BMKG: Sistem Peringatan Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi Bangun Budaya Mitigasi
Merdeka.com - PDI Perjuangan meluncurkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menilai, sistem itu memang diperlukan karena saat ini butuh pembangunan budaya mitigasi bencana alam yang rawan terjadi.
Dwikorita berterima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang turut hadir dalam acara ini. Sebab, Megawati dinilai sebagai sosok yang berjasa mendorong pembangunan BMKG dan sosok teladan dalam penanganan bencana.
"Ini berpengaruh terhadap spirit kami, sehingga setiap bencana kami merasa itu yang harus dilakukan, pemimpin tertinggi harus turun langsung tak memberi perintah dari balik meja," kata Dwikorita dalam pidatonya saat launching sistem yang digelar secara virtual, Rabu (4/8).
-
Apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
-
Mengapa penting pemimpin bertakwa? Pemimpin yang bertaqwa adalah kunci kesuksesan jalannya sebuah negara. Ketaqwaan akan membuatnya takut kepada Allah dan akan memimpin negara dengan sebaik-baiknya.
-
Kenapa kepemimpinan itu penting? Dengan kepemimpinan yang efektif, sebuah organisasi dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
-
Kenapa kepemimpinan penting? Dalam dunia bisnis atau organisasi, kepemimpinan sangat penting karena memiliki peranan utama dalam mengelola serta mengarahkan tim atau kelompok kerja dalam mencapai keberhasilan.
-
Kenapa pemimpin harus berani ambil risiko? Keberanian adalah hal yang paling penting bagi seorang pemimpin.
Dwikorita juga bicara pengalaman bagaimana kepala daerah dari PDIP terbuka membantu penugasan lapangan BMKG di berbagai wilayah di Indonesia.
Atas pengalaman dari berbagai daerah itu, BMKG bisa melihat betapa pentingnya membangun budaya kesiapsiagaan menghadapi berbagai bencana yang mengancam Indonesia. Tahun ini saja, di awal tahun ada gempa bumi, banjir di Kalimantan, yang menuntut kesiapsiagaan.
"Maka sistem peringatan dini yang akan dilaunching, sangat kami dukung," kata dia.
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan Indonesia berada dalam wilayah cincin api atau ring of fire. Serta wilayah tumbukan lempeng tiga arah dan berada di wilayah dua samudera dan dua benua. Akibatnya, Indonesia rentan gempa, rentan terdampak perubahan iklim dan cuaca, rentan terkena perubahan muka air laut, hingga muka air laut mudah mengalami pemanasan.
BMKG, kata Dwikorita, sesuai arahan Megawati, terus belajar dari negara yang maju dalam hal penanganan bencana. Misalnya dari Jepang yang memiliki keselamatan masyarakat tinggi saat gempa. Riset menyebut 95 persen warga selamat karena kemampuan sendiri, bukan ditolong petugas pemerintah.
BMKG juga belajar dari China yang sudah memanfaatkan perbedaan gelombang gempa untuk bisa menyelamatkan diri. Sistem ini juga dibangun oleh Jepang. Diketahui, bahwa ada jeda 10 detik antara gelombang primer dan gelombang sekunder ketika gempa terjadi. Dan di antara 10 detik itulah sistem nuklir dan sistem transportasi dimatikan hingga peringatan ke masyarakat disampaikan di jeda waktu itu.
"Kami sedang dalam proses membangun teknologinya, kami baru belajar ilmunya. InsyaAllah dalam 2 tahun ini bisa terwujud," kata Dwikorita.
Ia memaparkan, tantangan dalam membangun budaya kesiapsiagaan ini adalah masyarakat yang tidak dapat menerima respons dengan baik meski sistem peringatan dini BMKG sudah lumayan cepat.
Riset menemukan masyarakat menerima informasi tidak memahami warna merah, kuning, hijau yang jadi simbol waspada. Banyak nelayan dan nahkoda kapal yang tak paham grafis yang dikirim oleh BMKG.
"Tantangannya, bagaimana dari sisi kultur, peringatan dini ini dipahami, dan mendorong sikap bagaimana mampu menolong diri sendiri dan sekitarnya agar selamat. Yang jelas, bagi kami, setinggi apapun teknologi, kalau dari sisi kultur tak terbangun, tak guna," jelas Dwikorita.
"Terima kasih kepada PDI Perjuangan yang terus menguatkan kultur kesiapsiagaan multi bencana ini," tegasnya.
Kepala BNPP atau lebih dikenal sebagai Basarnas, Marsekal Madya Hendri Alfiandi mengakui bahwa para kader PDIP memang termasuk salah satu yang paling memberikan dukungan atas kerja-kerja penanggulangan bencana. Pihaknya berharap komitmen PDIP ini bisa diikuti oleh kelompok organisasi kemasyarakatan lainnya, tanpa memperhitungkan latar belakang politiknya.
"Terutama kami memang masih sangat membutuhkan support langsung dari potensi SAR yang ada di Indonesia. Kami sangat terbantu dengan Baguna, dan ormas lainnya yang selama ini membantu," kata Hendri.
"Sebetulnya kami secara hati nurani, ingin organisasi lain mengikuti jejak PDI Perjuangan, sehingga mereka bisa memberi kontribusi langsung kepada masyarakat terlepas dari latar belakang politiknya," pungkasnya.
Acara peluncuran ini hadir Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Hasto, beserta jajaran DPP PDIP lainnya. Seperti Djarot Saiful Hidayat, Komarudin Watubun, Ribka Tjiptaning, Sadarestuwati, dan Sukur Nababan. Secara virtual hadir Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, Utut Adianto, Hamka Haq, Rudianto Tjen, Ahmad Basarah, Yanti Sukamdani, dan Yasonna Laoly. Turut hadir Kepala BNPP Marsekal Madya Henri Alfiandi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Plt BMKG Dwikorita Karnawati pernah dipanggil polisi karena sampaikan berita peringatan gempa.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaDaryono mengatakan, gempa besar pada dua megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaKepala BMKG Dwikorita Karnawati menilai saat ini kondisi bumi mengkhawatirkan dan tidak mudah diprediksi.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikannya dalam Pertemuan Bilateral dengan Sekretaris Jenderal WMO PBB Celeste Saulo.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya 'negara hadir', sigap, gesit dalam merespons bencana alam.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaGibran menyoroti dampak perubahan iklim yang memperburuk kerentanan masyarakat, termasuk persoalan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca Selengkapnya