Cerita penari Kabasaran di zaman Belanda bantai tahanan kabur
Merdeka.com - Kesan garang nan sangar akan terlihat jelas bila melihat wajah penari tarian perang Kabasaran di Minahasa, Sulawesi Utara. Mereka adalah para representasi kesatria Minahasa zaman dulu. Ada cerita menarik tentang penari berwajah garang dengan pakaian serba merah dan dengan aksesoris berbau mistis ini.
Dikutip dari situs wikipedia.org, pada zaman penjajahan Belanda dulu, ada peraturan daerah mengenai Kabasaran yang termuat dalam Staatsblad Nomor 104 B tahun 1859 yang menetapkan bahwa pertama, upacara kematian para pemimpin negeri (Hukum Basar, Hukum Kadua, Hukum Tua) dan tokoh masyarakat, mendapat pengawalan Kabasaran. Juga pada perkawinan keluarga pemimpin negeri.
Yang kedua adalah pesta adat, upacara adat penjemputan tamu agung pejabat tinggi Belanda Residen, kontrolir oleh Kabasaran. Kemudian, Kabasaran bertugas sebagai 'Opas' (Polisi desa). Dan peraturan terakhir adalah seorang Kabasaran berdinas menjaga pos jaga untuk keamanan wilayah selama setahun 24 hari.
-
Bagaimana Belanda mengontrol masyarakat Minangkabau? Tanpa diketahui pasti dampak dari pembentukan jabatan oleh pemerintah kolonial, tetapi Tuanku Lareh ini dibentuk untuk mengontrol masyarakat Minangkabau.
-
Kenapa Orang Kalang di Kendal masih mempertahankan tradisi obong-obong? Mereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
-
Siapa yang membentuk organisasi Hansip di masa penjajahan Belanda? Sementara itu, Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dibentuk sejak pemerintahan Hindia Belanda untuk menghadapi serangan dari Jepang sekitar tahun 1939.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Bagaimana cara masyarakat Minahasa melakukan tradisi Malam Bakupas? Sesuai dengan namanya, masyarakat akan gotong royong mengolah rempah-rempah mulai dari mengupas sampai menumbuk lalu menggabungkan seluruhnya. Aktivitas penuh dengan suasana suka cita, setiap orang akan bercengkerama sambil mengupas rempah-rempah.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
Kabasaran yang telah ditetapkan sebagai polisi desa dalam Staatsblad tersebut di atas, akhirnya dengan terpaksa oleh pihak Belanda harus ditiadakan pada tahun 1901 karena saat itu ada 28 orang tawanan yang melarikan diri dari penjara Manado. Untuk menangkap kembali seluruh tawanan yang melarikan diri tersebut, pihak Belanda memerintahkan polisi desa dalam hal ini Kabasaran untuk menangkap para tawanan tersebut.
Penugasan ini berbuah petaka bagi para tawanan. Mereka tidak ditangkap hidup-hidup melainkan semuanya tewas dicincang oleh Kabasaran. Para Kabasaran pada saat itu berada dalam organisasi desa dipimpin Hukum Tua. Tiap negeri atau kampung memiliki sepuluh orang Kabasaran salah satunya adalah pemimpin dari regu tersebut yang disebut 'Pa'impulu'an ne Kabasaran'. Dengan status sebagai pegawai desa, mereka mendapat tunjangan berupa beras, gula putih, dan kain.
Sungguh mengerikan para Kabasaran pada waktu itu. Meski hanya digaji dengan jenis sembilan bahan pokok (sembako) seperti beras, gula putih, dan juga kain, mereka sanggup membantai 28 orang yang seluruhnya tewas dengan luka-luka yang mengerikan.
Tarian ini sebenarnya merupakan tarian sakral dilakukan secara turun temurun oleh generasi penari Kabasaran. Dalam upacara adat Minahasa, Kabasaran adalah prajurit adat yang memiliki otoritas penuh dalam jalannya sebuah upacara adat, mereka dulunya bisa membunuh atau mengusir si jahat yang mengganggu upacara.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca SelengkapnyaSaat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaPenjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaGambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering
Baca SelengkapnyaDahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.
Baca SelengkapnyaPenyerangan di Rawagede ini dicap sebagai bagian dari kejahatan perang.
Baca SelengkapnyaTarian ini terinspirasi dari perilaku para serdadu Belanda ketika berdansa dan sedang mabuk.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaPenamaan "Dreded" konon berasal dari bunyi senapan Belanda yang ditembakan secara membabi buta.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya