Beduk Keniten dan tradisi tanpa pengeras suara di Masjid Saka Tunggal
Merdeka.com - Berkait erat dengan Walisanga pada abad ke 15/16, beduk jadi penanda khas ajakan umat Islam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Berbentuk layaknya gendang besar, tabuhan beduk punya muatan unik menyangkut khazanah Islam Nusantara.
Di desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, beduk telah menjadi ciri kreatifitas warga. Kurang lebih enam belas warga Keniten, terampil membuat kerajinan beduk sejak puluhan tahun silam. Mereka telah menjadi salah satu pemasok beduk di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
Kerajinan beduk Keniten tak lepas dari tangan terampil Toufik Amin (46). Ia mempelajari pembuatan beduk secara turun temurun dari ayahnya. Beduk Keniten dikenal luas berkualitas suara baik, menggunakan bahan baku kayu pilihan serta pemrosesan kulit yang baik.
-
Dimana masjid tertua di Bekasi berada? Bukti lain dari Lemah Abang sebagai gerbang agama Islam bisa dilihat dari keberadaan Masjid Syiarul Islam yang berdiri di Jalan Raya Lemahabang.
-
Kapan Masjid Agung Bangkalan dibangun? Masjid Agung Bangkalan dibangun pada tahun 1819.
-
Siapa yang membangun Masjid Saka Tunggal? Dilansir dari Kebumenkab.go.id, masjid itu didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurenan, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartasuro.
-
Dimana Masjid Saka Tunggal berada? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas.
-
Apa itu Masjid Saka Tunggal? Di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kebumen, ada sebuah masjid bersejarah yang unik. Bangunan masjid itu hanya ditopang satu tiang penyangga. Walau begitu, bangunan itu tetap kokoh berdiri. Padahal konon masjid itu adalah yang tertua di Kabupaten Kebumen.
-
Kenapa Masjid Saka Tunggal dibangun? Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut.
"Permintaan beduk untuk surau atau masjid, ramai di bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadan. Di Ramadan tahun 2018 ini, sejak 2 bulan lalu pesanan yang masuk 100 beduk lebih. Permintaan terbanyak dari Bumiayu, Kabupaten Brebes dan Kroya Kabupaten Cilacap," katanya saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Rabu (23/5).
Pembuatan beduk berkualitas, kata Toufik, sebab bahan dasar kayu pilihan berjenis trembesi. Selain itu pembentangan kulit untuk beduk juga tak boleh asal. Pembuatan satu beduk umumnya bakal memakan waktu selama sepekan. "Kalau lebih bagus lagi pakai kayu jati memang. Tapi ongkos produksinya terlalu bengkak," kata Tofik.
Keberadaan beduk di Kabupaten Banyumas juga punya sejarah panjang terhubung dengan Masjid Saka Tunggal yang dibangun tahun 1288 di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Masjid ini juga jadi bagian kearifan lokal penganut Islam Aboge yang salah satu ciri khasnya mempertahankan tradisi tidak menggunakan pengeras suara. Mereka mempertahankan tradisi menandakan waktu salat dengan menabuh beduk dan melantangkan azan semata nyaring suara.
Juru kunci Masjid Saka Tunggal, Sulam bercerita penanda waktu salat sejak dahulu kala menggunakan beduk dan kentongan yakni semacam tetabuhan terbuat dari batang kayu. Beduk di Saka Tunggal juga berukuran kecil. Sedang peletakannya tidak di luar masjid, tapi justru di di dalam masjid.
"Sudah bagian tradisi sejak dulu. Kalau beduk di sini juga sudah berumur tua," ujarnya.
Fungsi beduk di masa silam, sebagaimana dirujuk Historia.id dalam 'Tak-tak-tak, Dung, Ini Sejarah Beduk' dengan mengutip Kees van Dijk, 'Perubahan Kontur Masjid', dalam Peter J.M. Nas dan Martien de Vletter, Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia, sebelum abad ke-20 masjid-masjid di Asia Tenggara tak memiliki menara untuk mengumandangkan azan. Sebagai gantinya, masjid-masjid dilengkapi sebuah beduk, yang dipukul sebelum azan dikumandangkan.
Kisah beduk, di Saka Tunggal sendiri juga punya legenda tersendiri yakni kutukan kera. Syahdan, kisah kutukan ini bermula dari kewajiban salat Jumat, yang mesti diikuti para santri. Suatu kali, seruan kewajiban ibadah yang ditandakan dengan suara beduk dan azan tak diindahkan beberapa santri. Mereka meninggalkan masjid dan justru menangkap ikan di sungai sampai membuat keributan.
Kecewa dengan kelakuan para santri tersebut, Mbah Mustolih (pendiri Masjid Saka Tunggal) marah besar. Sebagaimana para kiai yang dipercaya memiliki kelebihan karena kesalehannya, Mbah Mustolih lalu mengucapkan perkataan bahwa kelakuan para santri tersebut tak berbeda dengan perilaku kera. Tak dinyana, kata-kata itu justru jadi bencana yakni segerombolan santri tersebut berubah diri menjadi kumpulan kera.
"Ini legenda setempat yang pernah diceritakan pada saya," kata Sulam.
Beduk sebagai bagian ciri khazanah Islam di Nusantara memang kaya cerita. Sampai kini, meski pengeras suara dan menara banyak dimanfaatkan, mudah ditemui menabuhkan beduk tetap jadi tradisi di masjid-masjid untuk pembuka azan. Suara tabuhan beduk juga kian semarak terdengar terutama saat menjelang hari raya idul fitri tiba.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah berdiri sejak tahun 1722 tiang penyangga masih terjaga keasliannya hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaKonon kabarnya, bedug berwarna putih berbahan kayu jati tua ini bisa mengeluarkan suara tanpa dibunyikan.
Baca SelengkapnyaSaat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk
Baca SelengkapnyaMasjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaKonon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaNamanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaMasjid kuno ini jadi salah satu wisata religi yang menarik untuk dikunjungi saat di Cirebon
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca Selengkapnya