ramai di bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadan. Di Ramadan tahun 2018 ini, sejak 2 bulan lalu pesanan yang masuk 100 beduk lebih. Permintaan terbanyak dari Bumiayu, Kabupaten Brebes dan Kroya Kabupaten Cilacap," katanya saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Rabu (23/5).

Pembuatan beduk berkualitas, kata Toufik, sebab bahan dasar kayu pilihan berjenis trembesi. Selain itu pembentangan kulit untuk beduk juga tak boleh asal. Pembuatan satu beduk umumnya bakal memakan waktu selama sepekan. "Kalau lebih bagus lagi pakai kayu jati memang. Tapi ongkos produksinya terlalu bengkak," kata Tofik.

Keberadaan beduk di Kabupaten Banyumas juga punya sejarah panjang terhubung dengan Masjid Saka Tunggal yang dibangun tahun 1288 di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Masjid ini juga jadi bagian kearifan lokal penganut Islam Aboge yang salah satu ciri khasnya mempertahankan tradisi tidak menggunakan pengeras suara. Mereka mempertahankan tradisi menandakan waktu salat dengan menabuh beduk dan melantangkan azan semata nyaring suara.

Juru kunci Masjid Saka Tunggal, Sulam bercerita penanda waktu salat sejak dahulu kala menggunakan beduk dan kentongan yakni semacam tetabuhan terbuat dari batang kayu. Beduk di Saka Tunggal juga berukuran kecil. Sedang peletakannya tidak di luar masjid, tapi justru di di dalam masjid.

"Sudah bagian tradisi sejak dulu. Kalau beduk di sini juga sudah berumur tua," ujarnya.

Fungsi beduk di masa silam, sebagaimana dirujuk Historia.id dalam 'Tak-tak-tak, Dung, Ini Sejarah Beduk' dengan mengutip Kees van Dijk, 'Perubahan Kontur Masjid', dalam Peter J.M. Nas dan Martien de Vletter, Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia, sebelum abad ke-20 masjid-masjid di Asia Tenggara tak memiliki menara untuk mengumandangkan azan. Sebagai gantinya, masjid-masjid dilengkapi sebuah beduk, yang dipukul sebelum azan dikumandangkan.

Kisah beduk, di Saka Tunggal sendiri juga punya legenda tersendiri yakni kutukan kera. Syahdan, kisah kutukan ini bermula dari kewajiban salat Jumat, yang mesti diikuti para santri. Suatu kali, seruan kewajiban ibadah yang ditandakan dengan suara beduk dan azan tak diindahkan beberapa santri. Mereka meninggalkan masjid dan justru menangkap ikan di sungai sampai membuat keributan.

Kecewa dengan kelakuan para santri tersebut, Mbah Mustolih (pendiri Masjid Saka Tunggal) marah besar. Sebagaimana para kiai yang dipercaya memiliki kelebihan karena kesalehannya, Mbah Mustolih lalu mengucapkan perkataan bahwa kelakuan para santri tersebut tak berbeda dengan perilaku kera. Tak dinyana, kata-kata itu justru jadi bencana yakni segerombolan santri tersebut berubah diri menjadi kumpulan kera.

"Ini legenda setempat yang pernah diceritakan pada saya," kata Sulam.

Beduk sebagai bagian ciri khazanah Islam di Nusantara memang kaya cerita. Sampai kini, meski pengeras suara dan menara banyak dimanfaatkan, mudah ditemui menabuhkan beduk tetap jadi tradisi di masjid-masjid untuk pembuka azan. Suara tabuhan beduk juga kian semarak terdengar terutama saat menjelang hari raya idul fitri tiba.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya
Masjid Tua di Kebumen Ini Hanya Ditopang Satu Tiang, Begini Penampakannya

Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bedug Ngamuk di Masjid Cilongok Tangerang, Dipercaya Bisa Berbunyi Sendiri
Mengenal Bedug Ngamuk di Masjid Cilongok Tangerang, Dipercaya Bisa Berbunyi Sendiri

Konon kabarnya, bedug berwarna putih berbahan kayu jati tua ini bisa mengeluarkan suara tanpa dibunyikan.

Baca Selengkapnya
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan

Saat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk

Baca Selengkapnya
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan

Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad

Banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,

Baca Selengkapnya
Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon
Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon

Konon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.

Baca Selengkapnya
Menilik Keunikan Rumah Tuo Rantau Panjang di Jambi, Dioles Rempah agar Tetap Kokoh
Menilik Keunikan Rumah Tuo Rantau Panjang di Jambi, Dioles Rempah agar Tetap Kokoh

Rumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Potret Masjid Agung Bangkalan, Masjid Pertama yang Didirikan Sultan Keraton untuk Masyarakat
Potret Masjid Agung Bangkalan, Masjid Pertama yang Didirikan Sultan Keraton untuk Masyarakat

Pada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.

Baca Selengkapnya
Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya
Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya

Namanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Raya Badiuzzaman, Salah Satu Rumah Ibadah Tertua di Medan Peninggalan Raja Sunggal
Sejarah Masjid Raya Badiuzzaman, Salah Satu Rumah Ibadah Tertua di Medan Peninggalan Raja Sunggal

Di Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4
Mengunjungi Masjid Unik Dog Jumeneng Cirebon yang Berusia 500 Tahun, Muazinnya Ada 4

Masjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon

Baca Selengkapnya
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10
Melihat Banten Masa Lampau di Situs Banten Girang, Bekas Kota Kuno yang Eksis di Abad ke-10

Sisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang

Baca Selengkapnya